Kebetulan-kebetulan itu.

Bertemu Hakan di warung. Bakso Boedjangan. Toko buku tentang storytelling.

Rasanya... terlalu pas.

"Gak mungkin sih," gumamnya. "Ini cuma coincidence."

Tapi...

Dia membuka folder lama di laptop-nya.

SMA > Projects > Creative Writing

Disana.

"Story_Draft_Final.docx"

Dia menatapnya.

Dia tidak ingat detail cerita ini. Sudah 10 tahun. Dia menulis banyak hal random waktu itu.

Tapi nama file-nya... "Story_Draft_Final"...

Kenapa terasa familiar?

Tangannya melayang di atas touchpad.

Haruskah dia buka?

Ada sesuatu yang memberitahunya—sekali dia membuka ini, sesuatu akan berubah.

Tapi rasa penasaran—dan kegelisahan yang tumbuh—menang.

Dia double-click.

File terbuka.

Dokumen Word. 50 halaman.

Judul di atas:

"SAMPAI AKHIR UNTUKMU"

Oleh: Fabian Abiyasa

Dengan Bantuan AI Writing Assistant

Tanggal: 15 Agustus 2015

10 tahun lalu.

Bian mulai membaca.

Pelan.

Halaman 1:

"Aira berdiri di pinggir jembatan. Angin malam dingin. Dia ingin semuanya berakhir."

Bian terdiam.

Jembatan.

"Seorang pria muncul—Hakan, 30 tahun. Sedang mabuk. Dia melihat Aira. 'Jangan!' teriaknya."

Nama itu.

Hakan.

Bian terus membaca, lebih cepat sekarang.

"Hakan menarik Aira dari pagar. Tapi dia kehilangan keseimbangan—hampir jatuh sendiri."

"'Aku gak mau mati!' Hakan berteriak panik."

"Aira, dengan instinct, menarik Hakan kembali. Mereka jatuh berdua di lantai jembatan."

Bian berhenti.

Itu...

Itu mirip.

Sangat mirip dengan yang terjadi padanya.

Tapi... mungkin cuma kebetulan? Banyak cerita tentang penyelamatan bunuh diri kan?

Dia scroll lebih jauh.

Halaman 5:

"Minggu berikutnya, Hakan dan Aira bertemu lagi—'kebetulan'—di warung makan dekat kampus."

"Hakan cheerful, peduli, bertanya kabar Aira."

"Mereka makan bersama. Aira merasa... tidak sendirian."

Warung.

Mereka juga ketemu di warung.

Bian mulai merasa gelisah.

Halaman 8:

"Hakan mengajak Aira makan bakso. 'Ada tempat enak dekat kos aku—Bakso Gajah,' kata Hakan."

Error ScriptWhere stories live. Discover now