Cium Gue Lagi

16.8K 682 195
                                    

Cerita Sebelumnya...

Malvin pun buru-buru melepaskan bibirnya dari bibir Naufal, lalu mengusapnya cepat-cepat. Naufal hanya terbengong-bengong menyaksikan Mbak Ani yang tengah berdiri mematung sembari membawa kantung-kantung kresek penuh belanjaan. Naufal terduduk lemas sekaligus syock dan tak dapat mengeluarkan sepatah kata pun, Padahal ia begitu ingin menjelaskan...

"Mmmmmm... Mbaaaaaaakkkkk... Ini tuh.... Ehmmmmm.... Kita lagi.... " dan parahnya lagi hanya itu yang dapat terucap dari bibir Malvin.

-

-

-

Namun untungnya Mbak Ani mulai mencoba untuk berfikir positif...

"Oh, saya tau! Mas Naufal kelilipan dan Mas Malvin yang niupin matanya. Gitu kan? Kayak difilm-film gitu? Tenang aja, saya nggak akan salah paham kok! Hehehe... Ya sudah, saya mau mindahin belanjaan dulu ke dapur. Mas-mas nya mau dibikinin minum?"

'Syukur deh!Huft! Mbak Ani nggak tau.' gumam Naufal dalam hati.

"Kok pada bengong tho? Mau dibikinin minum apa ndak?"

"Oh! Eh, nggak usah Mbak! Makasih!" timpal Malvin gugup.

"Ya sudah kalo gitu! Saya permisi dulu!" ujar Mbak Ani, tersenyum simpul lalu berlalu.

Naufal hanya menghela nafas lega...

"Elo sih! Untung aja Mbak Ani nggak tau! Lain kali jangan kayak gitu lagi lo! Nyari masalah aja!" omel Naufal.

"Hehehe... So-sorry! Abisnya lo sih bengong mulu dari tadi. Mikir apaan sih?"

"Bukan urusan lo!"

"Ya udah, gue mau pulang dulu! Ntar malem kita beli headset, oke?" timpal Malvin, lalu berlalu.

"Iya!"

-

-

-

Disisi Lain...

Pukul 20.00 P.M

Tunjungan Plaza Surabaya.

Dari kejauhan nampak seorang lelaki yang mengenakan kemeja abu-abu dan dibalut dengan sweater putih nampak tengah menanti seseorang di sebuah cafe. Entah siapa? Di lehernya terdapat sebuah kalung perak yang melingkari lehernya dengan liontin berbentuk api dan bertuliskan "felsan".

"Lama amat! Masa tiap mau ketemuan selalu kayak gini sih? Arrrgghhh!" gumamnya kesal, lalu meneguk cappucinonya buru-buru.

"Arrrrggghhh!" lenguhnya kepanasan. Beberapa orang yang ada di dalam cafe tersebut menertawakannya.

"Sial!"

Ia pun segera mengeluarkan ponselnya dan langsung menelfon orang yang tengah ditunggunya sejak 30 menit yang lalu.

"Halo? Kamu dimana sih yang? Lama amat!"

"Iya, sorry! tadi macet. Ini aku udah nyampe kok!"

"Ya udah, aku tunggu di cafe biasanya kita ketemu."

Beberapa menit kemudian nampak dari jauh seorang lelaki mengenakan kaos v-neck abu-abu dengan sweater putih yang sama persis dengan milik cowok yang tengah menunggunya tadi. Di lehernya juga terdapat kalung dengan liontin yang sama, bertuliskan "felsan" namun liontinnya berbentuk tetesan air.

"Lama amat kamu!" omel lelaki dengan liontin api.

"Sorry-sorry! Sumpah macet! Ngapain juga boong!" timpal lelaki dengan liontin tetesan air tersebut.

Cium Gue Lagi [Selesai]Where stories live. Discover now