"Akhirnya...", dipandanginya permata hitam yang kini ada dalam genggaman tangannya. "Yuki-chan, formulanya. Cepat!"

5...

Yuki memberikan sebuah tabung berisi cairan bening dengan gelembung-gelembung kecil di dalamnya.

4...

Ares memasukkan Hell Diamond ke dalam tabung yang Yuki berikan.

3...

"Dunia ini akan jadi milikku.", ia tersenyum puas.

2...

Formula yang ia pegang mulai bereaksi. Airnya bergejolak dan berubah warna menjadi hitam.

1...

"Apa-apaan ini?", gejolak yang ditimbulkan oleh permata ditangannya semakin kuat, ia tidak sanggup menahannya, dan memutuskan untuk melemparkan tabung yang ia pegang ke tanah.

0...

DUAARRR!!!

***

Apa aku sudah mati?

Tidak tidak! Aku baik-baik saja. Tidak ada ledakan apapun disini. Lalu, suara apa itu tadi?

Aku mendongak.

"Kembang api?", aku melihat sisa-sisa kembang api di langit.

"Permatanya...hilang."

"Eeeh??", aku mengalihkan pandangan pada Ryosuke yang sedang menggenggam sebuah kotak.

"Kemana perginya permata itu?", Ryosuke masih berpikir keras.

"Oooyy, minna! Daijoubu?", para pangeran, Keito-senpai, dan Arioka-senpai berlari mendekat.

"Ai, daijoubu?", Rei menghampiriku dengan terengah-engah.

"Daijoubu."

"Bagaimana dengan permatanya? Kau berhasil menghancurkannya?", Yuuri bertanya dengan wajah khawatir.

"Aku tidak tahu. Permatanya tidak ada di kotak itu, dan...", aku menyadari ada sesuatu yang aneh, "Kak Kei? Dimana kak Kei?"

"Benar juga, aku tidak melihatnya sejak tadi.", Kou-sama menjawab.

"Apa kalian lihat kembang api tadi?", Arioka-senpai mengalihkan pembicaraan.

"Iya, aku lihat, asalnya dari taman belakang.", aku berhenti sejenak, "Jangan-jangan...", aku mencoba menerka apa yang terjadi.

Aku berlari ke arah van berlogo Diamond Corp yang terparkir tak jauh dari tempatku. Aku sudah tidak peduli dengan timah panas yang bersarang di lenganku. Semua mengikutiku, seolah tau apa yang kupikirkan.

Dan benar saja, tiga mayat kami temukan di dalam van yang berantakan.

"Kak Kei...", aku mencoba lari, tapi seseorang menahanku.

"Kita akan membuang waktu jika berlari kesana.", Hikaru-sama memberi kode untuk naik ke dalam van. Yuto, Rei, dan Keito-senpai sudah mengeluarkan ketiga mayat anggota tim khusus yang ada di dalam van. Aku benar-benar merasa menyesal meninggalkan mereka disini.

Mobil mulai melaju menuju halaman belakang dengan kecepatan penuh. Kami tidak tahu apa yang terjadi disana, tapi semoga semua baik-baik saja.

"Ai...", Keito-senpai memanggilku dari kursi belakang, tempat ia duduk bersama Arioka-senpai, Yuto, dan Yuuri.

Aisyah dan 7 PangeranWhere stories live. Discover now