HA - #5

13.4K 1K 36
                                    

Sesuai janji Ali membuatkan spageti pesanan Prilly dengan porsi double. Ali baru kali ini lihat ada perempuan makan sebanyak ini. 15 menit spageti ala cheff Ali selesai. Aromanya bikin perut lapar seketika.

Ali membawa 2 porsi spageti ke ruang depan. Prilly sedang mengerjakam tugas-tugas sekolahnya disana. Prilly sibuk dengan buku-buku yang betebaran di atas meja. Entah mana yang di pelajari olehnya lebih dulu.

"Prill nih spageti pesenan lo porsi double udah jadi. Makan dulu ya." Ali meletakan piring milik Prilly di atas sofa karena mejamya sudah penuh dengan buku-buku miliknya.

"Makan dulu nanti keburu dingin nggak enak." Tawar Ali.

"Iya bentar lagi tanggung nih." Jawabnya dengan mata dan tangan yang masih fokus ke bukunya.

Ali tak ingin mengganggu Prilly. Akhirnya dia menyantap spageti miliknya sendiri dan menonton tv. Sekali-kali Ali melirik ke arah Prilly yang masih fokus belajar.

15 menit berlalu dan Prilly belum juga menyentuh makanannya itu. Ali kali ini terlihat tak sabar.

"Prill, makan dulu udah dingin ini."

"Nanti dulu Li lagi tanggung nih."

"Yaudah aku suapin aja ya." Ali mengambil piring Prilly yang masih utuh dengan isinya. Menggulung mie dan menyuapinya ke mulut Prilly.

"Nih buka mulutnya. Aaaa." Gulungan mie di garpu sudah ada di depan mulut Prilly.

"Ali ah, nanti aja gue makan sendiri." Prilly memundurkan kepalanya untuk menolak.

"Udah tinggal a aja juga, tar ini spagetinya nggak enak udah dingin." Dengan terpaksa Prilly membuka mulutnya lebar. Mengunyah dan menikmati rasa pedas yang nikmat.

"Enak juga Li, lo jago juga masak ya." Puji Prilly.

"Ini keahlian lain anak kost, terpaksa harus bisa masak biar nggak jajan di luar terus. Ini buka lagi mulutnya." Ali kembali menyuapkan segulung spageti di tangannya.

Prilly menikmati tiap suapan yang di lakukan Ali padanya, sambil Prilly melanjutkan mengerjakan tugas sekolahnya. Ali serius memperhatikan Prilly dalam diam, yang awalnya mengagumi mulai ada rasa yang aneh dan bergetar di hatinya. Ali baru beberapa hari mengenal Prilly, tapi rasa itu muncul dengan sendirinya tanpa di minta.

Ali pergi ke dapur membawa piring-piring kotor itu, sebenarnya Ali mencoba menepis rasa yang ada dan mulai tumbuh di hatinya. Ali sadar diri dia hanya bekerja saja tak lebih dari itu.

"Lo ngapain ngelihatin gue aja?" Prilly sadar ada sesosok yang memperhatikannya dari sisi kanannya.

"Lo kaya bocah makan aja pake di suapin, mang nggak bisa makan sendiri apa?"

Prilly kembali membuka mulutnya menerima suapan berikutnya. "Sirik aja lo, bilang aja lo ngiri kan sama gue nggak bisa makan enak. Makanya jangan mau buru-buru jadi hantu."

"Gue juga nggak mau Prill jadi hantu. Gue begini juga karena kebodohan gue. Coba dulu gue pinter, nggak akam gue di sini sama lo."

"Jadi lo nyesel ada di sini?"

"Sedikit sih Prill."

"Yaudah sana pergi ngapain lo masih disini."

"Yah masa lo malah ngusir gue sih, bukannya nahan gue biar tetep disini. Gue kan tadi cuma becanda aja."

"Udah deh sana, gue mu ngerjain tugas lagi."

"Yaudah gue nggak mu ganggu lo dulu." Vigo pergi meninggalkan Prilly, terbang melayang dan duduk menyendiri di taman depan rumah Prilly.

Home AloneWhere stories live. Discover now