Part 9 - One Hope

2.6K 164 10
                                    

Hari berikutnya, Julio didampingi Om Reno dan Andre sudah berada di sebuah ruang meeting. Jam sudah menunjukkan pukul 10.15 tapi orang yang mereka tunggu-tunggu belum juga datang. Kata sekretaris yang ada di depan ruangan tadi, atasan mereka tersebut sedang keluar karna masih ada urusan bisnis. Dilihat dari hal itu, Julio menarik kesimpulan bahwa orang yang akan ditemuinya ini adalah seorang pengusaha sukses.

"Gede banget kantornya..." bisik Andre

"Lo nggak usah norak deh!" jawab Julio pelan

"Palingan lo juga mikir gitu, Bang, ngaku deh lo"

"Dikit!"

Seorang perempuan muncul dari balik pintu bersama dengan seorang pria paruh baya berjas hitam. Pria tersebut tersenyum lalu menyalami ketiga tamunya.

"Kamu boleh keluar..." ucap pria tersebut pada sekretarisnya "Selamat pagi, saya Hartono..."

"Selamat pagi, Pak, saya Reno, dan ini putra saya, Andre, dan disebelahnya, keponakan saya, Julio...dia adalah pemilik dari restoran yang kemarin sudah saya ceritakan pada teman saya, Alex"

"Oh, jadi ini Julio...ya yaaa, Alex sudah cerita semuanya..masih muda ya ternyata" jawab Hartono, ramah dan sopan. Sangat terlihat santun dalam menjaga sikap dan kewibawaannya. "Contoh anak muda sukses sepertinya.."

"Terima kasih, Pak, tapi saya belum sesempurna itu, masih harus banyak berguru dalam hal bisnis"

"Saya lihat kamu punya bakat untuk menjadi pengusaha sukses, tinggal diperdalam saja dan harus pintar dalam penerapan aplikasinya"

"Kalau begitu saya harus bisa mencontoh Pak Hartono sepertinya, karna yang saya lihat Bapak ini adalah pengusaha besar"

"Yaa...seperti inilah kelihatannya..." dan obrolan berlangsung menjadi lebih santai dan akrab, mereka berempat saling menceritakan soal keluarga dan sebagainya.

"Jadi begini, sebenarnya yang tertarik untuk menjajaki bisnis restoran itu bukan saya, tetapi putri saya..jadi mungkin nanti putri saya yang akan terjun langsung, saya hanya berada dibalik layar saja" ucap Hartono 

"Oh, begitu, saya kira Bapak sendiri yang tertarik?" tanya Reno dan Hartono hanya tertawa.

"Bukan, Pak...putri saya sejak kecil memang sangat suka dengan dunia kuliner, dia hoby sekali memasak. Dan cita-citanya adalah punya restoran sendiri. Kebetulan dia juga baru sebulan ini kembali ke Indonesia setelah empat tahun kuliah di London, dan Alex menawarkan tentang restoran Julio, jadi saya pikir akan lebih baik jika putri saya belajar dulu dari Julio sebelum akhirnya mempunyai restoran sendiri" 

"Wah, putri Bapak akan mewarisi bakat berbisnis dari Anda sepertinya.."

"Saya hanya bisa mendukung saja, keputusan sepenuhnya ada di tangan dia. Oya, sepertinya sebentar lagi dia akan datang...saya tadi sudah menyuruhnya untuk kesini agar bisa bertemu langsung dengan kalian"

Benar saja, tak lama setelah itu ketukan pintu terdengar. Seorang perempuan masuk. Cantik...sekali! Dan juga anggun. Dibalut dress warna pink yang cerah, rambut hitam panjang dan lurus. 

"Mingkem!" bisik Julio yang melihat Andre melongo mengagumi kecantikan perempuan yang ada di hadapan mereka

"Bidadari, Bang!"

"Biasa aja! Cantikan juga Agnes.."

"Pagi, Pah..." perempuan itu salim dan mencium kedua pipi Hartono

"Perkenalkan, ini putri saya, Barbie..."

"Selamat pagi, senang bertemu dengan kalian..." sapa Barbie, dengan suara lembut

FOREVER ✔Where stories live. Discover now