Part 11

882 46 10
                                    

Jungkook terbangun dari tidurnya, bocah itu masih terpejam meskipun setengah badannya sudah terduduk sempurna diranjang yang tak terlalu besar. Lengannya meraba sisi kanan dan kiri ranjangnya, mencari benda pipih persegi. Setelah dia temukan, menekan beberapa tombol pada benda itu, wajahnya tampak datar, pias, tanpa ekspresi dengan senyum asimetris. Bocah itu turun dari ranjang, dia nampak menggenakan kaos putih tipis dengan celana pendek berwarna gelap. Berjalan dengan gontai memasuki kamar mandi.
Kini Jungkook tampak lebih segar keluar dari pintu berwana abu dengan jas panjang selutut dipadu celana jins biru dongker, Mendongak menikmati pagi yang akan dilaluinya. Jungkook melangkah melewati jalan Arny Janos Utca di Budapest yang terkenal akan deretan toko yang menjual berbagai macam pakaian disetiap etalase. Langkah kakinya terhenti, Dia tertegun melihat gadis kecil yang menarik lengan seorang wanita yang menurut Jungkook itu ibu dari sang gadis kecil, sambil merengek, sepertinya gadis itu menginginkan sesuatu. Dalam hitungan detik, ketika sang ibu gadis itu mengangguk, gadis kecil itu berjingkrak girang, kakinya melopat girang, menengadah pada ibunya dengan tatapan sayang. Hingga sepasang ibu dan anak tersebut hilang dari pandangan bocah yang sedari tadi menatapnya. Jungkook berjalan lagi.
Kakinya mengantarkanya sampai di Heroes Sequre, salah satu tempat bersejarah di Negara ini. Berjalan menyusuri menikmati sore dengan jalanan yang mulai ramai oleh pejalan kaki yang sedang melihat-lihat, atau sekedar menikmati waktu sore mereka dengan orang terkasih. Kembali Jungkook melihat dua orang pria berbeda usia, saling bergandeng tangan. Si pria yang lebih muda menatap si pria paruh baya dengan tatapan kasih. Sekelebat bayangan terputar kembali berputar dalam memorynya.
Paginya selalu berawal dari seperti biasa. Sunyi. Bayangan wanita paruh baya menyiapkan sarapannya kini sudah tak ada. Gurauan sayang yang selalu dilakukan sang ayah setiap harinya, kini sudah berganti menjadi televisi yang menyala tanpa ada yang menontonnya. Harinya sepi, tanpa Ayah dan juga Ibunya.
Mom, let's be happy
Let's not be hurt, not be hurt
Let's be happy, let's be happy
Let's not be hurt yeah, yeah

(♪Working_Jungkook)

"Cut!!!.." teriak seseorang dibalik kamera besar yang dia pegang.
"Ambil moment fotonya. Setelah itu kita ke lokasi selanjutnya" perintah sang sutradara.

***
Suasana pagi dikota Budapest, Hungaria sangat damai dan nyaman jika dimasukkan dalam list liburan anda. Apalagi danau buatannya yang terkenal cukup nyaman, dengan beberapa cafe atau tempat makan dengan suguhan pemandangan tepi danau. Sungguh sangat indah bukan?.
Dari kejauhan tampak seorang pria dengan kemeja biru dipadu celana jinsnya tampak sedang mengamati seorang wanita yang tengah duduk bersantai disalah satu cafe tepi danau. wanita Itu sendiri sedang asyik dengan benda pipih yang sedari tadi dimainkannya, hingga tak sadar tengah diperhatikan seorang pria dari jauh. Pria tadi mendekat, dia mengulum senyum, ada gurat bahagia disana yang terpancar dari sorot matanya.
Kyuhyun duduk tepat didepan wanita yang masih sibuk dengan tab nya. Mengutak-atik benda pipih itu hingga tak sadar ada kyuhyun disana. Lama tak dihiraukan, dengan cueknya pria itu duduk didepan kursi kosong depan wanita tersebut. Selang beberapa menit tangan si wanita meraba meja sampingnya, menggapai snack stik coklat tanpa mengalihkan pandangan dari tabnya. Satu kali dua kali wanita itu terus melakukan kegiatan tersebut, sepertinya sedang asik sekali dan tiba-tiba saja ide jail muncul di otak kyuhyun.
Kening Naera berkerut, sudah ketiga kali stik coklat yang dia makan menjadi kecil dan satu kali makan. Bukannya tadi dirinya harus membagi stiknya dalam tiga kali masukan, baru akan habis. Naera mendongakan kepalanya ingin melihat kardus kecil yang membungkus snack stik coklatnya, tapi alih melihat, matanya terpaku pada sosok pria tampan didepannya. Pria itu menopang dagunya, mengamati Naera dengan senyum jahilnya.
"Sejak kapan kau disini" Mata Naera membola kaget. Kyuhyun meringis memamerkan sederetan giginya, sambil bertopang dagu. Mengaggumi sosok wanita didepannya.
"Sudah satu jam yang lalu" Bahu pria itu mengedik acuh. masih memperhatikan Naera.
Ditatap seintens itu pipi Naera bersemu merah, dia memalingkan wajahnya agar kyuhyun tak dapat melihat mukanya yang memerah. Kembali dia mengambil stik coklat untuk mengalihkan perhatian pria itu. Tapi alih-alih ingin memakannya, dan memasukkan pada mulutnya, pergelangan Naera dicekal oleh kyuhyun, malah dengan cueknya kyuhyun memakan stik coklatnya hingga tinggal separohnya.
"Yak!" Pekik Naera tak terima.
"Apa dari tadi kau juga yang memakannya?" Lagi-lagi kyuhyun mengangguk, mata kagumnya tak akan ia lepaskan dari wanita itu.
"Ish-" Wanita itu memukul lengan kyuhyun jengah. Naera risih melihat kyuhyun dengan tatapan memujanya.
"Ahahah..." akhirnya kyuhyun tertawa, terkikik lebih tepatnya. Melihat muka kesal gadis Wanita yang telah mencuri hatinya.
Naera memutar bola matanya. "Tidak luchu"
"Siapa yang bilang luchu?" Jawab kyuhyun tak mau kalah.
"Kau" tuduh Naera.
"Tidak" kyuhyun menggeleng.
"Kau tadi tertawa kyu-" tukas Naera tak mau kalah.
"Aku hanya tertawa melihat dirimu baru menyadari aku yang memakan stik coklatmu. Apa yang menarik dari benda itu" kyuhyun menunjuk tab Naera dengan gaya congkaknya.
"Apakah selalu seperti ini?"
"Apannya?" Tanya Naera masih tidak mengerti arah pembicaraan pria itu.
"Maksudku apa kau selalu seperti ini, mengabaikan orang-orang disekitarmu?"
Naera tersenyum sinis, dengan sorot mata sayu. "Sepertinya seperti itu, selama ini duniaku hanya kerja dan Jungkook" akunya.
"Sepertinya kau begitu menyayanginya" wanita itu mengangguk mantap. Apa kau juga masih menyayangi ayahnya juga? Batin kyuhyun meringis miris.
Wanita itu menampik tangan kyuhyun yang sudah akan mengambil stik coklat miliknya, matanya melotot marah, sementara kyuhyun memasang cengiran kudanya.
"Kau pelit sekali" rajuknya.
"Ish- kau sudah memakan sebagian kuenya tanpa seijinku" wanita itu mengingatkan.
"Berikan sisanya ini untukku" tunjuk kyuhyun pada stik coklat yang hampir habis. "Nanti aku akan membelikannya untukmu"
"Tidak"
"Oh- tuhan, kenapa wanita ini pelit sekali" kyuhyun mengacak rambutnya frustasi.
"Kau terlihat seperti anak kecil" ucap Naera mencibir.
"Maksudmu?"
"Tidak, lupakan" bahu Naera mengedik, meringis sesat dan kembali pada ekspresi datarnya.
"Hei- maksudmu apa?" Tanya kyuhyun masih tidak terima, pria itu mengguncang tubuh mungil didepannya yang mengacuhkannya, kembali berkutat pada benda pipih miliknya.
"Ya...ya... apa-apa.an ini paman? Kenapa kau berlaku kasar pada eommaku?" Kedua orang tadi mendongak menatap si pemilik suara. Siapa lagi kalau bukan putra dari wanita stik coklat.
Jungkook memicingkan matanya, mendapati kyuhyun masih memegang lengan ibunya tapi setelah itu buru-buru melepasnya.
Kyuhyun yang sempat berdiri karena perdebatan tadi, kini duduk kembali. "Tidak, kami hanya saling ngobrol" tukas kyuhyun cepat.
"Oh- kenapa harus ada kontak fisik juga? Sejak kapan ada peraturan seperti itu?" Sindir Jungkook tak mau kalah. Kini bocah itu menatap Tajam ibunya yang masih terdiam.
Kyuhyun mencubit siku Naera agar wanita itu mau membelanya dari tuduhan putranya. Wanita itu melihat sekilas karena rasa sakit disikunya, memutar bola matanya malas. "Ah tidak, kami hanya sedang bercanda tadi kookie" . Naera memaksakan senyumnya.
Awalnya bocah lelaki itu masih tidak percaya, tapi ya sudalah. Jungkook mengangguk kecil. "Apa kau sudah selesai syutingnya?. Ibu menunggu mu disini dari tadi?" Tanya Naera pada putranya.
Bocah itu menggrutu sesasaat. sebelum akhirnya menjawab pertanyaan ibunya. "Ya, orang dilokasi memberitahuku kau ada disini eomma"
Ini Hari ke dua Jungkook dan Naera di Hungaria, tepatnya Di Budapest. Lokasi pengambilan gambar yang akan dibuat music video album solo Jungkook tak jauh dari pusat kota Budapest. Kota yang masih menyugukan keaslian bangunan jaman dulu ini akan dieksplore di mv Jungkook.
"Lalu bagaimana? Apa akan dilanjutkan sampai sore nanti?" Tanya wanita itu lagi, dia melihat sekilas jam tangan kecilnya. Menatap kembali sang putra dengan senyum maklum ketika mendengar anaknya menggrutu karena pengambilan gambar yang tak sesuai sutradara, dan karena itu Jungkook harus mengulangnya beberapa kali adegan yang sama. Sesekali Naera mengusap lengan anaknya menenangkan.
Kyuhyun melihat interaksi ibu dan anak itu tersenyum. Naera wanita yang baik, buktinya sang putra sangat hormat dan sangat melindunginya. Siapa pria yang beruntung yang dimiliki gadis ini sebelumnya, bukankah Jungkook pernah mengatakan dia tak pernah memiliki ayah?. Apakah dulu wanita ini pernah bertemu pria brengsek yang tidak bertanggung jawab pada dirinya?. Mungkin ia harus mencari tahu akan hal itu. Bukankah ia sudah diberi kesempatan kedua oleh takdir.
Pria yang sudah bisa dikatakan paruh baya, yang duduk sendiri dikursi yang bersebrangan dengan pasangan ibu dan anakwanita itu, yang sukses mengabaikan keberadaanya berdehem. Otomatis kedua orang yang masih asik berbincang tadi menoleh ke arah Kyuhyun.
"Apa?!" Jungkook melotot.
Kyuhyun mencibik. "Ini sudah lewat dari jam istirahatmu" ucap kyuhyun mengingatkan. Pria itu mengikis lengan bajunya, hingga tampak jam tangan miliknya.
Jungkook melihat layar pipih yang dipegangnya sedari tadi. Melihat jam digital dilayar handphonenya. Ah- ternyata memang waktu istirahatnya sudah habis. Dia harus segera kembali.
"Huft- sepertinya begitu" Bocah itu bangkit dari duduknya, menghela nafas malas. "Aku pergi dulu Mom". Naera mengangguk.
"Makan bekal yang tadi eomma titipkan pada assistenmu. Sepertinya masih ada. Karena eomma membuat banyak tadi. Kalau kau butuh sesuatu cepat hubungi eomma". Bocah itu menggerakkan kepalanya sebagi pertanda setuju. Sebelum akhirnya melangkah meninggalkan keduanya.
"Hei bocah, Apa aku boleh mengajak eomma mu?" Tanya kyuhyun sedikit mengeraskan suaranya, bertanya pada jungkook yang masih belum jauh dari mereka.
Awalnya jungkook berbalik sambil memutar matanya, sebelum akhirnya mengangguk kecil dan kali ini benar-benar meninggalkan keduanya.
Kyuhyun tersenyum sumringah, menatap wanita dihadapanya yang tengah menautkan kedua alisnya, dengan mulut yang sedikit menganga.
"Kau gila!" Dengusnya.

Just One DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang