18. An exception

433 99 7
                                        

Setelah hari dimana Grace memilih untuk pergi bersama ayahnya, sekali pun dalam hidupnya dia tidak pernah memikirkan akan kembali sekelas dengan Felix dan Shawn. Apalagi hari ini di jam kedua pelajaran Biologi, dia harus mengerjakan tugas berkelompok dengan Felix dan Shawn.

Menjadi teman sekelompok dengan Shawn tentunya Grace tidak akan menolak, tapi mengapa dia juga harus sekelompok dengan Felix. Padahal Grace sudah mati-matian untuk tidak terlalu dekat dengan Felix. Meskipun itu juga tidak berguna karena Felix terus saja menganggu nya, setiap hari dimana pun dirinya berada disitulah Felix juga ada.

Sudah seperti parasit!

Di sekolah ini bahkan Grace kadang-kadang mendengar kabar burung bahwa dia dan Felix tengah menjalin hubungan rahasia. Padahal yang Grace inginkan adalah kabar mengenai hubungan gelap antara Felix dan Shawn, tapi itu tidak mungkin bisa terjadi karena seberapa banyak usaha yang Grace kerahkan, Felix maupun Shawn tidak terlihat tertarik satu sama lain, bahkan di lain waktu Grace melihat mereka hampir saja melayangkan tinju satu sama lain.

Grace terus saja melamun sambil mencoret-coret sesuatu di buku biologi nya , dia sama sekali tidak tertarik dengan apa yang sedang Felix jelaskan. Sampai kemudian Grace meringis sakit tatkala sebuah buku mata pelajaran biologi mendarat di kepalanya.

"Ahhkkk... Sialan." mata Grace melotot tajam pada sang pelaku, Felix.

Namun Felix hanya menyeringai kecil membalas kekesalan sang gadis, berbanding terbalik dengan Felix, Shawn dengan sigap mengusap kepala Grace yang duduk di sampingnya seraya meniup keningnya yang memerah.

"Sudah merasa baikan Grace?" tanya Shawn cemas dan Grace hanya mengangguk pelan menanggapinya.

Felix mendengus geli melihat tingkah laku kedua orang di depannya, "Menggelikan."

"Apa kau sangat suka memukulku?" tanya Grace mengabaikan perkataan Felix.

Felix tersenyum ramah dan menjawab dengan perkataan yang menusuk, "Tentu... Itu untuk kebaikan mu sendiri, agar kau tidak terlalu bodoh."

"Aku tidak bodoh," ucap Grace tidak terima di bilang bodoh, begini-begini dia juga masuk peringkat lima besar di sekolah lamanya.

Sebelum menjawab ucapan Grace, Felix melirik sekilas kearah Shawn yang kini sedang melihatnya dengan tatapan dingin, Felix tersenyum penuh kemenangan pada Shawn, akhirnya Felix bisa sepenuhnya mengambil alih seluruh perhatian Grace padanya setelah sekian lama hanya menjadi dinding tak kasat mata di mata mereka berdua.

"Lalu... Apa kau bisa menjawab materi yang baru saja aku jelaskan padamu?"

"Ten-tentu saja." kata Grace agak kurang yakin, tapi meskipun dirinya sibuk mencoret-coret buku, dia sempat membaca materi yang sedang dibahas.

‎"Dalam penyimpangan semu Hukum Mendel ada yang di sebut dengan Atavisme, jelaskan padaku apa itu Atavisme?"

Atavisme? Dahi Grace berkerut samar mendengarnya, tapi tak lama kemudian sudut bibirnya terangkat sedikit sebelum dia menjawab.

"Atavisme adalah interaksi antar gen berbeda alel yang menghasilkan filial atau keturunan dengan fenotip yang berbeda dari induknya. Contoh atavisme dapat di temukan pada kasus jengger ayam dan...." ada jeda tiga detik sebelum dia kembali berkata, "Kau."

Felix mendengus geli, "Setelah benda jahat sekarang kau juga menyamakan ku dengan seekor ayam?"

Grace bertopang dagu pada meja, dia tersenyum manis dan menjawab dengan santai, "Tentu, lihat saja nyonya Rayta, dia begitu baik hati bagaikan ibu peri, sedangkan kau anaknya seperti monster iblis, sifat maupun bentuk fisik tidak ada yang mirip."

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: 5 days ago ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Entangled by the main character Where stories live. Discover now