PART 6

10.1K 523 7
                                    

Cerita Sebelumnya..

Naufal POV.

drrrrttt.... drrrtttt.... drrrttttt....

Sialan! Siapa sih yang sms? Ganggu gue ngelamunin Key ajah! Huft!

From : Naufal (yang sebenarnya adalah Malvin yang memakai Hp Naufal)

'Fal, waktu lo tinggal 20 menit lagi! Lo sampe mana sekarang?'

Reply : 'WHATTTT?? Adduuuuhhh... Masih 5 km an lagi. Gimana nih? Pake acara macet segala pula! Nyampe nggak ya dalam waktu 33 menit?'

From : Naufal (yang sebenarnya adalah Malvin yang memakai Hp Naufal)
'Pokoknya lo mesti cepet nyampe! Nyawa gue ada ditangan lo sekarang... Ya udah, kita berdoa aja moga lo bisa sampe tepat waktu.'

Reply : 'Amin! Aduuuhhh... Jaraknya masih sekitar 5 km an tapi mesti nyampe dalam waktu 33 menit dan ini aja kejebak macet. Nyampe nggak tuh? Gue takut banget sumpah!'

"Paaa...! Cepetan nyetirnya!" pekikku frustasi.
-

-

-

"Iya, tapi kamu lihat sendiri kan, masih macet gitu!"

Tiinnn... Tiinnn... Tiiiiinnnnnnnn....

Aku beranjak, lalu menekan-nekan klakson mobil Papa...

"Woy, cepetan!" pekikku pada beberapa pengendara motor di depan.

"Fal, kamu kenapa? Sabar dong, namanya juga macet! Kamu ada janji sama temenmu, kok dari tadi bawaannya pengen buru-buru aja?" omel Papa.

"Lebih dari janji! Pokoknya Papa mesti cepetan nyetirnya!" gumamku frustasi.

Aku begitu frustasi memandangi kemacetan tersebut. Sekarang yang bisa aku lakukan hanyalah duduk manis layaknya seorang pangeran yang sebentar lagi akan mendapati takdirnya. Apakah akan selamat, ataukah akan terjadi hal-hal buruk antara aku dan Malvin seandainya dalam waktu 33 menit ini aku masih belum sampai di rumah.

Beberapa menit kemudian barulah aku menyadari bahwa Key tengah memperhatikanku. Aku begitu gugup, sembari berusaha mengendalikan deru nafasku. Saat aku mengedarkan pandanganku, pandangan kami berdua bertemu. Dia memandangiku dengan pandangan kosong yang sulit ku artikan. Karena gugup, Aku segera mengalihkan pandanganku.

Ku lihat kemacetan tersebut mulai berangsur-angsur mereda. Mobil kami pun mulai dapat melaju dengan kecepatan medium. Aku mulai merasa lega sembari menghela nafas untuk menenangkan fikiranku.

"Kok kamu diem aja dari tadi Key?" tanya Papa, memecah keheningan.

"Ehmm... Ga... Gapapa Om! Cuman lagi nikmatin pemandangan kota aja! Ternyata kota Surabaya indah ya Om?!" gumam Key gugup.

Nah, gitu dong ngomong! Aku sebenernya kangen banget sama suara kamu, Key...

"Iya dong! Kamu tenang aja, nanti Om bakal ngajak kamu jalan-jalan keliling kota Surabaya. Udah sepuluh tahun kan kamu nggak ke sini? Kota Surabaya sudah mengalami banyak perubahan."

"Iya Om, Makasih!" gumam Key pelan.

Sembari tersenyum simpul. Senyuman yang terlihat dipaksakan...

"Wah, seru dong Om! Kok Aku sama Miguel nggak diajak juga sih?" sahut Om Euri.

"Kalian kan udah gedhe! Jalan-jalan aja sendiri. Di rumah kan masih ada mobil lagi. Itung-itung ngabisin waktu berduaan di kota Surabaya. Hahaha..." timpal Papa.

Cium Gue Lagi [Selesai]Where stories live. Discover now