BAB TIGABELAS

1.7K 165 27
                                    

Esok harinya, Roni pergi ke taman kota. Elena memaksa untuk ikut meski sempat berdebat hebat dengan Roni, akhirnya pemuda itu mengizinkannya.

Roni menyandarkan punggungnya di sebuah kursi besi. Di samping kirinya Elena terlihat canggung. Di samping kanannya Erick duduk sambil menatap dirinya.

"Bagaimana kehidupanmu selama tiga tahun ini Roni?" Tanya Erick

"Baik" jawab Roni

"Apa kau tahu sesuatu tentang Underground Bullet?"

"Tidak"

"Siapa para remaja yang kau ikuti kemarin?"

"Mereka teman se kostku"

"Kau tinggal di kost?"

"Ya"

Hening sejenak kemudian Roni berkata

"Sekarang aku yang akan bertanya"

"Apa pertanyaanmu?"

"Kenapa kau meninggalkanku?"

"Itu..."

"Kenapa kau pergi dari rumah?"

"Itu karena..."

"Kenapa kau menikah dengan si pelacur itu?"

Mereka terdiam bersamaan. Elena merasa canggung dan memilin-milin ujung jaketnya.

"Aku melakukan misi rahasia kepolisian dan sebagai gantinya, aku terpaksa pergi dari rumah selama....enam tahun" Erick menundukkan kepalanya dalam-dalam

Roni menatapnya tajam "jadi kau lebih memilih misi daripada keluargamu sendiri?"

Erick menggeleng "tidak"

"Tapi kenapa?"

"Kau tahu? Misi yang kujalankan adalah memburu pembunuh yang sudah membuat ibu mu  tewas"

Roni mengangkat wajahnya dan melihat ayahnya yang mukanya menggelap "apa kau....berhasil?"

Erick menggeleng "tidak, dia berhasil kabur dari penjara"

"Apa?!" Teriak Roni, nyaring.

"Tapi kau berhasil menangkapnya kembali"

"Apa maksudmu?" Tanya Roni

"Pembunuh ibu mu itu Master Puppet tau!"

"HAH?!"

÷÷÷÷÷

Erick mengambil nafas panjang dan kemudian menghembuskannya lagi. Mencoba mengeluarkan beban berat yang akan diceritakannya pada Roni

"Roni saat ibumu meninggal, rasanya bagaikan duniaku gelap dalam sekejap. Terutama saat tahu jika ibumu itu tewas karena dibunuh" Erick menghela nafas "karena itulah aku mati-matian memburu pembunuhnya"

Hening sejenak, Roni hanya diam. Elena mengenggam tangan lelaki itu sambil tersenyum.

"Dan soal ibu tirimu....aku bersumpah bahwa itu adalah kesalahan terbesar yang pernah kubuat seumur hidupku. Tapi tenang saja, dia sudah masuk penjara karena masalah penyiksaanmu itu"

"Benarkah?" Tanya Roni. Di wajahnya terukir sebuah senyum yang mengembang.

"Satu lagi, gadis itu pacarmu?"

Wajah Elena sontak memerah "ka...kami tidak pa...."

"Kami pacaran kok" sahut Roni, santai. Membuat Erick membelalak

"Benarkah?!" Tanya Erick, matanya terlihat berbinar-binar. Roni mengangguk dan mengedipkan sebelah matanya pada Elena yang wajahnya sudah semerah kepiting rebus.

Erick langsung mengusap kepala Roni sambil menyeringai "bagus! Tak kusangka, aku bakalan dapat mantu secepat ini! Ajari dia dengan baik Roni! Kau sudah mencoba bibirnya?" Tanya Erick tanpa basa-basi.

Roni mengangguk "sudah ayah"

"Gimana rasanya?"

"Yah....begitulah. Omong-omong, ini cerita action bukan kompetisi mesum antar kampung yah" ucap Roni sambil tertawa

Erick dan Roni tertawa bersamaan, Roni melirik Elena yang menatapnya malu-malu.

"Hei Roni, kau mau tinggal dengan ayah? Ayah sudah menetap kok disini"

Roni menggeleng dan merangkul pinggang Elena. Menarik gadis itu untuk mendekat "aku memilih tinggal dengan teman-temanku dan gadis ini"

"Kenapa?" Tanya Erick, nada suaranya terdengar kecewa.

"Aku ingin mandiri. Lagipula aku sudah terikat dengannya" jawab Roni sambil melirik Elena

Erick menatap Elena "kalau boleh tahu, siapa namamu?"

"Namaku Elena Grimm, salam kenal pak"

Erick tersenyum "Erick Siswanto, panggil saja Erick. Jaga anakku Elena, pastikan dia tak mencium gadis lain. Jika dia menduakanmu, lapor saja padaku. Akan langsung kukebiri dia"

Roni menjitak kening Erick "hei, aku anakmu!"

Sontak, ketiganya tertawa. Merasakan beban lama yang perlahan-lahan terangkat dari bahu masing-masing.

÷÷÷÷÷

(Elena POV)

Aku sedang duduk sambil meminum secangkir teh saat Roni datang dan duduk disampingku. Dia menatapku sambil tersenyum

"Ada apa?" Tanyanya

Aku tersenyum "Apa semua ini akan berhenti sampai disini?"

Dia menggeleng "tidak. Kejahatan tidak akan pernah berhenti jika kita tidak menumpas sampai ke akarnya"

"Aku paham sekarang. Tapi kenapa kau bohong pada ayahmu?"

"Soal apa?"

"Underground Bullet, tempat tinggalmu, dan hubungan kita"

Roni menatapku, tangannya mengenggam tanganku dan mendorong tubuhku hingga aku telentang di atas sofa yang sedang kududuki

"Satu, aku bohong tentang kelompok kita agar kita tidak terkena masalah apapun pada polisi. Jika kita sampai ketahuan, masalahnya akan rumit. Percayalah."

Lalu dia menindihku dan menempelkan keningnya dengan keningku

"Dua" ucapnya "tempat tinggal kita sangat rahasia. Kalau sampai ketahuan yang lain, terutama polisi. Pasti para penjahat, cepat atau lambat juga akan mengetahuinya"

Dia memeluk tubuhku hingga tak ada batas jarak diantara kami, aku bahkan bisa merasakan detak jantungnya yang berdetak kencang

"Ketiga, aku tak bohong soal hubungan kita. Dan percayalah, aku mewarisi kemesuman ayahku. Tapi tenang saja, aku akan melakukannya setelah kita sah."

Aku mengangkat sebelah alisku "benarkah?"

Dia mengangguk dan menyeringai "tapi untuk ciuman, ceritanya lain lagi. Sekarang, apa aku boleh melakukannya lagi? Bibirmu bagaikan candu bagiku"

Aku tersenyum lebar. Hatiku serasa mengembang saat mendengar perkataan Roni

"Lakukan saja sesukamu, my wild partner" ucapku sambil menutup mataku.

Dan membiarkan dia melumat bibirku.

÷÷÷÷÷

THE END (?)

Haleoo!!

Akhirnya tamat juga! Sebenarnya enggak sih karena ini novel serial. Maaf ya jika ada typo. Terkadang saya ada salah ketik soalnya.

Bagi yang suka couple Roni-Elena, tenang saja aku bakalan munculin lagi di seri Underground Bullet yang lain. Jadi tunggu aja ya!

Next series:

My Beautiful Demon (Underground Bullet Case: 02)







My Wild Partner (END)Where stories live. Discover now