Bab 9

7.7K 271 0
                                    

AUTHOR ON

Hingar bingar, ini lah suasana cafe Yasmin sekarang.
Hanako memeremas ujung baju nya.
Menatap Halim dan Davian bergantian, sungguh ia sangat bingung.
Tatapan Davian penuh dengan amarah sedangkan tatapan halim penuh dengan pertanyaan. Davian berjalan ke arah Hanako menarik lengan Hanako dengan kasar, Davian sendiri tak mengerti dengan apa yang ia lakukan, kenapa Melihat Hanako bersama pria itu membuat Davian terbakar emosi .
Halim tak tinggal diam ia kembali menarik tubuh Hanako hingga berbentur dengan tubuh nya .

"Siapa lo narik-narik Hanako." para pengunjung menyaksikan perdebatan antara Davian dan Halim . Kilat amarah sudah menguasai Halim, dia tidak suka seseorang memperlaku kan sahabat nya dengan kasar.

"Seharus nya gue yang nanya bro, lo siapa narik calon istri gue." Halim terkejut, ia melepas cengkraman Davian,lalu menatap Hanako.

Hanako masih terdiam, bibir nya seperti terjahit ia tak mampu mengeluar kan satu kata penjelasan, ia bingung harus memulai dari mana.
Melihat Hanako yang hanya diam Davian menarik diri nya ke luar Cafe, ia tak peduli dengan tatapan para pengunjung yang menonton aksi mereka .

DAVIAN POV

"Om apaan sih, lepasin gak." aku tau aku salah dan telah bertindak kasar pada hanako, tapi kenapa rasa nya sakit melihat dia bersama lelaki itu, lelaki yang aku lihat di bandara beberapa minggu lalu.

"Dia siapa Hanako." tanya ku, dia hanya menatap ku dengan tatapan benci .

"Lo itu keterlaluan banget Om , Bikin malu gue di depan banyak orang, maksut lo apa sih kayak gini." Hanako meninggi kan suara nya.
hah! Dia tanya kenapa? Apa dia tidak menyadari kelakuan nya menghilang selama berminggu-minggu membuat semua orang khawatir dan sekarang berada di dalam cafe bersama pria lain dia masih bertanya kenapa . oh tuhan siapa yang gila di sini .

"Hanako, lo itu calon istri gue, apa maksut lo berudan di cafe dengan pria lain , kalau colega gue liat mau di tarok mana muka gue." jawab ku gak kalah emosi. Entah dengan bahasa apa agar Nako mengerti apa yang aku maksut.

"Inget ya om gue baru CALON dan gue masih bisa nolak perjodahan ini, lo jangan terlalu ngarap lebih kalau pun gue mau nikah sama lo." masih dengan amarah Hanako pergi meninggalkana ku. Apa aku tadi terlalu kasar sehingga membuat nya sangat marah .
Arghhhh memang susah mengahadapai anak kecil, aku berlari mengejar Hanako tapi sia-sia dia sudah pergi bersama dengan Pria di cafe itu.

Aku gak bisa melepas Hanako gitu aja, aku gak mau kejadian kedua kali nya menimpa pada ku lagi, aku harus meminta mama untuk mempercepat pernikahan ku dengan nya .

Aku melajukan mobil ku ke boutique Mama, aku ngga punya banyak waktu untuk menunda semua nya aku harus bertindak cepat sebelum Hanako membatalkan perjodohan ini .

"Dav, kamu kenapa ngos-ngosan gitu."

"Ma aku mau pernikahan ku di percepat dua hari lagi." ekspresi Mamaku langsung berubah, aku tau ini mendadak tapi aku tak butuh pesta mewah hanya dengan akad nikah sudah cukup bagi ku.

"Kamu ngga bercanda kan dav." tanya Mama ku, dia masih tidak percaya dengan apa yang aku katakan barusan, mungkin karna aku terlalu mendadak sehingga mama menatap ku dengan curiga.

"Davian serius Ma, nikah aja dulu resepsi nya belakangan." ucap ku
Yang terpenting Hanako menjadi milik ku.

***

HANAKO POV

Aku sekarang berada di dalam mobil bersama Halim, tatapan tajam nya tak beralih mentap ku .
Aku tau dia butuh penjelasan, tapi tolong jangan buat aku seolah-olah menyimpan kebohongan besar, aku tidak menutupi hanya saja aku akan bercerita bila waktu nya sudah pas.
dan aku tak menyangka Davian bakalan bertindak gegabah di depan orang ramai.

"Bicara lah Nako jangan ngebuat gue bertanya-tanya seperti orang tolol." aku menghela nafas ku

"Oke, tapi tolong jangan berteriak." ucap ku.

Aku mulai menjelas kan semua kejadian yang aku alami Dari awal sampai akhir, walaupun Halim hanya diam tapi sangat jelas terlihat dia kecewa, entah kecewa dengan keputusan Mama ku atau kecewa karna aku baru memberi tahu nya sekarang, aku tersenyum menatap Halim .

"Hmm gue gak apa-apa kok, tatapan lo mengatakan kalau gue seperti wanita paling kasian tau gak." aku berusaha mencair kan suasana, maaf lim aku hanya tidak mau lo ada dalam masalah ini.

"Terkadang gue ngga ngerti dengan jalan fikiran orang tua, mereka membuat keputuasan sepihak, tanpa memikir kan perasaan kita."

"Gue yakin orang tua gue pasti ngasih yang terbaik buat anak nya lim."
Walaupun sebenar nya gue sakit lim.

"Apa yang bisa gue lakuin supaya lo gak jadi nikah sama dia." aku tersentak mendengar ucapan nya,
gak ada yang harus lo lakuin lim, aku menghela nafas ku untuk kesekian kali, ah rasa nya sesak mulai menghimpit dada ku.

"Cukup semangatin gue aja lim."

Halim mendekat lalu memeluk ku, hanya ini yang aku butuhkan pelukan dari sahabat.
Meskipun aku mencium Bahwa Halim tidak puas dengan jawaban ku.

Ini adalah urusan ku menyangkut masa depan, aku tak akan melibat kan siapa pun masuk kedalam masalah ku terlebih ini masalah hati.
Aku yakin tuhan punya rencana nya sendiri.

Tbc

***

Selamat pagi . hayo pada puasa gak hari ini hehehe.
Sengaja aku update pagi karna hari ini agak sibuk takut ngga ke update. Selamat membaca ya , kasih masukan dan jangan lupa di vote *kiss*

BERTAHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang