Chapter 1

281K 14.3K 367
                                    

Tes ombak nihh...

Kalau vote-nya rame lanjut ke next chapter yaa.

Enjoy!

Seperti ada benang tak kasat mata yang selalu menghubungkan Keira dan Alvaro serta segala hal yang berkaitan dengan cowok itu. Sejak kejadian di dermaga waktu itu, Keira merasa kalau Alvaro semakin sering muncul di hadapannya.

Pagi ini Keira memasuki sekolah dengan pikiran kemana-mana. Kalimat yang diucapkan Alvaro terakhir kali terus berputar-putar di kepalanya.

Lo sial, Keira Adeeva Pranata.

Keira tidak menyangka kalau Alvaro mengetahui namanya, bahkan nama lengkapnya. Mereka memang berada ditingkat yang sama, tapi Keira merasa ia bukan lah gadis popular yang perlu diketahui dan diingat. Lalu apa maksudnya Keira sial? Memikirkan itu membuat kepalanya pusing. Keira memang tidak membenci ataupun menyukai Alvaro, ia juga tidak takut padanya, hanya saja ia perlu bersikap waspada apabila dekat dengan cowok itu, begitu juga teman-temannya.


***


Keira sedang berjalan seorang diri di koridor menuju kantin. Anna akan menyusulnya nanti, temannya itu sedang ada urusan di ruang guru. "Keira!" tiba-tiba seseorang memanggil namanya dan menarik tangannya paksa. Keira ingin berteriak tapi ia masih punya malu untuk melakukan itu. Ia menatap orang yang menarik paksa tangannya tersebut.

Oh my! Sial.

Dia adalah Nathaniel. Teman Alvaro yang terkenal sebagai player dan brengsek. Keira mencoba berontak tapi cengkraman tangan cowok itu terlalu erat pada tangannya. Mau tak mau membuat ia menurut saja saat Nathan membawanya berjalan menuju kantin di lantai tiga.

"Kenapa lo narik gue kesini? Ada perlu apa?" tanya Keira to the point. Dia tak ingin menghabiskan waktu berlama-lama dengan Nathan. Tatapan ramah yang diberikan cowok itu membuat Keira bersikap waspada, ada sesuatu di balik tatapan itu.

"Lo pasti sudah tahu apa maksudnya kalau gue ngajak cewek makan siang bareng," jawab Nathan enteng. Keira tentu tahu, semua siswa di sekolah ini juga pasti tahu. Gadis itu mengusap wajahnya lemah dan mengerang tertahan. Dia ingin menolak tapi, ia tidak berani.

"Jadi dia target baru lo? dia sama sekali nggak berpengalaman," ucap Alvaro yang entah datang darimana. Perkataannya barusan membuat Keira melotot kesal, apa maksudnya tidak berpengalaman huh?

"Lo nggak tau? Sekarang tipe ideal gue berubah jadi cewek polos tanpa pengalaman! Gue sudah bosan sama yang agresif," balas Nathan menggebu-gebu. Alvaro berbalik menatap Nathan tajam seolah mereka memiliki kemampuan telepati. Setelah itu Nathan mendengus.

"Lo curang Alvaro," gumam Nathan jengkel. "Jadi selama ini dia yang lo maksud heh?" sambung Nathan, sementara Alvaro menjawab pertanyaan temannya itu dengan senyum sangat tipis.

Nathan mendengus melihat respon Alvaro kemudian beranjak pergi, namun ia berbalik kembali dan berkata dengan senyum cerah. "Lo sial, Keira," ucap cowok itu sebelum benar-benar berlalu pergi meninggalkan Keira yang kebingungan bersama Alvaro.


***


Bel pulang telah berbunyi sejak 30 menit yang lalu, namun Keira masih tinggal di kelas membereskan seluruh alat tulis dan buku-buku miliknya dan memasukkan ke dalam tas. Sekolah sudah mulai sepi penghuninya, hanya tinggal segelintir anak yang sepertinya ada ekstrakulikuler. Ia mempercepat langkah kakinya saat berjalan keluar dari gerbang sekolah, tapi tiba-tiba seorang laki-laki dengan motor besar berwarna hitam berhenti tepat didepannya membuat cewek itu terkejut bukan main dan juga takut. Pengendara motor tersebut membuka kaca helmnya dan saat itu wajah Alvaro lah yang terlihat.

Sweet and Sour Where stories live. Discover now