part 8

888 40 3
                                    

"Apa kabar?" Suara kyuhyun seakan tak terdengar, bersatu dengan angin pantai yang keras berhembus menerpa dirinya.
Pria itu memasukkan kedua tangan kesaku celana, sekedar mengatur suhu tubuhnya yang sudah mulai dingin karena angin malam.
"Baik, ya beginilah diriku. Kau sudah mengetahuinya beberapa bulan lalu" jawab naera dengan pikiran yang masih kosong.
Keduanya kembali terdiam cukup lama. Hanyut dalam pikirannya masing-masing, ah tidak, hanya gadis dengan setelah dress kuning itu saja, sementara si pria tengah hanyut memperhatikan laut hitam didapanya sambil sesekali melirik wanita yang dulu sempat menduduki hatinya.
"Terima kasih, kau mau meluangkan waktu mu untukku. Ku kira kau akan menolak lagi" ucapnya dengan senyuman masam.
"Kau masih sama oppa, kau tahu aku tak suka bercanda." Bahkan disaat keduanya berbicara serius kyuhyun masih sempat bergurau. Hei ingat kami sudah tua.
Kyuhyun tertawa, dan berdeham ketika Naera semakin menedelik marah. "Oke, ya kita bisa dikatakan tua, tapi adakah undang-undang yang melarang orang tua bercanda?"
"Tidak penting" cibir gadis itu.
"Kalau sudah tidak ada yang perlu dibicarakan sebaiknya kita kembali ke kamar masing-masing" tekan gadis itu.
Naera sudah akan melangkahkan kakinya, ketika sebuah tangan besar membalik posisinya hingga dada bidang kyuhyun menempel erat pada punggung Naera.
Jantung gadis itu berderap hebat, kyuhyun memeluknya dari belakang secara tiba-tiba. Apa maksud lelaki ini?. Kau tidak boleh mengharapkan pria ini Naera, dia pria yang bahkan lusa sudah berubah status menjadi suami orang.
Naera menerima tawaran kyuhyun untuk berbicara bukan untuk berteman. Bahkan ini pertama kali dan terakhir mungkin gadis itu berbicara, mengingat hubungannya dlu dengan kyuhyun sangat singkat.
Ini tidak boleh, gadis itu mulai menggeliat resah, sungguh ia ingin melepaskan pelukan yang sangat nyaman ini, dan juga pelukan dosa. Hei dia calon suami orang.
"Berhenti berontak J" cuap kyuhyun tegas. Gadis itu menurut seakan terhipnotis akan ucapan lelaki yang mendekapnya sekarang.
Dagu yang semula berada dipuncak kepala gadis itu kini mulai turun. Berpindah kecuruk leher Naera. Hembusan napas panas mulai berhembus dileher jenjangnya, menciptakan bejuta kupu-kupu diperut gadis itu. Oh tuhan ini salah, ini harus segera dihentikan.
"Aku mencintaimu, aku akan segera menikah. Akan ku coba mencintainya"
DEG-
Pria ini mengungkapkan perasaannya, perasaan cinta yang sejak dulu ia simpan. Sampai sekarang.
Kyuhyun mulai melepas pelukannya, yang membuat hati gadis itu kecewa.
"Anggap saja itu salam pembuka sekaligus penutup selama kita saling mengenal" ucapnya dengan senyuman masam.
"Ini sudah terlampau malam, sebaiknya kitakembali kekamar masing-masing"
Pria itu melangkah meninggalkan Naera dengan pikiran yang masih berkecamuk. Sebulir air mata mengalir mulus tanpa ia sadari.

Jeon Naera's
Bahkan ia masih tega memporak porandakan hatiku disaat lama tak tersentuh oleh seorang priapun. Aku lupa kalau dia ayahmu nak. Seorang pria yang baru aku sadar menempati posisinya dihatiku tetapi selalu aku sangkal. Pria yang selalu aku takuti selama ini ternyata juga memiliki secuil perasaanya untuk ku. Pria yang beberapa waktu lalu menyatakan perasaanya, sekaligus mematahkan hatiku. Karna dia sekarang sudah harus dimiliki oleh wanita lain.

Kyuhyun's
Ini bukan akhir yang aku mau. Ini bukan diriku, kyuhyun seorang pria yang selalu mendapat apa yang ia mau kini tunduk dengan segala aturan yang berlandas pada pikiranya.
Aku tahu, aku sudah tua. Pria seumuranku sudah seharusnya menikah. Itu yang menjadi alasanku beberapa tahun ini. Tapi mengapa disaat aku sudah ingin membina hubungan yang serius gadis itu muncul. Gadis yang tanpa sadar berdiri diruang hati yang terdalam. Gadis yang kembali dengan secuil ketidak sempurnaanya, yang tak sesempurna dulu. Tapi cukup membuatku goyah hingga ingin membatalkan pernikahan ini.
Aku masih mencintai gadis itu, Jeon Naera. Tapi kali ini sudah waktunya aku mengalah, sudah saatnya keegoisanku kutekan, demi eomma, demi gadia yang selama ini mau tetap disampingku meskipun persaanku tak untuk dirinya, minji calon istriku.

Just One DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang