Chapter 4: ShikaKiba

3.6K 232 48
                                    

Minna... author sadar kalo dichapter-chapter sebelumnya khususnya chapter NejiLeeGaa banyak banget typo-nya. Oleh karena itu... author nyari editor kesana kemari dan akhirnya, setelah berusaha keras, author nemu editor baru! Jadi autor harap dengan adanya editor baru ini typo di fanfic author bisa berkurang. AMIIIIN...... ^_^

"Menurutmu aku harus memakai sepatu converse atau jordan number untuk pemotretan hari ini?" Kiba berujar tanpa mengalihkan pandangannya dari rak sepatu miliknya. Shika, yang sedang terduduk malas dikasur Kiba, hanya menaikkan sebelah alisnya lalu mendengus. "Entahlah. Pakai saja yang simple agar aku tidak harus menunggumu lebih lama." Shika berkata dengan nada sinis. Kiba mempoutkan bibirnya, "Baiklah..." ujarnya. Lalu mengambil sepatu converse birunya dan memakainya dengan cepat. "Sudah selesai?" Tanya Shika. Kiba mengangguk, "Hm... sudah." Shika berdiri dari duduknya dan langsung menarik Kiba keluar dorm.

"Kalian lama sekali sih!" Lee berujar kesal sembari berkacak pinggang. Semua member sudah menunggu Shika dan Kiba sejak tadi. Shika melirik Kiba sinis, "Salahkan saja anak ini yang terlalu lama memilih sepatu tidak pentingnya." Kiba hanya menggaruk kepalanya dan memasang seringaian konyolnya, "Hehehe... maaf." Lee menghela nafas, "Sudahlah, ayo cepat naik."

"Kapan pemotretannya selesai? Aku sudah lelah..." Kiba merengek manja. Lalu menyenderkan tubuhnya ke Sasuke yang kebetulan duduk disebelahnya. "Menyingkirlah bocah anjing! Kau berat..." Sasuke mendorong kepala Kiba dengan kasar. Kiba menggerutu lalu memukul tangan Sasuke keras, "Hey! Karena aku suka anjing bukan berarti kau bisa memanggilku bocah anjing! Lagi pula aku tidak seberat itu kok! Kau ini menyebalkan sekali." Sasuke hanya memasang wajah stoicnya lalu menoel dahi Kiba dengan jari telunjuknya, "Kau berisik. Kalau kau lelah, seharusnya kau diam saja. Bukan malah mengangguku dengan suara cemprengmu yang sudah seperti toa." Kiba meringis kesal. Dia sudah akan membalas perkataan Sasuke jika saja Shika tidak membekap mulutnya dan menarik kepala Kiba agar bersandar dipundaknya. "Kau menyender padaku saja, sekarang tutup mulutmu oke? Aku mau tidur." Kiba terdiam, dia tidak tahu apa yang harus dilakukannya. Shika tidak pernah bersikap semanis ini padanya. Haruskah dia menarik kepalanya atau membiarkannya saja?

Kiba memutuskan menarik kepalanya perlahan, "Emm... tidak usah. Aku sudah tidak lelah lagi kok." Ujarnya gugup. Shika hanya mengendikkan bahunya, "Terserah kau saja." Gumannya lalu memejamkan matanya dan langsung jatuh tertidur. Kiba terkesima melihat hal itu, baru kali ini dia melihat orang bisa tertidur pulas secepat itu. "Unik sekali..." senyuman tipis terbentuk dibibir Kiba. Ia tanpa sadar terus memperhatikan wajah tidur Shika. Kiba lalu menyadari, jika dilihat dari dekat, Shika sebenarnya lumayan juga. Dia punya bentuk tulang rahang dan pipi yang bagus, bulu matanya juga panjang dan lentik. Kenapa dia baru menyadari kalau Shikamaru itu tampan? 'Aaaaaaa! Kenapa aku malah memikirkan hal itu sih? Memangnya kenapa kalau dia tampan?' Kiba menggelengkan kepalanya keras dan berteriak frustasi dalam hatinya. "Kau sedang apa sih?" Tanya Gaara yang entah muncul dari mana. Kiba langsung terlonjak kaget lalu segera mengalihkan pandangannya dari wajah Shika. "Eh... itu... tidak apa-apa kok." Kiba tertawa gugup.

Gaara menaikkan alisnya. Lalu mengendikkan bahu tidak peduli. "Emm... Kiba, aku ingin menanyakan sesuatu padamu." Ekspresi wajah Gaara tiba-tiba berubah serius sekaligus gugup. "Tanya apa? Santai saja, jangan memasang wajah seserius itu." Kiba menatap Gaara penasaran. Gaara mendudukkan dirinya disebelah Kiba lalu menghela nafas, wajahnya perlahan berubah sedih, hal ini mengejutkan Kiba. Sebelumnya Gaara tidak pernah menampakkan ekspresi lain selain wajah stoic andalannya. "Menurutmu, apakah hubunganku Lee dan aku akhir-akhir ini terlihat berbeda? Maksudku... kau yang paling peka diantara para member, jadi aku yakin kau pasti memperhatikan hal itu." Kiba mengerutkan keningnya, mengapa Gaara menanyakan hal seperti itu? "Sebenarnya, aku memang merasa hubunganmu dan Lee tidak seperti biasanya. Hubungan kalian terlihat lebih renggang, dan akhir-akhir ini Lee memang lebih dekat dengan Neji." Kiba menjawab pernyataan Gaara dengan jujur. Gaara menggosok wajahnya kesal, "Sudah kuduga, hubungan kami memang merenggang. Entah mengapa Lee agak menjauhiku akhir-akhir ini. Dia malah lebih sering bergaul dengan lelaki jadi-jadian itu." Gaara berujar dengan emosi. Kiba mengangguk-anggukkan kepalanya, dia tahu Gaara dan Neji selalu bersaing untuk mendapatkan perhatian Lee. Tapi ini pertama kalinya dia melihat Gaara seemosi ini, apa ini karena kejadian pelukan NejiLee seminggu yang lalu itu? "Tapi ngomong-ngomong, kenapa kau menanyakan hal i..." "SEMUANYA! Kita kembali kedorm, pemotretannya sudah selesai!" Teriakan Sakura memotong perkataan Kiba. Gaara menggerutu, "Kita lanjutkan pembicaraan kita di dorm..." ujarnya. Gaara lalu melangkah keluar dari studio foto.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 19, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Boyband no Koi (Naruto yaoi) (boyxboy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang