MC lalu menyebutkan penampilan berikutnya yaitu  perform Jodha. Jalal sempat kaget begitu nama Jodha dipanggil akan tampil menari.

Sebelum menari, Jodha memberikan rangkaian bunga sebagai kado dan mengucapkan selamat ulang tahun.

Hamida mengucapkan terima kasih dan mencium kening Jodha. Jodha naik ke panggung dan mengalunlah lagu
'Bahara bahara'

~~~~~

Ho tora saajan aayo tore des...
(Kekasihmu telah datang ke negerimu)

Badli badra, badla saawan....
(Awan telah berubah, musim hujan telah berubah)

Badla jag ne bhes re...
(Dunia pun telah berganti rupa)

Tora saajan aayo tore des...
(Kekasihmu telah datang ke negerimu)

* Soyi soyi palkon pe chal ke...
(Dengan berjalan di pelupuk mataku yang terlelap)

Mere sapnon ki khidki pe aa gaya...
(Dia telah datang di depan jendela mimpiku)

Aate jaate phir mere dil ke inn haathon mein woh khat pakda gaya...
(Sambil berlalu lalang kemudian dia menggenggam kedua tangan di hatiku dan memberikan sepucuk surat)

Pyaar ka, lafzon mein rang hai pyaar ka...
(Cinta, dalam kata-katanya ada warna cinta)

Bahara, bahara hua dil pehli baar ve...
(Berbunga-bunga, untuk kali pertama hatiku berbunga-bunga)

Bahara, bahara, ki chain to hua faraar ve..
(Berbunga-bunga, hingga ketenanganku pun pergi menjauh)

~~~~~~~

Jodha menari dengan gemulai. Semua orang takjub dengan tarian Jodha. Jalal melihat Jodha tidak berkedip sama sekali. Dia begitu terpukau dengan penampilan Jodha. Jalal seperti terhipnotis.

~~~~~~

Bahara, bahara hua dil pehli pehli baar ve...
(Berbunga-bunga, benar-benar untuk kali pertama hatiku berbunga-bunga)

Woh kabhi dikhe zameen pe...
(Terkadang ia terlihat di bumi)

Kabhi woh chaand pe...
(Terkadang nampak di bulan)

Yeh nazar kahe...
(Pandangan mataku berkata)

Usse yahan main rakh loon baandh ke ik saans mein...
(Kutempatkan ia di sini terikat dalam satu tarikan napas)

Dhadkanon ke paas mein...
(Berada dekat dengan detak jantung)

Haan, paas mein ghar banaye...
(Ya, di dekatnya akan kita bangun rumah)

Haye, bhoole yeh jahan...
(Oh, melupakan dunia ini)

Preet mein tori, o re saawariya...
(Dalam cintamu, oh kekasih)

Payal jaise chhanki bijuriya...
(Petir menggelegar bagai gemerincing gelang kaki)

Chham chham naache tan pe baadariya...
(Rintik hujan dari awan menari di tubuhnya)

Baadariya, tu barse ghana...
(Wahai awan, turunkanlah hujan dengan deras)

Jo yeh badaliyan woh chhed de, to chhalke baarishein...
(Bila ia menyentuh gumpalan awan, maka hujan akan turun)

Woh de aahatein kareeb se, to bole khwahishein ke aaj kal..
(Bila ia memperdengarkan derap langkahnya daridekat, maka hasrat hati akan berkata bahwa mulai hari ini)

Zindagi har ek pal, har ek pal se chahe haye jiska dil hua...
(Kehidupan setiap saat, setiap saat menginginkandia yang telah menyatu dalam hati)

°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°


Lagu berakhir. Para tamu bertepuk tangan dan terpana dengan penampilan Jodha. Dia begitu lincah menari. Jodha turun dari panggung dengan hati gembira karena semua orang suka dengan penampilannya.

Jodha berjalan menuju ibunya dan anak2. Semua memuji penampilan Jodha.

"Aku tidak salah kan Jodha mendaulatmu untuk menari. kau memang penari yg hebat" puji Salima.

" terima kasih bi.." Jodha tersipu malu.

"Terima kasih ya Jodha, sudah memberikan kado yang hebat untukku" Hamida pun tak kalah memuji Jodha.

Tiba2 Jalal ikut nimbrung. Jodha yg sedari tadi belum melihat Jalal. Langsung terpesona dengan penampilan Jalal. Lalu dia merubah wajah datarnya agar tidak ketauan bila dia mengagumi Jalal.

" kau cantik sekali Jodha. kau benar2 terlihat sempurna" Jalal memberikan senyum manisnya.

Wajah Jodha memerah karena tersipu malu.

Kemudian Para tamu dipersilahkan untuk menyantap hidangan makan malam. Semua anak2 senang sekali. Mereka tak henti-hentinya tertawa riang.


Malam semakin larut. Para tamu sudah mulai pulang. Hanya rombongan yayasan dan sebagian keluarga Hamida saja yang masih tinggal di villa.

Anak2 masuk ke kamar dan mulai pada tidur. Karena mereka lelah. Meena dan Shivani juga tidur. Hanya Jodha saja yang belum tidur, karena udara yg terlalu dingin dia tidak bisa tidur. Akhirnya untuk menghilangkan kejenuhan, Jodha keluar di teras villa.

Di kamarnya Jalal sedang menelepon Mirza, menanyakan tentang kantor. Karena sinyal di dalam villa kurang bagus. Dia keluar ruangan untuk mencari sinyal.
(Kok sama seperti saya...sering kehilangan sinyal...xixixi)

Ketika sedang menelepon di luar. Jalal melihat pari sedang berdiri di teras sambil bersandar di sebuah pagar kecil. Setelah selesai menelepon, Jalal menghampiri Jodha.

"Jodha....sedang apa disini?"

Jodha kaget dengan kedatangan Jalal " eh...gak pa2. Aku cuma gak bisa tidur saja..."

" boleh kan aku temani..."

"Hmmm " jawab Jodha singkat. Padahal jantungnya saat ini sedang berdegup kencang.





CINTAKU MELEBIHI KEBENCIANMU ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang