Hakan:
"Mungkin suatu hari aku bisa kenalkan kamu ke beliau? She'd like you, I think 😊"
Bian menatap pesan itu dengan perasaan campur aduk.
Hakan yang innocent. Yang tidak tahu kalau hidupnya—dan hidup Bian—sudah di-script 10 tahun lalu.
Yang tidak tahu kalau dia doomed untuk heartbreak.
Karena Bian.
Karena Bian yang iseng menulis cerita sad ending 10 tahun lalu.
Guilt menghantam seperti gelombang.
"Ini salahku," bisik Bian. "Ini semua salahku."
Dia harus melakukan sesuatu.
Dia harus...
Tapi apa?
Bagaimana cara melawan cerita yang sudah ditulis?
Bagaimana cara mengubah ending yang sudah ditentukan?
Bian menatap hape-nya, ke pesan Hakan yang masih menunggu balasan.
Tangannya melayang di atas keyboard.
Dia harus balas. Dia harus act normal.
Tapi bagaimana dia bisa act normal setelah tahu semua ini?
Dengan usaha besar, dia mengetik.
Bian:
"...maybe someday"
Hakan:
"Cool! No pressure kok. Anyway, kamu lagi sibuk hari ini?"
Bian:
"Ada kerjaan yang harus di-revisi"
Bohong. Tapi dia butuh excuse.
Dia butuh waktu untuk process ini semua.
Hakan:
"Okaay, semangat ya! Kalau butuh break atau mau ngobrol, text me anytime 😊"
Bian:
"Thanks"
Dia menaruh hape-nya, tangan masih gemetar.
Menatap laptop. Menatap cerita. Menatap ending yang mengerikan.
"Aku harus cari cara," bisiknya. "Aku harus cari cara untuk stop ini."
Tapi bagaimana?
Beberapa jam kemudian, Bian duduk di lantai kamarnya, dikelilingi oleh kertas dan laptop.
Dia sudah print cerita itu—semua 50 halaman—dan sekarang sedang breakdown scene by scene.
Kertas-kertas itu tersebar di lantai dengan notes tulisan tangannya:
"Scene 1: Jembatan - ✓ TERJADI"
"Scene 2: Warung meeting - ✓ TERJADI"
"Scene 3: Bakso Boedjangan - ✓ TERJADI"
"Scene 4: Jalan foto & makan - ✓ TERJADI"
"Scene 5: ???"
Dia membaca scene 5 dengan hati-hati.
"Minggu ketiga. Hakan dan Aira mulai lebih sering bertemu. Hakan membawa Aira ke rumah ibunya—memperkenalkannya sebagai 'teman baik'. Ibu Hakan langsung menyukai Aira. Warm, welcoming. 'Kamu harus sering-sering main ke sini,' kata ibu Hakan sambil tersenyum."
Bian menggarisbawahi bagian itu.
"Jadi... next event supposed to be Hakan bawa aku ke rumah ibunya?"
Dia menatap bagian itu lama.
أنت تقرأ
Error Script
القصة القصيرةBian, seorang desainer grafis yang sedang dihimpit kegagalan dan utang, berdiri di pinggir jembatan penyeberangan Dago. Saat ia hendak mengakhiri segalanya, seorang pria mabuk bernama Hakan menyelamatkannya-hampir membuat dirinya sendiri tewas. Pert...
Bab 4
ابدأ من البداية
