"Hehe maaf om. Eh Mas Al? Maksudnya..? Gimana kali aku gak salah manggil lagi kan"

"Hehe enggak cuma jujur yah. Kamu orang pertama yang memanggil aku dengan panggilan mas. Tapi unik juga kedengaranya. Oh ya siapa nama kamu.??"

"aAdi mas?"

"Ardi nama yang bagus. Gimana kalo malam ini kamu menginap dirumahku.? Tenang aja aku gak ada niat jahat sama kamu kamu ko.?? Maksudku menawarimu menginap karena aku rasa kamu harus beristirahat cukup.."

Sepertinya pria ini sangat berhati hati dalam berbicara ia tak mau jika aku salah mengartikan setiap tutur kata yang terucap dari mulutnya. Aku yakin betul pria ini adalah orang baik baik.

"Anu mas. Bukanya gak mau.. Tapi pasti ibuku cemas mas. Maaf yah..??"

"Oke gak papa. Yaudah kamu istirahat aja dulu.. Kalo kamu merasa kondisi kamu sudah pulih betul dan siap untuk pulang.. Kamu bilang nanti aku anterin.."

"Mas Al ini berlebihan. Ardi gak papa mas. Ardi pulang aja ya mas sekarang.??"

"Serius di gak papa.??"

"Ia mas..."

"Yaudah aku anterin yah..??? Lagi pula juga sudah malam.. Tolong jangan tolak yang satu ini di,"

* *

Saat ini aku sedang berada di dalam sebuah mobil mewah. Sudah lama aku tak duduk di sebuah mobil mewah seperti ini. Naik angkot saja mungkin sudah 1 bulan lebih aku tak menaikinya. Apalagi mobil seperti ini. Kursinya sangat empuk. Di dalamnya ada Ac pula.

"Jadi setelah lulus nanti rencanya kamu akan lanjut kuliah apa kerja di.??"

Mas Al membuka kembali obrolan yang sempat terhenti tadi. Entah kenapa jantungku berdegup kencang. Hatiku berdesir. Aku tau kenapa, aku sendiri heran ada apa dengan hatiku saat ini. Kenapa hatiku selalu bergetar jika aku berada di dekat seorang pria. Dan kenapa aku tak bisa merasakan getaran seperti ini saat di dekat fia. Dan sekarang., aku merasakan getaran yang berbeda dari biasanya. Getaran yang sangat sulit di jelaskan oleh akal sehat. Tuhan apa ini namanya.??

"Di..... Ardi.???"

"Eh ia mas kenapa.??"

"Kamu ngelamun..?? Yahh, dari tadi aku di kacangin dong..."

"Maaf mas.. Ia kenapa.?"

"Setalah lulus kamu rencananya kerja apa kuliah.??"

"Mungkin kerja mas.. Yah jujur sih sebenarnya aku pengen banget kuliah tapi keadaanya gak mendukung. Jadi lebih baik aku kerja. Lagi pula kasian ibu. Ia jadi tulang punggung keluarga selama ini. Ehh kok aku jadi curhat tentang keluargaku yah.."

"Hehe gak papa di.. Aku malah seneng.."

Mobil mas Al terhenti di depan rumahku... Tapi kami berdua masih berada di dalam mobil..

"Itu rumah ardi mas, yang cat biru itu.??"

"ia.." aku menagguk..

"jelek kan mas...."

"Sstt jangan bilang gitu.. Ayo turun.."

Aku dan mas al pun melangkahkan kaki kami berdua lalu sesampai di depan pintu aku langsung mengetuk pintu rumah dan mengucap salah. Baru sekali aku mengetuknya. Pintu itu sudah terbuka dan ibu berdiri disana.vMenatapku dengan tatapan penuh kekhawatiran. Ia pun heran aku pulang tak sendiri. Tapi tatapan ibu berubah menjadi cemas ketika melihat perban yang membalut di kepalu.

"Ya'Allah nak.. Kepalamu kenapa.??"

"Aw.... Jangan di pegang masih sakit.."

"Kenapa ini nak....??"

HADIAH UNTUK ADIKUWhere stories live. Discover now