#6 jungkook effect

24.2K 2.2K 63
                                    



Aku tahu jungkook lah yang terbaik dalam urusan menyanyi. Bahkan ia juga baik dalam dance, menyetarai jhope hyung dan jimin. Itu membuatku merinding setiap kali ia memperlihatkan kelihaian-kelihaianya itu.


Hari ini tepat 1 bulan kedatangan jungkook. Aku memandangnya sekilas, ia sibuk dengan kertas origami yang ia beli kemaren lusa bersama jimin. Mereka sudah sedikit akrab.

Tapi aku lagi-lagi kembali menatap kuku kelingking kakiku.

"apa jadinya jika aku menjadi seperti dirimu? Kecil tak berarti." ucapku pelan.

"Kau tak akan sepertinya hyung."

suara jungkook tiba-tiba terdengar begitu dekat dengan ku, aku lekas beralih menatap adik kecil ku ini yang sekarang duduk tepat disebelahku.

"Kau benar" ucap ku sambil menatap kuku kelingking kakiku lagi.

"Hyung, lihat ini."

ia memperlihatkan burung origami berwarna merah ditelapak tangannya.

"Bagus, kau ingin membuat 1000 burung kertas? Apa keinginanmu?" tanya ku.

"Sedari kecil aku selalu merencanakan hal semacam itu hyung, aku sangat bergairah. Bahkan membeli kertas origami sebanyak-banyaknya. Tapi aku selalu menyerah dan mengulangnya lagi berkali-kali." ucapnya setengah tersenyum melihat burung kertas itu.

"Kenapa kau ingin membuat mereka?"

"Aku ingin seperti burung hyung, bisa terbang sangat jauh, Jauh melampaui bumi. Tapi sayangnya aku bukan burung, aku hanya seorang jungkook, bocah biasa dari busan."

bukan jungkook, kau anak luar biasa dari busan untuk kami.

"Kau membuatku malu. Kalau kau anak biasa. Bagaimana dengan aku?"

"Hyung, apa kau membenci ku?"

pertanyaan itu membuatku lekas menoleh padanya. Pertanyaan itu tak patut sama sekali keluar dari mulutnya.

"Tidak"

ya, tak pernah sama sekali terbersit dikepalaku untuk membencinya.

"Hyung, jika aku yang menjadi main vocalis, apa pendapatmu hyung?"

Lagi-lagi jungkook memberikan pertanyaan yang membuatku bergetar hebat sekarang.

Aku tak tau harus menjawab apa. Aku tahu jungkook lah yang terbaik, tapi bagaimana denganku?

"Kau yang terbaik. Itu tak masalah untukku." aku mencoba menjawab dengan tenangnya.

"Jangan bohong hyung, aku tahu ambisi seperti apa ini. Aku juga punya ambisi itu. Main vocalis adalah tempat idaman ku. Hyung, mari kita berkompetisi. Ini baru saja dimulai, aku, kau, jimin hyung, dan yang lainnya, kita sama-sama mulai dari nol. Berlatihlah 10 kali lipat dari sebelumnya. Ingat hyung aku bukan yang terbaik. Aku adalah seorang bocah biasa dari Busan yang masih berusaha untuk menjadi yang terbaik. Tapi hyung jadilah lebih baik dari yang terbaik."

setelah jungkook berkata hal yang membuatku terdiam terpaku itu, Ia meninggalkan burung kertas itu dan pergi bergitu saja.

Itu pertama kalinya jungkook bicara seperti orang dewasa kepadaku. Ia membuatku terangkat, aku mengingat lagi 1 tahun belakangan, disaat jimin mulai giat berlatih menyanyi dan juga berlatih untuk jadi main dancer, aku hanya diam dikamar dan selalu mencari waktu luang untuk bermain dan pergi keluar mencari kesenangan.

Disaat pelatih memuji warna suaraku, tapi ia hanya memuji teknik menyanyi nya jimin. Tapi apa yang aku lakukan? Aku tak mempermasalahkan itu dan malah ikut bertepuk tangan untuk jimin. Padahal aku paling sadar, Kompetisi diantara aku dan jimin sangat besar.

Tapi sekarang jungkook datang dan membuat kompetisi ini menjadi lebih kuat lagi. Dan aku? Aku semakin melemah dan menyerah.

Jungkook benar, Aku dia dan hyung-hyungku yang lain sama, sama-sama masih berusaha untuk menjadi yang terbaik.

Semua baru saja dimulai..

-

-

Setelah percakapan singkat itu. Aku sadar, dorm kami semakin hari semakin terasa sepi, semua orang sama. Ternyata tidak hanya aku yang merasa jika semua harus berubah, tapi jimin dan hyung-hyungku yang lain juga tampak seperti itu.

Jungkook membuktikan kata-katanya. Ia baru saja memulai kompetisi itu. Ia benar-benar giat. Tak ada hari tanpa latihan. Ia memasuki semua ruangan latihan. Ia mulai sangat dekat dengan suga hyung, mereka mulai sering bercengkrama tentang jenis musik dan lagu, jungkook mulai terobsesi untuk membuat sebuah lagu.

Jungkook, jimin dan jhope hyung mulai berlatih dance bersama. Mereka benar-benar terlihat seperti 3 dancer utama dalam sebuah group.

Sekarang benar-benar berubah, bahkan aku tak lagi bertemu dengan hyung-hyungku dikamar pada sore hari sepulang sekolah. Mereka hanya beristirahat pada malam hari. Apa yang telah ditularkan jungkook Semenjak saat itu membuat Semua orang seakan sama denganku, semangat mulai naik menggebu-gebu.

Dan yang paling membuatku tercengang, siang itu jungkook tidur di pundak nya jin hyung diruang latihan dance. Mereka tersandar kecermin.

"Apa yang membuat mereka dekat? Bukannya jin hyung membenci jungkook?" tanya jimin kepadaku.

Ya, jimin tak tau apa usaha jungkook mendekatkan diri pada jin hyung. Jimin hanya tau bagaimana caranya untuk dia bisa mendekati jungkook. Itu saja.

Dipagi itu...

Rapmon hyung pagi-pagi sekali harus pergi kekantor Bang PD-nim, katanya ada urusan yang sangat penting. Jadi dia harus memabangunkan jungkook terlebih dahulu.

Itu pertama kalinya jungkook bangun sangat pagi. Sedangkan aku si-yang-nomor-dua-bangun terduduk didepan tivi dalam keadaan kantuk yang amat dalam.

Jungkook berjalan kaluar dari kamar mandi setelah mencuci mukanya. Dan berjalan pelan kearah dapur dimana jin hyung sedang memasak. Disaat itulah terjadi keanehan, aku mengawasi mereka dan berusaha mendengar percakapan yang akan terjadi.

Jungkook berada tepat dibalik punggung jin hyung, mereka hanya berjarak 30cm. Herannya, kemana saja jin hyung melangkah jungkook selalu mengikutinya, aku tahu betapa susah jin hyung untuk tidak menghiraukannya saat itu.

"hyaaa apa yang kau lakukan dibelakang ku?" tanya jin hyung dengan posisi masih memunggungi jungkook. Ingin sekali aku menarik tangan jungkook dan menjauh dari kekesalan jin hyung saat itu.

"Hyung bagaimana cara mendapatkan ini?" tanya jungkook.

Aku melihat jungkook yang menunjuk pundak jin hyung. Tapi aku masih belum mengerti apa maksudnya.

"Apa ? Mendapatkan apa?"

"Ini hyung"

"Kenapa kau menunjuk pundak ku?" tanya jin hyung saat ia berbalik dan melihat telunjuk jungkook yang mengarah pada pundaknya.

"Hyung, bahumu lebar hyung, bagaimana caranya? Aku sangat iri." ucap jungkook polos.

"Apa?" jin hyung tak dapat berkata-kata. Dan aku ingin sekali tertawa.

"Hyung, wajahmu tampan ya. Dan bahu mu lebar, hyung kasih tahu aku caranya."

Beberapa saat...

Jin hyung kembali memunggungi jungkook lagi.

Namun...

"Kau ingin tips dari ku?" tanya jin hyung berbalik menoleh kearah jungkook.

"Nde"


Lanjut ya ;)

Our Jungkook (bts fanfiction)Where stories live. Discover now