BAB TIGA

1.9K 230 12
                                    

KEDUANYA TERDIAM, ELENA menatap Budi dengan tatapan tak percaya.

"Apa maksudmu? Apa Roni sakit?"

Budi menggeleng "bukan begitu" ucapnya "ini bukan penyakit tapi trauma"

"Trauma? Seorang lelaki sekeras Roni bisa trauma?"

Budi berdeham "jangan menyimpulkan seseorang terlalu cepat. Meski Roni diluarnya memang keras. Tapi didalamnya....dia terluka"

"Terluka? Apa....dia mengalami kekerasan sepertiku?"

Budi mengangguk "ya, dia pernah mengalaminya. Tapi bukan hal itu yang membuatnya jadi seperti sekarang"

"Lalu apa?"

"Biar kuceritakan, ini terjadi dua tahun yang lalu..."

÷÷÷÷÷

Sepasang muda-mudi tengah berduaan di sebuah jembatan. Keduanya disana bukan untuk bermesraan apalagi pacaran, tetapi mengikuti seseorang.

"Roni" bisik si gadis, lirih "udaranya dingin sekali"

"Jangan cerewet" balas Roni "ini kasus penting, kalau pelakunya ketemu kita bisa menyelamatkan puluhan anak-anak"

"Aku paham tapi..."

Ucapan si gadis terputus saat bibir Roni membungkamnya, wajah keduanya memerah walaupun udara dingin khas malam hari tengah berhembus kencang.

Roni melepaskan bibirnya dan tersenyum

"Setelah kasus selesai, kita kencan"

"Benarkah?"

Budi berhenti sebentar lalu menghela nafas. Elena menatapnya dengan tak sabaran

"Lalu, apa yang terjadi?"

Budi menunduk "nama gadis itu Zikrika, kami biasa memanggilnya Zikri"

Budi menatap Elena dan tersenyum saat melihat raut wajah gadis itu.

"Baiklah, akan kulanjutkan"

÷÷÷÷÷

Roni dan Zikri berjalan menyusuri jembatan. Mata keduanya terus mengawasi sekeliling.

"Target di depan, arah jam 10" bisik Roni

"Jumlah target dua, Roni. Ada satu di arah jam 10. Dan satunya lagi...hilang" bisik Zikri, kalut.

Roni terdiam "apa maksudmu?"

"Tadi ada satu orang lagi yang memakai mantel hitam. Tapi perhatianku teralih dengan yang satunya, saat kulihat lagi dia sudah hilang" balas Zikri

Roni menarik lengan Zikri dan membawa gadis itu berlari kencang. Tanpa sengaja, kaki Zikri terantuk batu hingga gadis itu terjatuh ke tanah.

Roni berpaling dan mendapati Zikri yang sudah ditawan seorang pria, tangannya memegang sebilah samurai.

"Kau memilih musuh yang salah, Underground Bullet" ucap si pria, nadanya terdengar kejam dan dingin.

Sedetik kemudian, dia melompat jauh kebelakang dan menghilang di tengah kegelapan malam.

÷÷÷÷÷

Budi menghela nafas, Elena yang sedari awal mendengarkan cerita bahkan sampai lupa bernafas saking tegangnya.

"Kemudian, apa yang terjadi?"

Budi menundukkan kepalanya "Zikri ditemukan seminggu kemudian"

"Apa dia selamat?" Tanya Elena dengan mata berbinar-binar.

Budi tertawa hambar, lalu berkata

"Dalam keadaan sekarat"

÷÷÷÷÷

Roni berbaring lemas di tengah kasur. Pandangannya hanya tertuju pada langit-langit kamar, sesekali dia melirik foto seorang gadis berambut hitam dengan mata cokelat cerah yang ditaruh di sebuah pigura dan diletakkan di meja.

"Zikri" bisik Roni "tak terasa, sudah dua tahun ya?"

"Aku kangen"

"Bagaimana kabarmu disana?"

"Malaikat maut tak menusukmu dengan garpu tala mereka kan?"

"Kuharap kau baik-baik saja disana"

Eko dan Ren melihat Roni yang tengah 'mengobrol' dengan foto Zikri. Mereka hanya bisa menatap lelaki itu dengan iba. Mereka paham kalau Roni masih tak bisa menerima kepergian Zikri.

÷÷÷÷÷

"Apa yang terjadi pada Zikri? Apa dia selamat?" Tanya Elena

Budi menggeleng "dia tewas"

"Bukannya kau bilang dia sekarat?"

Budi mengangguk "memang, dan kemudian dia tewas di pelukan Roni....setelah berbisik di telinganya"

"Berbisik?"

"Ya, Zikri membisikkan sesuatu di telinga Roni sebelum menghembuskan nafas terakhirnya. Tapi sampai sekarang kami semua tak tahu apa yang dibisikkan Zikri"

"Kalian tidak tanya?"

"Sudah, tapi Roni tak mau menjawab dan memilih diam. Seminggu setelah kematian Zikri, dia baru keluar dari kamarnya"

Elena membelalak "lama sekali"

Budi mengangguk "aku sih maklum saja, dia tengah berkabung. Tapi tak kusangka dia mengurung diri selama seminggu"

"Ya Tuhan"

Budi memegang tangan Elena dan menggenggamnya hingga gadis itu berjengit

"Kumohon Elena, menurutku hanya kau yang bisa menyembuhkan Roni dari dukanya"

Elena menatap balik Budi dan menangkap sinar harapan di mata lelaki itu

"Baiklah, akan kucoba"

÷÷÷÷÷

TO BE CONTINUED....

Ps: maaf pendek dan bila ada typo bisa langsung lapor ke saya oke? Multimednya Roni lagi rebahan (authornya mimisan) gak tau foto siapa sih....XP

Vommentnya ditunggu!!!



My Wild Partner (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang