HA - #6

12.5K 966 18
                                    

Hari ini hari libur. Prilly libur sekolah, Ali libur kuliah tapi Ali tak libur kerja. Ali sudah selesai mengerjakan tugas-tugasnya semua. Ali menghampiri Prilly yang sedang asik duduk termangu di kursi santai.

"Prill, lo kenapa?"

"Li, nggak kok nggak apa-apa."

"Jangan bohong, gue perhatiin dari tadi ngelamun aja biasanya kan lo ada aja yang di omongin. Cerita donk sama gue." Ali mengambil duduk di sisi kanan Prilly.

Prilly hanya diam dan mamandang lurus ke depan, perasaannya sedang tak enak.

"Gue ngerasa sendiri dengan rumah sebesar ini gue ngerasa kurcaci tinggal di rumah raksasa, ini terlalu besar. Gue kangen keluarga gue dulu. Sekarang orang tua gue terlalu sibuk dengan bisnisnya walaupun terkadan mereka sering ngabarin gue, dan ade gue dia selalu hilang kalau orang tua gue pergi. Gue merasa kesepian Li." Prilly tertunduk menatap lantai yang rasanya jauh lebih menarik dari apa pun.

"Sebelum lo dateng cuma Vigo satu-satunya kawan gue di rumah. Dia selalu cerita seperti apa di luaran sana, walaupun kita sering berantem, dia tetap sahabat gue yang baik, cuma sayangnya kita berbeda alam. Gue kangen keluarga gue Li" Prilly tertunduk tanpa terasa butiran bening luluh dari matanya.

Ali membawa Prilly ke dalam pelukannya, mengusap rambutnya, dan berusaha menenangkannya.

"Gue tahu gue nggak bisa gantiin keluarga lo, tapi gue akan berusaha buat lo bahagia, gue nggak akan buat lo merasa sendiri lagi Prill, gue akan temenin lo." Ucap Ali yakin dengan masih menenangkan Prilly dalam dekapannya.

Prilly menghapus air matanya dengan sebelah tangannya. Prilly yang biasanya ceria dan rame, baru kali ini dia terlihat rapuh karena orang tuanya.

Ali membantu Prilly menegakkan lagi duduknya itu.
"Maaf gue nggak bermakaud lancang peluk-peluk majikan sendiri." Ali tak enak hati pada Prilly.

"Jangan anggap gue majikan lo Li, anggap gue temen atau mungkin adik lo." Ali mengangguk mendengarkannya.

"Udah jangan nangis lagi, kita jalan-jalan yuk."

"Ayo.." Prilly sudah kembali bersemangat.

"Hhmmm...kaya nya lo mesti mandi terus ganti baju dulu deh, nggak mungkin kan lo pake baju yang kaya gini." Prilly melihat penampilannya sendiri yang masih mengenakan celana pendek dan kaos yang kebesaran di badannya.

"Yaudah gue mandi dulu ya, tungguin gue." Prilly berlari ke kamarnya. 15 menit akhirnya Prilly ke luar dari kamar mandi.

"Mau kemana lo, tumben hari libur tanggal merah gini udah mandi aja."

"Hhhaaaaaaaa." Prilly tak lihat ada Vigo disana, untung Prilly tidak melepas handuk yang melilit tubuhnya itu.

"Eh kampret, ngapain sih lo disini bikin jantungan gue aja." Umpat Prilly.

"Duh sakit kuping gue ini. Lagian gue kan emang udah biasa di sini."

"Keluar sana gue mau ganti baju nih."

"Nggak mau, lo bilang dulu mau kemana." Vigo tetap kekeh di tempatnya, tak ada niat sedikit pun pergi dari sana.

"Gue mau pergi sama Ali, puas lo."

Vigo sejenak terdiam. Prilly yang akhir minggunya di habiskan di rumah bercanda dan berbincang bersamanya, kali ini memilih pergi dengan Ali, orang baru yang baru beberapa hari ini hadir di rumah Prilly.

Vigo sudah menolak ajakan Maura pergi demi menemani Prilly di rumah. Tapi kali ini Prilly lebih memilih pergi dari pada menemaninya di rumah.

"Oh, mau pergi sama Ali. Ya sudah hati-hati di jalan, jangan pulang malam."

Home AloneWhere stories live. Discover now