2. Sophie McAddams

12.7K 457 7
                                    

Author's POV

Sophie melewati jam pelajarannya bersama dengan Mr. Dean yang sudah Ia nobatkan sebagai Mr. Angkuh dengan perasaan yang tak bisa digambarkan umm terpaksa? ya. malas? ya.

Akhirnya bel sekolah berbunyi yang artinya jam pelajaran dengan Mr. Dean sudah terlewatkan.

Sophie memasukan buku-bukunya kedalam tasnya dengan paksa, Ia bukan tipe orang yang cukup rapi jadi ia biarkan saja buku-buku itu sedikit remuk kemudian ia paksa masuk.

"Eheem.." Terdengar suara dehaman yang membuat Sophie menolehkan kepalanya ketempat suara itu berasal.

'Sekarang apalagi' Batin Sophie, malas.
Ia memutar bola matanya pelan setelah melihat suara dehaman itu berasal dari Mr. Angkuh alias Mr. Dean. Ia mencoba tak menghiraukan dehaman itu dan kembali menyusun bukunya, tetapi Mr. Dean tetap saja memandanginya.

Sophie merasa risih sampai akhirnya ia membuka suara juga, "Okay, to the point Mr. Dean. Apa yang kau inginkan? Sedang memandang aura ku yang cukup mempesona huh?" Ucap Sophie, Sarkas.

Mr. Dean terkekeh kecil melihat tingkah Sophie alias muridnya sendiri, "Nope, aku hanya ingin mengingatkan mu bahwa besok akan ada quiz mendadak." Ucap Mr. Dean tegas.

'Oh sejak kapan Mr. Dean yang angkuh ini mulai peduli padaku?' Batin Sophie.

"Terimakasih informasinya Mr. Dean. Aku bahkan tak peduli dengan quiz itu." Balas Sophie acuh tak acuh.

"Sekarang aku permisi." Tambah Sophie sambil menyandang tas di bahunya sambil menyunggingkan sebuah senyuman palsu yang ia buat-buat.

Mr. Dean's POV

Jangan katakan aku Dean jika aku tak bisa meluluhkan hati muridku sendiri, Jangan katakan aku pedopil karena usia ku tak beda jauh dengan muridku disini. Aku masih terbilang muda dan mapan. Banyak perempuan yang mengincarku tetapi aku selalu saja menolak, Karena menurutku semua wanita sama saja. Hanya terobsesi dengan ketampanan dan kemapananku.

Tapi, Berbeda dengan satu muridku yang terlihat sangat cuek dengan lingkungan sekitarnya. Namanya Sophie McAddams.
Ia memiliki paras yang cantik tapi ia tak pernah menyadarinya.

Sophie McAddams berhasil membuat diriku Mr. Dean penasaran dengan wanita untuk pertama kalinya dalam seumur hidup. Sekali lagi, untuk pertama kali dalam seumur hidup.

Sophie's POV

Katakan aku peduli, karena sekarang aku berada di kamarku berdua dengan buku bahasa sastra ku. Aku memang tak pernah sepeduli ini tapi melihat pelajaranku tak pernah mendapatkan nilai yang cukup bagus membuatku cukup peduli untuk quiz besok yang dikatakan oleh Mr. Dean-Si-Angkuh itu.

Sudah lebih dari satu jam aku menghabiskan waktu dengan membaca buku sastra yang ternyata cukup menarik bagiku. Aku menutup buku ku dan membuangnya kesembarang tempat, aku mengambil iPod milikku dan memasangkan headset ke telinga ku. Alunan lagu cry baby dari Melanie Martinez berhasil membuatku pelan-pelan terhanyut dan masuk kedalam alam mimpi. Entah bagaimana hari esok yang akan kujalani. Ku harap tak seburuk hari ini. Uh.

Author's POV

Pagi harinya, Entah setan apa yang merasuki diri Sophie sehingga Ia datang lebih cepat kesekolahnya. Ia mengenakan t-shirt putih polos dengan ripped jeansnya, terlihat casual dan santai tapi tetap mempesona.

Sophie masuk kekelas pertamanya dan, ya pelajaran Bahasa Sastra.

Mr. Dean tampak masuk kedalam kelas dengan karisma yang diperlihatkannya membuat semua murid wanita memandangnya liar. Kecuali satu wanita, Sophie.

"Yaampun Mr. Dean hari terlihat sangat tampan!" Ucap Clarice salah satu teman Sophie, "Benarkan Sophie?" Tanya Clarice membuat Sophie mengalihkan perhatiannya kearah Mr. Dean.

"Uuh apanya yang tampan!" Ucap Sophie tegas. Membuat Clarice melirik kearahnya tajam, dan Sophie hanya bisa membalasnya dengan wajah yang seakan-akan bertanya 'Apa-salah-ku?'

"Okay, Students! Karena berhubung tidak ada topik bahasan yang cocok hari ini. Saya akan mengadakan Quiz dadakan!" Tegas Mr. Dean sambil memperlihatkan senyuman yang tetap mempesona.

Semua murid terlihat mengeluh karena quiz dadakan yang diadakan Mr. Dean tetapi tidak dengan Sophie, Ia terlihat santai. Tentu saja.

Mr. Dean mulai membagikan kertas-kertas kepada muridnya, tepat pada saat ia membagikan kertasnya kepada Sophie Mr. Dean menatap Sophie dengan tatapan 'Aku-percaya-kau-sudah-siap' dan Sophie hanya menjawabnya dengan kernyitan dahi.

Semua murid mengerjakan soal quiz itu sambil memegang kepalanya masing-masing karena tak mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, sedangkan Sophie sudah menyelesaikan 12 soal dari 15 soal.

'Apa tidak ada soal yang lebih susah lagi huh? ini terlalu gampang' Batin Sophie meremehkan.

Sekarang Sophie sudah selesai, Ia menjadi yang pertama yang menyelesaikan quiz itu. Semua mata tertuju heran pada Sophie yang biasanya tak pernah secepat ini.

"Selesai, itu terlalu gampang untukku." Ucap Sophie santai sambil meletakan kertas itu diatas meja Mr. Dean.

Mr. Dean hanya membalasnya dengan senyuman kecil,

(SKIP)

Sophie's POV

Pft, untunglah hari ini tak begitu menyusahkan. Aku harus berterimakasih dengan Mr. Angkuh itu karena sudah mengingatkan ku tentang quiz dadakan itu. Tetapi, dalam pikiranku menentang. Itu terlalu memalukan untuk berterimakasih kepadanya.

Aku tak mengerti kenapa Mr. Dean begitu cepat mempengaruhiku.

Aku tak boleh jatuh keperangkap pesonanya yang mematikan itu.



NEXT CHAPTER? NEED 10 VOTE OR COMMENTS YA SILENT READERS PLEASE TINGGALIN JEJAK KALIAN. Respect aku yang udah susah payah cari inspirasi huft. THANKYOUU

MY TEACHER MY ENEMYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang