Part 16 - BOOM!!!!

2.6K 151 3
                                    

Hari berikutnya....

Michelle masih belum bisa memaafkan Rico atas ketidak jujurannya semalam. Hatinya masih panas bagai kawah gunung merapi. Wajah Barbie terus mengitari kepalanya, semakin ia berusaha melupakan kebenciannya pada Barbie, sosok perempuan itu semakin terlihat jelas. Rico yang sudah berusaha meneleponnya bahkan semalam langsung menyusulnya ke rumah, harus menelan pil pahit karna Michelle masih terbelenggu dalam emosi.

"Sabar.....gue rasa lo perlu denger penjelasan Rico" kata Agnes yang datang dengan sebuah cangkir berisi teh hangat "Nih minum dulu..."

"Gue nggak aus!" jawab Michelle. Gurat emosi tergambar jelas pada kerut di dahinya.

"Tapi masa sih Barbie ada rasa sama Rico? Dan sengaja mancing Rico buat nemuin dia?"

"Tauk ah, pusing gue! Yang jelas Barbie itu bukan cewek baik-baik...gue nggak paham apasih niat dia sebenernya, kemaren lo sama Julio berantem gara-gara dia, sekarang gantian gue sama Rico. Kenapa sih cewek kaya dia harus dateng ke kehidupan kita?"

"Sejujurnya, gue juga ngerasa ada yang nggak beres sama Barbie, sejak kejadian dia ngajak Julio pergi. Tapi Julio seakan bisa menepis semua prasangka buruk gue, walo kalo mau jujur gue juga was-was kalo dia lama-lama kerja sama Julio" Agnes juga ikut galau membayangkan kemungkinan terburuk dari hubungan bisnis Julio dan Barbie

"Nah kan....lo juga takut kan...makanya kita harus bisa basmi yang namanya Barbie itu! Gimanapun caranya" seru Michelle disertai dengan gebrakan tangannya di meja.

"Hama kali dibasmi....yang penting sekarang lo harus berusaha buat nyelametin hubungan lo sama Rico dulu, katanya kemaren Rico udah ngelamar lo, nah itu artinya Rico serius sama hubungan kalian...lo jangan kepancing sama emosi terus, coba kalian duduk berdua dan bicarain semuanya baik-baik" Michelle diam dan mencerna omongan Agnes. Ada benarnya juga, emosi tidak akan bisa menjadi solusi sebuah masalah, harus ada kedewasaan dalam menyikapi semuanya. Apalagi hubungan Rico dan Michelle sudah bukan main-main lagi.

"Gue masih butuh waktu...ntar kalo udah siap gue bakal nemuin Rico kok, kalo sekarang lo paksa gue, yang ada Rico bisa habis gue tonjokin!" jawab Michelle dengan sebuah kepalan tangan

"Lo kurangin deh jiwa preman lo! Dia pacar lo, Chell...yang lembut ah...lo mau Rico kabur?"

"Ya engga, Nes....."

"Makanya, selesaiin semuanya dengan kepala dingin...kalo kurang dingin lo tempelin tuh es batu di jidat lo" 

"Sialan lo!" gerutu Michelle lalu kembali pada layar komputernya.

Fero masuk ke ruang kerja Michelle, sudah siap dengan tas dan sebuah map ditangannya.

"Mau kemana lo?" tanya Michelle

"Kan mau survei tempat sama kak Agnes, jadi kan kak?"

"Oiyaaa....gue lupa!" Agnes menepuk jidatnya "Gue ambil tas dulu, bentar..."

"Ke balai sarbini?"

"Engga kak Michelle, tempatnya diganti di hotel mulia, kak Agnes ngga cerita ya?"

"Engga, tuh anak diem aja..."

"Berangkat sekarang, Fer?" Agnes datang dengan membawa tasnya

"Lo ke hotel mulia, Nes? Kok ngga cerita sih?" tanya Michelle, hanya dibalas "heem" oleh Agnes "Atiati lo berdua! Semoga lancar semuanya"

Di tempat berbeda, tepatnya di restoran, Julio sedang  berselancar di dunia maya melalui laptopnya. Bukan soal pekerjaan, tapi tentang beragam produk baby yang tersedia di online shop. Satu situs menarik Julio untuk menjelajah lebih jauh, hingga akhirnya ia keasyikan. Pernak-pernik mulai dari baju baby, sepatu, mainan, box, stroller dan lain sebagainya membuat mata Julio tergiur. Akan sangat bahagia jika ia bisa memberikan kejutan untuk Agnes dengan membelikan barang-barang lucu itu untuk persiapan anak-anaknya kelak. 

FOREVER ✔Where stories live. Discover now