Bab 14

8.6K 284 1
                                    

Willy : Morning my sunshine .

Willy : hay im very miss you

Willy : hana. Minggu depan aku pulang ke indonesia, bisa kita bertemu.

Willy : good night hana ku.

Davian meletakan ponsel Hanako kembali ke tempat semula. ia baru saja siap membaca pesan yang dikirim oleh Willy secara bertubi-tubi.
Cemburu ? Itu sudah jelas menyelimuti hati nya.
Kenapa setelah semua baru di mulai cobaan silir berganti datang. Tapi untung nya Hanako sama sekali tidak pernah membalas pesan yang di kirim oleh Willy entah karna dia menghargai pernikahan nya atau mungkin karna Hanako sudah tak memiliki perasaan apapun pada nya.

Hanako keluar dari kamar mandi sambil mengeringnkan rambut nya dengan handuk. Suasana nya sudah tidak seperti dulu lagi tak ada kecanggungan diantara mereka sedikit demi sedikit mereka sudah mengerti kebiasaan masing-masing.

"Apa kamu masih berhubungan dengan Willy." Davian melontar kan pertanyaan itu, dia merasa tidak masalah jika ia menayakan hal yang menyangkut rumah tangga nya. Lebih tepat nya dia tak ingin rumah tangga nya yang baru akan di mulai rusak secara perlahan.

"Kenapa ?" Hanako membalikan tubuh nya menatap Davian meskipun mereka berada di jarak yang agak jauh tapi Davian bisa melihat keterkejutan Hanako saat ia menanyakan tentang Willy.

Kenapa Davian tiba-tiba bertanya tentang Willy batin nya.

"Aku hanya bertanya manis, kenapa wajah mu pucat."

"Aku biasa aja, kenapa kamu cemburu ya ?" Cemburu ? Iya Davian cemburu kenapa wanita nya selalu di kelilingi oleh banyak pria.

"Iya ." suasana nya berubah hening. Jawaban Davian mengunci Hanako untuk berbicara. Sudah jelas bahwa Davian benar-benar sudah terjerat oleh pesona gadis kecil yang sekarang menjadi istri nya. Dia tak akan membiarkan jika orang lain mengusik hidup nya.

"Apa kamu belum melihat kesungguhan ku pada kamu." Davian menarik Hanako ke dalam pelukan nya. Dia masih melihat bahwa Hanako masih belum sepenuh nya yakin bahwa Davian sangat mencintai nya.

"Bukan gitu, hanya saja aku masih belum..." ucapan nya terputus ketika Davian mengunci bibir nya dengan ciuman Hangat.

Dia tak ingin mendengar kan penjelasan dari Hanako.
Dengan liar Davian melumat bibir Hanako membuat istri nya benar-benar terdiam disana. Lalu ciuman nya berpindah ke leher jenjang sehingga membuat Hanako mendesah. Hanako sama sekali tidak menolak oleh perlakuan Davian yang secara tiba-tiba menyerang nya. Davian tersenyum melihat istri nya pasrah akan perbuatan nya.

"Aku mencintai mu Manis," Bisik Davian sambil memberikan kecupan lembut disana.

"Bisa aku memulai nya." bisik nya lagi tangan nya berhasil membuka tali piama nya. Hanako mengangguk malu. Dengan sigap Davian melancar kan aksi nya yang selama tiga bulan iya tunggu.
Tidur sekamar dengan nya tanpa melakukan apapun, itu sangat membuat diri nya tersiksa.

***

Sinar Matahari menelusup kedalam kamar mereka, dua sejoli itu masih asik bergelut di balik selimut tebal sambil memeluk tubuh satu sama lain.

Hanako terbangun saat jarum jam menunjukan pukul 11 tepat nya saat suara bell rumah nya yang tak kunjung berhenti berbunyi.
Perlahan ia mengikat kembali piama nya yang tak beraturan serta mengikat rambut nya yang berantakan. Rasa nyeri yang dirasakan di daerah kewanitaan nya juga membuat Hanako harus berjalan dengan pelan.

"Ya ampun, ini jam berapa dan kalian baru bangun." Hanako terkejut melihat Mama nya yang tiba-tiba datang tanpa menghubungi mereka terlebih dahulu.

BERTAHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang