part 3: first

310 44 16
                                        

UGH PRICELIST konser 5SOS bikin muntah. Sooooo expensive, harus jual ginjal kemana coba? But SOUNDS GOOD FEELS GOOD THOOO~~~ their album is my heroine ♡
Ps:mulmed is upcoming ff soon.. alrdy write it in my draft n ready to post it soon. Hope you excited as much as i do ♡♡
Pss: vomments being amazing!!i love you guys ♡♡♡♡♡♡♡
×××

Sudah lama Calum menghindari mereka, ayahnya yang tersenyum sesaat setelah anak laki-lakinya muncul di depan pintu rumah mereka setelah beberapa tahun menghindar. Ibunya yang tersenyum lebar menyambut kedatangannya, memberikan sedikit rasa hangat di diri Calum, setidaknya untuk sekarang pikirnya. Kopi-kopi hangat tersusun rapi di atas meja menemani keluarga kecil itu bercengkrama. Ada yang mengganggu Calum sejak dia pindah kemari. Bayangan rasa bersalahnya selalu muncul, terlalu sering muncul.

"You look screwed?" Mali menepuk pundak Calum mengaburkan bayangan-bayangan tak menyenangkan dari Calum. "Is everything alright? You are in silence whole time"

"Im just in my mind, thinking about lyrics and musical?"

Mali tahu seluruhnya, surat itu, kepergian kebahagiaan Calum, kesalahn terbesar Calum dan seluruhnya. Gadis itu hanya diam mengamati adiknya masih tenggelam dalam rasa bersalah, tapi bukan seluruhnya kesalahan Calum pikir Mali. Tangan Mali menepuk pundak Calum sedikit lebih lembut.

Saat itu rumah dalam keadaan kosong, hanya Mali, Calum dan kekasihnya. Seperti sore sebelumnya mereka lebih sering kemari, entah makan malam atau hanya ikut dalam percakapan membosankan milik keluarga ini, tapi saat itu semuanya hangat bahkan Calum. Mali ada di dalam kamar membaca jurnal dan blog miliknya sampai beberapa saat bentakan terdengar dari ruang keluarga. Mali berjalan pelan melihat apa yang sedang terjadi, Calum berdiri, mondar mandir dengan gadisnya yang duduk bersama wajah yang takut dan pucat. Sebelum Mali mendekat, percakapan mereka mulai terdengar kembali.

"It will ruin you, ruin us. We're still young. You know it right?" Calum menghadap gadisnya memberikan sedikit intonasi lembut padanya. "I'll get everything set up. I know Mali has some meds to get rid thing like that"

"Thing? Dont you feel it worth to try to-"
"No!!you are still young, i got band. I got fans, you got ur campus and everything. Bright future, but that thing made me-" Calum terdengar mulai menaikkan intonasinya lagi, ini salah pikir Mali.
"I'll drink that meds. I keep it inside my cupboard" gadis itu menyambung kalimat Calum sebelum sempat Calum menyelesaikannya.

Paginya, gadis itu dilarikan ke rumah sakit, obat-obatan tak mampu menggugurkannya malah berbalik membuatnya sakit. Mali tak sanggup berkata apapun saat itu, bahkan tak berani mendekat ke arah gadis itu. Samar-samar Mali mendengar Calum mengatakan pada dokter untuk membantu menyingkirkan anak yang dia benci, tapi sebelum dokter itu datang menghampiri, gadis itu menghilang. Meninggalkan semua kesalahan pada Calum, meninggalkan rasa bersalah pada Calum berlipat-lipat dan sepucuk surat di atas tempat tidurnya. Sejak saat itu, kehangatan redup dari diri Calum, rasa bersalahnya akan kesalahan itu terus membayangi kehidupannya. Semua hidup Calum hanya terbayang kata what if. bagaimana kalau seandainya Calum menerima bayi itu, bagaimana seandainya kalau dia tak pernah meminta dokter lebih keras dalam menghilangkan anak itu. Bagaimana hidupnya kalau dia tak pernah mengatakan tidak dari awal.

Mali? Hanya diam, bahkan Calum tak pernah tahu kakaknya mengetahui semuanya, lebih dari itu. Calum tak tahu, Mali yang sampai sekarang membantu gadis itu merawat Laice, mencarikan mereka tempat tinggal dan Mali akan terus diam, sampai gadis itu mengizinkannya membuka suara.
×××

Laice memegang tali ayunannya erat, tak bergerak hanya menatap sekeliling memastikan anjing kecilnya tau jalan pulang atau setidaknya pemiliknya datang. Namun tak ada tanda-tanda ada orang yang datang, si anjing masih berlarian keliling tak meninggalkannya disana.

From: Mali
My brother has back to town, and as mess as he was before

From: Mali
That letter, he barely open it. Please, this pain is enough for him please

From: Mali
Can i tell him this time?

Gadis itu ragu-ragu memegang iphone nya. Bagaimana bisa dia memaafkan Calum? Cukup sakit baginya untuk membunuh bayi itu pertama kali, membuatnya sakit bahkan untuk memaafkan dirinya sendiri tak pernah bisa saat matanya dan Laice bertemu. Calum yang menginginkan bayinya dibuang dan masih ingin membuangnya untuk kedua kalinya, Calum masih akan membunuh bayinya bahkan sekarang pikir gadis itu.

From: Mali
Please Gael, i know it has been hard for you. I even still think im a sinner to let Cal did that to you, but Cal really need you

From: Mali
He screwed even at this seconds. Let him knows you are still alive. Let him know you live at the same building as his, with his lil girl

To: Mali
I'll go then. He doesnt need to know anything. He didnt need her at the first place, not was not now. Thanks for everything

"Laice..." Gael mendekat ke putrinya yang masih diam melihat sang anjing tak bergerak "we need to go now"

"He still barely move, mom. I dont wanna leave him"
"But it's getting dark and we need to back. Let him here"
"What about his babies? You said -"
"Enough Laice!!" Nafas Gael tersenggal, ini pertama kalinya dia membentak gadisnya. Dia hanya takut, Calum akan menemukannya. Dia takut Laice akan pergi darinya karena Calum, semua ini karena Calum sejak pertama! "I'm sorry sweetheart...i'm sorry" Gael mendekap gadisnya ke dalam pelukannya "i shudnt talk like that, i'm sorry but we really need to go now, baby"

"I will hate you forever if we left here without that dog, mom" Laice masih terisak, tapi yang dia pikirkan hanya anjing itu. Bagaimana kalau dia terluka lagi? Dia tak mungkin meninggalkannya disini.

"Alright...let's get the dog and we go" kata ibunya sambil menghela nafas menyingkirkan air mata turun dari pipi gadis kecilnya.

Laice mengangguk pelan, turun dari ayunannya dan memeluk sang anjing kembali. Senyum sudah terpasang di wajahnya. Bahagia menjadi semuda itu, permasalahan tak akan sebesar kepalan tangannya.
×××

Calum masih menghela nafas berat setelah seharian diam. Berjalan kembali ke apartmentnya setelah memakirkan mobilnya dengan rapi. Masih diam di dalam mobil, pikirannya kosong, entah sampai kapan dia akan seperti ini. Ingin marah, tapi pada siapa? Ini semua akibat perbuatannya sendiri, dan ini pembalasan atas kesalahan besarnya.

Dia berdiri menghadap lift, menunggu pintu lift terbuka sambil menatap pantulan dirinya sendiri disana. Apa Calum Hood seperti ini? Salah satu bassist terkenal band 5 Seconds Of Summer. Seorang yang banyak membuat para gadis jatuh cinta, rambutnya yang berantakan berwarna brunette dengan hiasan strike blonde di atasnya. Ketampanan yang dia pamerkan hanya ada di atas panggung, di dunia nyatanya, dia hanya seorang pecundang yang tak mampu mengungkapkan maksudnya, pecundang yang ingin membuang anaknnya sendiri membuat gadisnya pergi ketakutan.

"We need to rush, Laice"
"But mom i have tiny legs with a dog"

Suara itu diacuhkannya. Dua gadisnya yang baru saja melewatinya terburu-buru memasukkan kunci di belakang punggungnya, Calum hanya menghela lagi sebelum akhirnya pintu lift terbuka, namun Calum hanya berdiri disana tak memasukkan tubuhnya ke dalam. Bayangan gadis itu terpantul di dalam ruangan lift. Tubuh Calum bagai menggigil menatapnya, mereka hanya berjarak 3 meter dan gadis itu seperti hantu. Tubuhnya mengelak untuk memutar badannya menatap secara langsung, hanya pantulan itu yang berani dia pandang sebelum akhirnya mereka masuk ruangan.

"G-gael?" Mulutnya terkunci setelah sekian lama nama itu tak pernah terucap. Badannya memutar, sebelum otaknya memproses Calum sudah berdiri di depan pintu gadisnya. Enggan mengetuk, namun tubuhnya ingin melihat sekali lagi. Apa benar?

Tangannya mengepal, sebelum akhirnya mengetuknya pelan. Jantungnya ingin meledak antara antisipasi dan ketakutan. Badannya bagai menggigil dingin, jika saja raganya bisa keluar mudah mungkin dia sudah meninggalkan tubuhnya sekarang. Satu kali dia mengetuk namun tak ada jawaban. Namun sebelum kedua kalinya, pintu berangsur terbuka.

"Yes?" Seorang gadis kecil berdiri disana. Menampakkan raut wajah manis, Calum menatapnya lama. Rambut coklat bergelombang, mata coklat menakjubkan. Miliknya, paste dari semua yang dimiliki Calum dalam bentuk perempuan, dalam bentuk lebih kecil.

"Who is t-" Gael menghentikan kata-katanya, mimpi buruknya datang.
×××

SAVE (c.t.h)Where stories live. Discover now