Chapter 1

2.4K 77 15
                                    

"Irasshaimase, Kei-sama, Rei-sama, Ai-sama.", seorang pria yang kira-kira berusia 25 tahun menyambutku, kak Kei, dan Rei yang baru saja tiba. Di belakang pria itu berjajar rapi puluhan pelayan yang dengan ramahnya ikut menyambut kami. Rumah ini, bukan, mungkin lebih pantas jika aku menyebutnya "istana" ini jauh lebih megah dari apa yang aku bayangkan. Bahkan untuk sampai di gedung utama yang sekarang kami masuki, membutuhkan waktu 5 menit perjalanan dengan mobil berkecepatan 60km/jam. Whoaaa...

"Perkenalkan, saya Takaki Yuya, kepala pelayan di rumah ini.", pria itu memperkenalkan diri. Ia menoleh ke belakang dan mempersilahkan 2 pemuda dan 1 wanita maju dan berdiri tepat dihadapan kami bertiga.

"Mereka yang akan bertanggung jawab terhadap keperluan tuan muda sekalian.", Takaki-san mengangguk, mempersilahkan ketiganya untuk memperkenalkan diri.

"Perkenalkan, saya Chiba Tatsuya, yang akan menjadi pelayan pribadi Kei-sama". Chiba-san membungkukkan badannya. Dengan tubuh yang tidak terlalu tinggi dan agak gemuk ia terlihat sangat cekatan dan profesional, wajahnya optimis dan memberi kesan ramah.

"Saya Tsuburaya Akira, yang akan bertanggung jawab untuk semua keperluan Rei-sama.", Tsuburaya-san pun membungkukkan badannya. Menurutku ia hanya lebih tua beberapa tahun dariku dan Rei, 20 tahunan mungkin?

"Nama saya Yoshida Yuki, yang akan menjadi pelayan pribadi Ai-sama.", Yoshida-san tersenyum padaku dan membungkukkan badannya. Ini yang keempat kalinya kami -aku, kak Kei, dan Rei- membungkuk membalas salam dari orang-orang yang baru saja memperkenalkan diri. Yoshida-san juga sepertinya tidak lebih tua dari kak Kei. Wajahnya terlihat sangat lembut dan penuh kasih sayang.

Tunggu dulu, sepertinya ada yang salah. Pelayan pribadi? Apa aku tidak salah dengar? Aku...

"Ai-sama?", Yoshida-san menyadarkanku, aah, baru kusadari sedari tadi tidak ada satu patah kata pun yang terlontar dari bibirku, mungkin aku masih sedikit shock atas semua keanehan ini.

"Ai-sama, daijoubu desu ka?", Yoshida-san mengulang kembali pertanyaannya, mungkin karena lagi-lagi aku tidak merespon.

"Hai', daijoubu desu.", aku tersenyum.

"Saya akan mengantar anda ke kamar. Anda pasti lelah setelah perjalanan jauh ini." Aku mengangguk. Kak Kei dan Rei sepertinya juga diperlakukan hal yang sama oleh Chiba-san dan Tsuburaya-san. Aku mengikuti Yoshida-san sambil diam-diam mengamati isi rumah ini. Ruangan ini sepertinya aula utama, tata ruangnya bergaya eropa dengan banyak lukisan mahal yang bergantungan di dindingnya. Beberapa vas bunga besar juga menghiasi sudut-sudut ruangan, menambah kesan mewah dan megah rumah ini. Sebuah tangga yang cukup besar berdiri angkuh di tengah ruangan, lebarnya sekitar 5 meter, dan bercabang dua di tengahnya.

"Ruangan ini adalah aula utama, tempat berkumpul semua penghuni rumah, atau tempat diadakan pesta dan acara-acara penting.", seolah membaca pikiranku, Yoshida-san mulai menjelaskan. "Dibalik tangga ini ada dapur utama dan ruang makan, namun saat cuaca cerah biasanya semua tuan muda akan makan bersama di taman. Selain itu ada kamar kepala pelayan, kepala koki, dan para pelayan pribadi."

Kami berjalan menaiki tangga menuju lantai dua. Lantai dua berisi ruangan-ruangan yang berjajar rapi.

"Di lantai dua inilah semua tuan muda tinggal.", kami berhenti di sebuah ruangan, atau kamar, pintunya besar dengan ukiran sakura di kedua daun pintunya.

"Ini adalah kamar anda, Ai-sama.", Yoshida-san membukakan pintu untukku dan mempersilahkanku masuk. Kejutan apa lagi ini? Ini kamarku?

Aisyah dan 7 PangeranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang