Part 6

2.4K 96 1
                                    

Ya'Allah apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa rumahku. Rumah rumah tetanggaku. Kenapa semuanya jadi hancur.?? Kenapa yang ada kini hanya serpihan serpihan bangunanya saja. Perasaan khawatir angsung merasuk kedalam hatiku.. Dengan cepat aku langsung turun dari mobil. Dan berusaha mendekat ke arah rumahku. Pak tarjo mengikutiku dari belakang. Ya'Allah, aku harap ini hanya mimpi. Kenapa rumahku hancur seperti ini. Ibu.? Kemana ibuku? Adik kecilku. Kemana mereka.Apakah mereka baik baik saja. Tuhan.. Aku harap tak terjadi sesuatu pada mereka. Apa yang sebenarnya terjadi sehingga semuanya seperti ini.


"Ardi...??" Seorang wanita tua memakai jilbab yang langsung aku kenali bahwa itu Bu isah tetanggaku langsung mengampiriku...

"Bu isah..??? ini kenapa bu.?? Kenapa rumah ardi dan yang lainya hancur kenapa bu.??"

"Ia di.. 2 hari yang lalu terjadi kebakaran besar di sini.. Api sudah terlalu sangat besar hingga sulit di padamkan.. Tapi untunglah tidak ada korban jiwa.. Hanya saja banyak yang mengelami luka luka bakar..."

"Astagfirullah... Terus ibu sama fajar sekarang dimana..?? Apa mereka baik baik saja...??"

"Ibumu baik baik saja di.. Hanya saja... Adikmu.. ...."

"Fajar.??? Fajar kenapa bu.?? Dia gak papa kan.??"

"Fajar mengalami luka bakar yang cukup serius di kakinya di.. Sampai harus di rawat di rumah sakit..."

"Apa...??? Di rumah sakit mana bu.???"

Aku tak percaya dengan apa yang baru saja aku dengar dari bu isah. Aku takut terjadi sesuatu pada adik kecilku itu. Setelah bu isah memberitahu rumah sakit dimana fajar dirawat aku dengan di antar pak tarjo langsung mengunjungi rumah sakit itu. Setelah aku menanyakan ke bagian Informasi dimana fajar dirawat aku langsung menuju ruangan itu.

Langkahku terhenti di sebuah ruangan bernama Basith 7. sesuai dengan yang di katakan bagian informasi tadi. Tapi tiba tiba aku berdiri membisu. Tanganku seolah tak berani meraih gagang pintu itu, apalagi masuk kedalamnya.

"Nak ardi. Gak papa.??"

Pak tarjo mempastikan apakah aku baik baik saja atau tidak.. Setelah aku memintanya agar ia menunggu di dalam mobil saja.. Pak tarjo pun meninggalkan aku sendiri yang masih diam membeku di depan pintu..

Aku masih ingat betul ketika ibu menamparku jika ia tak mau punya anak sepertiku...

Kata katanya masih teringiang di ingatanku..

Tangisanya...

Teriakanya....

Ibu.. Apakah ia masih sudi aku menemuinya...

Aku gak peduli sekali pun ibu membenciku.. Aku akan tetap masuk,

---Ckreeekk---

Kuraih gagang pintu itu dan mulai melangkahkan kaki ku. Di dalamnya tidak hanya terdapa satu tempat tidur.. Di dalamnya ada beberapa orang yang dirawat. Semuanya langsung melihat ke arahku begitu dengan tiba tiba aku muncul di ruangan ini. Tapi mataku tertuju pada seorang wanita berjilbab di pojok sana, disampingnya ada anak kecil yang sedang tertidur. Dengan lilitan perban di bagian kepala dan kakinya.

Ya.. Itu ibuku. Ibu masih menatapku dengan tajam. Sementara aku. Aku masih berdiri. aku rela jika seandainya ibu mencaci maki aku di depan orang orang ini. Ibu mulai berdiri dan mendekat ke arahku. Aku pun akan menerimanya jika ibu kembali menamparku...

Setelah ibu berada di dekatku. Aku tak menyangka semuanya tak seperti yang aku fikirkan. Ibu memeluku sangat erat. Ia menangis di pundaku. Begitu pun aku. Ya'Allah... Aku rindu ibuku.... Maafkan aku telah membuatnya meneteskan air mata akibat kebodohanku..

HADIAH UNTUK ADIKUWhere stories live. Discover now