HA - #1

31.9K 1.5K 27
                                    

"Aku nggak mau ma, kalau mama mau pergi, pergi aja sana. Aku bisa urus diri ku sendiri."

"Prilly, kamu harus ikut mama, mama mana tega meninggalkan mu sendiri di rumah seperti ini."

"Mama percaya sama aku, aku akan baik-baik saja di rumah."

"Ya sudah Boy mama tinggal saja ya sama kamu, biar kamu ada yang jaga."

"Terserah mama aja."

Prilly Hermawan putri sulung yang sangat di sayang orang tuanya. Bagi mereka Prilly tetap putri kecil mereka, tak peduli usianya sudah menginjak 17 tahun juga. Walaupun Prilly sudah mempunya adik laki-laki bernama Boy Hermawan, tetap saja perlakuan orang tua nya akan berubah.

Kali ini ke dua orang tua Prilly akan pergi ke luar negeri dalam waktu yang tak bisa di tentukan untuk perjalanan bisnis. Prilly bersih keras untuk tetap tinggal di rumahnya. Dan dengan keputusan akhir Boy harus di tinggal bersama nya. Boy tidak pernah ambil pusing apa pun di perintahkan orang tua nya.

"Sudah lah ma, biarkan kak Prilly maunya apa."

"Ya sudah kalau begitu, mama papa pergi dulu ya, kalian jangan ada yang nakal selama mama papa tinggal."

"Iya ma."

Prilly dan Boy mengantar papa mama nya sampai teras rumah. Memandangi laju mobil sampai mobil itu tak lagi terlihat.

"Yess gue bebas." Teriak Prilly senang. Boy hanya memandang jengah kakak perempuannya ini. Boy lebih memilih kembali ke kamarnya dan main PS 3 yang baru saja di dapatnya dari ulang tahunnya kemarin.

Prilly kembali duduk di sofa depan tv, menonton film kesukaannya yang bisa menghabiskan waktunya berjam-jam duduk di depan tv.

"KAKAKKKK,, KECILIN SUARA TV LO." Teriak Boy dari dalam kamarnya.

"Iissshh." Dengus Prilly.

Prilly melanjutkan acara nonton tv nya. Sampai Boy datang dengan tas rangsel yang cukup besar sudah ada di punggungnya.

"Gue pergi dulu ya kak." Pamit nya

"Mau kemana lo?"

"Gue mau nginep di rumah temen gue, lo bae-bae ya di rumah jangan nakal. Hati-hati di rumah suka ada lelembut." Boy menggoda Prilly.

"Pergi lo, jangan sampai gue timpuk pajangan nih." Prilly sudah menganggat pajangan yang ada di atas meja.

Boy hanya berjalan santai ke luar rumah yang mewah ini. Prilly hanya seorang diri di rumah, assisten rumah tangganya juga sedang tak ada di rumah, Boy adiknya juga pergi meninggalkannya dengan pesan yang justru membuatnya takut.

"Mamaaaaaaaa...." Prilly berteriak ke takutan.

'Ting..tong..

Prilly terlonjak kaget saat berteriak bel pintu rumahnya berbunyi.

"Siapa sih yang bertamu, ganggu aja." Prilly berjalan ke arah pintu utama, melihatnya dari lubang pengintip yang ada di pintunya. Di bukanya pintu secara perlahan.

"Permisi, selamat siang."

"Siang, lo siapa ya?" Tanya nya ketus.

"Saya Ali, saya di minta ibu Hermawan untuk mengasuh putri kecilnya."

"Pengasuh?, putri kecil?, tunggu-tunggu gue nggak perlu pengasuh, dan disini putri nya cuma gue nggak ada yang kecil." Ucapnya tak bersahabat.

"Saya hanya dapat pesan begitu bu dari ibu Hermawan."

"Ba bu ba bu kapan gue kawin sama bapak lo, tunggu sini gue telp mama dulu."

Prilly meninggalkan orang yang bernama Ali itu di luar, Prilly menekan layar ponselnya dan segera menghubungi mamanya.

"Halo ma, mama yang kirim orang ke sini?"

"..........."

"Ngapain sih ma, aku kan bisa sendiri."

"............."

"Mama, yaudah lah mubajir juga kalau nggak di pakai. Mama hati-hati di sana." Prilly menggeser gambar merah di layar ponselnya.

Prilly kembali menghampiri Ali yang sedang berdiri menunggu di luar.

"Oke lo di terima kerja disini, dan yang mesti lo jagain itu gue, bukan putri kecil yang kaya lo bilang tadi, tapi lo nggak perlu khawatir gue nggak akan nyusahin lo. Lo harus bisa beresin semua yang ada di rumah. Ngerti lo?"

"Iya bu saya ngerti."

"Satu lagi, jangan panggil gue ibu, gue belum setua itu. Panggil aja gue Prilly dan lo nggak usah se formal ini. Ikut gue, gue tunjukin kamar lo." Prilly masuk lebih dulu ke dalam rumah menuju dapur, di sana ada satu kamar tidur yang memang di sediakan untuk assisten rumah tangga.

"Lo bisa tidur disini. Inget ya lo jangan macem-macem dan jangan sekali-kali lo pindahin barang yang memang ada di sini, nanti yang punya ngamuk karena nggak suka." Pesan Prilly.

"Iya." Jawab Ali sopan.

"Yaudah siapin gue makan ya, gue laper banget nih. Lo bisa masak kan ya."

"Bisa kok bisa."

"Oke, semua bahan ada di kulkas, masak yang enak ya." Ucap Prilly kembalu berlalu ke depan.

"Lo ya main masuk-masukin aja orang nggak di kenal ke rumah. Lo kan sendirian."

"Udah deh Vigo lo diem aja, gue butuh dia di rumah ini." Prilly kembali duduk santai menonton tv.

"Lagian lo kenapa selalu ngintilin gue mulu sih, nggak ada kerjaan lain apa. Gue baru tahu hantu kaya lo nggak punya temen." Pandangannya tetap fokus ke layar tv.

"Sembarangan aja lo, gue bakal ninggalin lo kalau lo udah ketemu orang yang pas, dan bisa jagain lo."

"Lo itu hantu ngerangkap jadi satpam ya?"

"Terserah lo mau bilang apa soal gue."

Prilly memang memiliki kemampuan melihat apa yang orang lain tak dapat lihat dengan mata telanjang. Prilly memiliki ke mampuan ini sejak dia berumur 15 tahun. Dan teman lelembut nya itu Vigo, Vigo salah satu penghuni di tempat ini. Perawakannya yang tampan tak membuat Prilly takut padanya.

"Lo ya, kalau ada apa-apa gue nggak bisa nolongin lo."

"Gue bisa jaga diri, lo nggak usah khawatir deh."

Dari dapur Ali melihat Prilly yang asik berceloteh sendiri di ruang tengah. Dengan peralatan masak yang ada di tangannya Ali memberanikan diri mendekat ke arah Prilly.

"Lo lihat noh, tamu lo lagi ngintipin lo." Ucap Vigo yang bisa dengan jelas melihat Ali mendekat. Reflek Prilly menoleh ke arah Ali. Ali yang di lihat langsung salah tingkah.

"Ngapain lo di situ?" Tanya Prilly.

"Maaf bu, saya tadi kaya denger berita di tv yang lagi trend makanya kesini mau lihat." Ali beralasa.

"Sekali lagi lo panggil gue bu, gue suruh lo keluar dari sini dan lo harus ganti rugi."

"Iya maaf Prill, saya balik lagi ke dapur." Ali kembali lagi ke dapur, dia tak mau hari pertamanya bekerja sudah di pecat. Tapi Ali tetap merasa ada yang aneh pada tuan rumahnya ini.

"Gue yakin tadi nggak salah denger, dia sebut nama seseorang tapi gue kurang jelas gitu." Pandangan Ali menerawang ke atas.

****

Say thanks buat @irastories_ buat cover cantik nya. Jangan bosen di minta tolong yaa. Hehehe

Makasih buat voment readers ku tersayang. Maaf banyak cerita yang nggak tuntas. Yang nulis lagi labil banget. Di tunggu kebaikan hatinya, buat ngasih voment.

Salam damai

Biie



Home AloneWhere stories live. Discover now