Bab 15

8.5K 281 0
                                    

HANAKO POV


Detik telah berganti menit, menit telah berganti jam, jam berganti dengan hari dan hari telah berganti bulan.
Tak terasa pernikahan ku dengan davian sudah hampir berjalan 6 bulan .
Meskipun awal nya bukan lah pernikahan yang aku ingin kan, tapi seiring berjalan nya waktu aku bisa menerima semua ini dengan lapang dada. Sikap yang Davian tunjukan pada ku setiap hari lah yang meyakin kan aku untuk membuka hati ku lebar-lebar pada nya.
Mengoyak lembaran lama dan menulis di bagian yang baru itu merupakan hal sulit memang, karna kita memulai nya dari awal dengan materi yang baru.
Davian Wijaya nama yang mulai sekarang akan hidup di hati aku selama nya. Biarlah cinta berjalan dengan sendiri nya hingga ia lelah.

"Manis apa yang sedang kamu fikirkan, apa dinner ini kurang romantis, oh maaf mungkin ini belum malam" Suara berat itu menyadar kan ku dari lamunan.

"Tidak, ini sungguh sangat romantis hingga aku tak bisa berkata apa pun."

"Benar kah ?" kilat bahagia sangat jelas terpancar di raut wajah Davian, sungguh ini makan malam yang sangat romantis, Davian menyulap pinggiran pantai dengan meja dan kursi yang sudah di hias dengan sedemikian rupa dengan taburan lilin di sekeliling nya, dua buah payung berukuran besar di letakan di dekat pesisir pantai, dan yang paling aku suka suasana nya bertepatan dengan matahari terbenam, huaaa rasa nya mata ku sudah mulai memanas.

"Apa semua ini kamu lakuin sendiri ?" aku masih belum percaya sih kalau ini hasil kerja Davian sendiri kurasa ada yang membantu nya untuk menyukses kan kejutan ini.

"Tidak sih." Davian menggaruk kepala nya. Dia terlihat salah tingkah.

"Makasih Davian." sekilas aku mencium bibir nya, berapa detik kemudian senyum lebar tercetak di raut wajah tegas nya.

Pelukan hangat ditambah dengan pemandangan indah sang maha kuasa sungguh membuat susana ini terasa sangat nyaman dan tenang .
Entah sejak kapan aku sangat betah berada di dalam pelukan nya.

"Kamu sudah nemuin solusi buat ngebangun usaha mama lagi." tanya ku di tengah ke heningan, usaha mama ku bener-bener diambang kebangkrutan tapi untung lah kami masih bisa mempertahan kan dengan mempromosi kan disgn terbaru melalui model-model dari agensi kak Juna.

"Aku lagi nunggu Arin pulang dari liburan nya, karna jujur arin lah yang mengerti sepenuh nya dengan masalah ini." Davian menarik nafas nya dalam-dalam, sejak hari itu Dia masih menyembunyikan sesuatu dari ku, kenapa filling ku mengatakan bahwa Davian lebih banyak tau tengtang usaha mama yang sedang terjatuh.

"Kamu jujur deh sama aku, apa yang kamu tau tentang WO baru itu ?" rasanya mulut ku sudah gatal ingin bertanya ini dari kemarin. Aku tau ini bukan moment yang tepat untuk membahas masalah ini disini tapi dari kemarin aku tidak tenang memikir kan usaha mama yang nyaris bangkrut semua langganan mama berpindah kesana entah apa yang salah sehingga mereka beralih ke WO yang baru itu.

"Yang aku tau pemilik WO itu Riza tapi penyebab pindah nya pelanggan kesana aku masih mencari tau." Jawab Davian, sudah kuduga Davian mengetahi sesuatu.

"Apa ini tujuan balas dendam nya ?" aku sedikit terkejut mendengar nama mantan Davian, seperti nya ini cara licik Riza untuk mambuat aku hancur.

"Manis, bisa kita nikmati makan malam kita, aku tidak mau mood mu hancur karna masalah ini." aku menarik nafas ku dalam-dalam, benar aku merusak suasana makan malam ini.

"Baiklah, tapi nanti kamu cerita ya sama aku." ucap ku, Davian mengangguk lalu memeluk ku lagi dengan erat.

"Apa disini masih belum ada Davian junior." Davian mengelus perut ku yang masih rata.

"Belum papi, yang sabar ya." Dari kemarin dia selalu menanyakan hal yang sama, membuat aku selalu kepikiran.

"Papi ? Aku sngat ingin mendengar kata-kata itu." aku tersenyum, bukan hanya kamu tapi aku juga sangat mengingin kan nya tapi tuhan masih belum mempercayai kita.

"Aku ngga bakal nyangka hidup aku bakalan seperti ini ." memang tak akan ada yang menyangka aku bakalan menikah di usia muda dan aku pun tak pernah menyangka bakalan jatuh kedalam pesona lelaki yang umur nya terpaut jauh dengan ku.

"Kamu menyesal manis ?" wajah nya berubah muram.

"Awal nya aku membenci perjodohan ini, tapi kamu selalu nunjukin sifat peduli kamu ke aku dan ngebuat aku jatuh cinta sama kamu." ini benar tak ada yang aku tutup-tutupi semua nya memang berjalan lurus sehingga aku tak menyadari kapan aku mulai jatuh cinta pada lelaki disamping ku ini.

"Kamu serius dengan ucapan kamu kan manis ?" aku mengangguk.

"Manis, aku sangat mengerti dengan posisi kamu dulu hingga sekarang, makasih udah nyoba buka hati kamu buat aku," wajah Davian berubah serius, makan malam yang tadi nya romantis berubah menjadi suasana tegang "Tapi, bisa kamu janji sama aku ?" Aku menatap nya dalam-dalam.

"Apa ?" ucap ku.

"Apa pun yang terjadi besok atau ke depan nya kamu janji ngga akan ninggalin aku kan ?" aku tersenyum, seharus nya peryanyaan itu aku yang melontar kan nya. apa dia masih meragukan kesetian seorang Hanako.

"Om, emang umur aku masih 17 tahun tapi kalau masalah kesetian jangan raguin aku ," aku menggenggam tangan nya erat-erat "tapi perlu om ingat ya, aku sangat benci perselingkuhan dan kebohongan sekecil apa pun itu." tatap ku tajam.

"Siap istri ku." kami kembali berpelukan.

"Manis, buat Davian junior yuk." Dia mengangkat tubuh ku dengan enteng tanpa menunggu jawaban dariku kami meninggal kan makan malam yang belum sempat kami sentuh.
Tangan ku menggelayut manja di leher Davian sambil menghirup aroma tubuh nya yang segar.

"Jangan menatap aku begitu manis, perjalanan ke kamar masih lumayan jauh, kecuali kalau kamu mau berakhir disini."


Tbc.

Selamat malam, udah lama update dan pendek pula.
Maafin ya.
Semoga suka.
*kiss*

BERTAHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang