part 6

701 37 2
                                    


Hai hai
Sebernya pingin nyelesai.in DTD dulu. Tapi kalau lihat viewrsnya banyak yang lihat disini, jadilah saya bingung. Pingin gak kepentok sama cerita fiction fan sebenarnya. Tapi kayaknya belum bisa. Di doakan aja bisa nulis semuanya diantara jadwal kerja.

Ditunggu VOTE dan COMENT nya guysss



****

Naera berjalan dilorong hotel yang akan menuju kamarnya, kebetulan asistennya hyorin masih berbinjang dengan takizawa dilantai dasar. Naera sendiri lebih memilih beristirahat dikamar hotel dari pada ikut jamuan makan siang dari takizawa dan tentu ada kyuhyun di dalam jamuan tersebut. Derap sepatu hak tingginya menggema disepanjang lorong, tapi tiba-tiba saja tubuhnya ditarik paksa oleh seseorang, dihempaskan ketembok beton, mulutnya dibungkam paksa oleh tangan lebar yang diyakini naera itu adalah tangan seorang pria. Gadis itu memejamkan matanya rapat, takut akan sosok pria misterius yang sekarng menghimpitnya ke tembok. Oh tuhan! Apa yang akan dilakukan pria ini padanya?. Lindungi dirinya, lindungi anaknya jikalau terjadi sesuatu terhadap dirinya sebentar lagi.
Hembusan nafas panas menerpa wajah naera, Dahinya semakin berkerut mengingat aroma wewangian yang dipakai pria teraebut, tapi matanya tetap memejam rapat.
"Hanya satu hari, beri aku satu hari untuk mengingat masa itu" kyuhyun menempelkan dahinya dengan dahi naera, menekannya pelan, menahan rasa yang tak kyuhyun mengerti.
"Kyu- " pekik naera tertahan, telunjuk kyuhyun menekan bibir ranum gadis itu supaya diam.
"Beri aku, paling tidak satu hari ini. Anggap saja ini hadiah pernikahan yang akan aku jalani"
"Kau gila" naera mendorong tubuh kyuhyun yang agak sedikit lengah, gadis itu setengah berlari terbirit menuju kamar hotelnya. Diotaknya sekarang hanya melarikan diri dari pria mesum yang hanya bisa menyakiti dirinya itu.

Sudah hampir setengah jam kyuhyun dan takizawa bercakap sambil menikmati makan siang mereka di resto hotel tersebut, tentu waktu setengah jam lebih dari cukup untuk menghabiskan steak yang mereka makan.
"Omong-omong sepertinya Naera dan assistennya kenapa belum datang" takizawa mengelap mulutnya dengan saputangan yang makan, lalu melihat jam tangannya sekedar memastikan.
Kyuhyun hanya diam menanggapi ucapan takizawa, benaknya berkecamuk akan tindakannya beberapa jam yang lalu.
Kedua pria itu menoleh bersamaan ketika derap langkah kaki mendekat kearah mereka. Tapi sepertinya kyuhyun harus menelan rasa kecewa, gadis yang mendekat bukan Naera melaikan assistennya.
"Oh maaf, aku terlambat. Naera sedang tak enak badan jadi hanya aku yang kesini" ucap hyorin menyesal.
"Oh tak apa, ayo duduk. Kau mau pesan apa?" Takizawa berdiri sekilas mempersilahkan gadis itu duduk.
Lagi, kyuhyun merasakan perasaan yang aneh. Bahkan dia mengenal Naera tidak begitu lama, waktu itu dia hanya kasihan pada gadis yang hidup sebatang kara dalam perantauan. Dia mempunyai tunangan, hyemi yang jauh lebih muda, lebih cantik daripada Naera. Tapi kenapa hati dan fikirannya selalu berlabuh pada Naera. Kenapa?.
Kyuhyun tersentak dari lamunannya, ternyata sedari tadi handphonenya menjerit minta diangkat. Pria itu mengangguk kecil pada dua orang yang sejak tadi di abaikannya, menjauh untuk menjawab teleponnya.


sejak 15 menit yang lalu Kyuhyun memandang pintu kayu putih dihadapannya, ragu untuk mengetuknya. Setelah mengangkat telepon tadi dia punya alasan untuk kabur dari rencana jalan sore dengan takizwa, tentu dia menyanggupi tadi hanya untuk Naera. Tapi sepertinya gadis itu menolak mentah ajakannya. Dan mengapa dia disini, didepan pintu kamar hotel gadis tersebut. Hei bung! Kau sudah ditolak.
Akhirnya pria itu mengetuk pintu kamar Naera dengan sangat pelan seakan nyalinya ciut. Kyuhyun agak sedikit trkejut mendapati pintu dihadpannya terbuka. Tak ada orang yang membukakan pintu untuk nya lalu siapa?, dam detik berikutnya mata kyuhyun menangkap sesuatu pada bawah pintu, sebuah pensil untuk mengganjal pintu. Seakan mendapat sinyal aneh dia menerobos masuk, dan benar saja dia mendapati Naera yang menggenakan jubah mandi putih sedang duduk membelakanginya.

Kyuhyun's
Aku mendekatinya perlahan. Gadis itu sedang mencoba berdiri dari duduknya, tapi berkali gagal. Tangan kirinya memegang gelas berkaki tinggi dengan bekas merah pada gelas tersebut. Sudah bisa dipastikan gadis ini mabuk.
"Oo..kyu- kau sedang apa disini" racaunya. Aku berdiri dihadapannya dengan muka miris melihat Naera dengan muka bengkak karena terlalu bnyak minum.
Gadis ini meracau berkali-kali dengan ucapan yang tak ku mengerti. Tentang penderitaannya selama ini, tentang perjuangannya dan masih banyak lagi, hingga tubuhnya ssedikit limbung dan akhirnya tumbang.
Secara reflek aku memegangi tubuh naera, menidurkannya pelan dikasur empuk berseprai putih. Gadis ini tak meracau lagi, matanya terpejam rapat dengan alis yang tertaut. Aku mengusap kepalanya agar dia rileks dan tertidur.
"Oppa..."
"Oo?" Secara reflek aku menjawab ucapan gadis ini. Tapi ternyata Naera mengigau. Aku mwngusap kepalanya lagi dengan sedikit berjongkok disamping tempat tudurnya.
Setelah cukup lama, aku meraih ponsel miliknya yang sedari tadi menjerit. Membuka satu persatu pesan yang dikirim.sang assisten. Dalam pesan tersebut aku mengetahui Naera benar-benar mabuk hingga hyorin menaruh pinsil dibawah pintu sekedar antisipasi jika sesuatu terjadi dan aku cukup tahu kecemasan assistenya itu ketika pintunya agak sedikit digedor. Untuk menenangkan hyorin aku membalas smsnya tentu saja dengan hp Naera.
Aku memandang sekali lagi gadis ini. Dia masih sama seperti dulu, dia begitu rapuh dalam sosok seorang ibu yang harus tegar. Apa dia sering melakukan ini. Apa dia sangat rindu akan suaminya, hingga racaunya terlalu pedih untuk sekedar mengatakan 'oppa'.

Just One DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang