part 1: intro

391 44 6
                                        

Semuanya sudah berakhir.

Pakaiannya hanya dilempar berikut barang yang memberatkan selama perjalanannya ke rumah ini. sudah lama dia tak ingin kembali kemari, tubuhnya tak memperbolehkannya untuk tinggal diam disini. Terlalu banyak kenangan, terlalu banyak bayangan kebagiaan disini. Bahkan 15 panggilan dari sang kakak terabaikan begitu saja. Mereka hanya tinggal terpisah beberapa blok satu sama lain.

I want you to know, i wish i could save you...

--

"Laice, dont run, it's little slippery here darling" kata ibunya mengingatkan saat mereka bermain di taman bermain dekat rumah mereka.

Tapi tentu saja kalimat orang tua tak pernah benar di benak sang anak. Mereka ingin bermain tanpa ada penghalang untuk bebas bergerak. Laice, seorang gadis cilik berusia 4 tahun masih tertawa memberikan suara renyah yang menggemaskan, membuat sang ibu ikut tersenyum.

"mooooommm i found a puppy~ a lost puppy hereeeeee"

Laice mengangkat seekor anjing kecil berwarna coklat tua yang sepertinya terluka. Kedua tangan laice yang kecil ingin melindungi anjing kecil itu, tapi sepertinya si anjing lebih tampak kesakitan. Darah dari kaki si anjing membuat Laice segera mempercepat larinya ke arah yang berlawanan, ke arah sang ibu yang sedang duduk di atas rumput menata kembali keranjang makanan yang dibawa dari rumah.

"what's wrong honey?"

"i dont know, it looks like crying. I feel sad so i brought him"

Laice dengan sangat hati-hati meletakkan sang anjing ke pangkuan ibunya. Wanita muda yang dipanggil ibu tadi menatapnya seksama, kaki dari si anjing terluka sepertinya terperosok ke lubang kecil, lecet dimana-mana.

"can we keep him? I feel sorry to left him here. What if he die?"

"but, what if the one who has this dog looking for him?"

"at least we will take him back here if he feel better later"

Sang ibu terlihat berpikir sejenak sebelum akhirnya membalutkan kain di kaki anjing kecil yang daritadi hanya diam terlihat takut dan menahan rasa sakit di kakinya. Mereka akhirnya membereskan semuanya dan beranjak pergi dari lingkungan itu, berjalan kembali ke rumah.

"you just look like your dad, Laice" bisik sang ibu pada dirinya sendiri.

--

Calum menggenggam pena di tangannya dengan meremasnya seperti biasa. Matanya tertutup mencoba mengingat semua kenangan yang ingin dia tuangkan dalam sebuah lagu. Dia tak pernah ingin membuka kenangan yang terkunci di dalam pikirannya, tapi kali ini Calum ingin mencoba. Dia hanya berharap gadis itu bisa mendengarnya nanti, membuatnya berubah pikiran. Kalaupun sang gadis tak pernah meminta untuk dilindungi, Calum tahu gadis itu lebih dari kuat untuk menanggung semuanya. Calum hanya ingin mencoba melindungi gadis yang sangat dia sayangi, walau sedikit terlambat.

SAVE (c.t.h)Where stories live. Discover now