• wait, WHAT?! • chapter 04 •

Start from the beginning
                                        

Sementara itu Bae sendiri telah di papah menuju kamar mandi guna di bersihkan sebelum berdandan, dan hal ini membuat Bae yang seumur hidupnya tak pernah telanjang di depan orang lain harus menahan rasa canggungnya yang menggebu-gebu.

Ternyata jadi orang kaya ada rasa tidak nyaman nya juga ya.

• ✿ • ✿ • ✿ •


Perjalanan menuju hotel yang akan menjadi saksi pesta besar-besaran atas pernikahan sang nona muda Seol berjalan cukup lambat untuk Bae, dengan gaun pesta bergaya column terpasang apik di tubuhnya, karena style bagian atasnya adalah halther, Bae bisa merasakan tubuhnya sedikit kedinginan akibat gaun terbuka miliknya. Ia melirik Sullyoon yang tengah berjalan dengan setelan gaun fit & flare yang menunjukkan betapa indahnya lekuk tubuh sang nona muda Seol.

Berjalan berdampingan dengan Sullyoon membuat Bae tidak merasa percaya diri sedikitpun mengingat istrinya sangatlah cantik dan memiliki body goals yang sempurna dibandingkan miliknya, meskipun badan Bae terbilang ideal namun entah mengapa ia merasa masih jauh untuk setara dengan penampilan Sullyoon.

Keduanya tampil sangat cantik tatkala masuk ke area hall yang telah ramai oleh tamu-tamu undangan yang tengah bersenda gurau, orang tua Bae terlihat mengobrol santai dengan kolega bisnis yang hadir sementara keluarga Sullyoon terlihat tak jauh beda, mereka beramah tamah dengan ekspresi terbatas khas keluarga Seol.

Namun hal yang cukup menarik yang bisa Bae lihat adalah kecanggungan antara kakak Bae bersama kakak Sullyoon, keduanya hanya berdiri berhadapan sambil memegang wine, Minho nampak menatap Jisung namun Jisung memilih menatap gelas yang ia putar dengan tidak nyaman.

Belum sempat ia berspekulasi, sebuah tangan dengan kasar menarik bahu terbuka Bae dan mendorongnya kepinggir, ia hampir saja limbung akibat mengenakan hak tinggi namun untungnya keberuntungan masih berpihak kepadanya. Ia bisa kembali berdiri tegak dan menoleh ke arah siapapun itu yang berani secara mendadak menariknya dengan tidak sopan.

Ia bisa melihat, seorang pemuda tampan kini tengah berdiri tepat dimana ia berdiri sebelumnya, tersenyum dengan hangat terhadap Sullyoon yang tengah mengernyitkan dahinya akibat mendadak, laki-laki itu berdiri disampingnya dan bukan Bae. Sayangnya laki-laki tersebut tak begitu mengindahkan tatapan Sullyoon dan mencoba membangun sebuah percakapan dengan si nona muda Seol.

"Selamat atas pernikahan mu." Park Jisung, teman Sullyoon sejak kecil tersebut memasukkan tangan kedalam saku celana, berusaha terlihat kalem di depan Sullyoon yang hanya bisa bergumam malas sebagai jawaban. Bukan rahasia umum jika lelaki Park itu menyimpan perasaan terhadapnya namun Sullyoon tak pernah menanggapi sang pemuda.

Melihat respon Sullyoon yang acuh tak acuh dan melangkah bersiap meninggalkan dirinya, membuat Park Jisung langsung saja ikut melangkah agar langkah keduanya masih tetap sejajar, namun sayang, ia yang terlalu fokus pada Sullyoon tak menyadari jika Bae dibelakangnya tengah menatap penuh dendam punggung si lelaki kurus tinggi tersebut.

Dan entah sebuah keberuntungan lainnya yang berpihak pada Bae, niatannya untuk menginjak bagian belakang sepatu kulit sang pemuda Park berhasil dengan sempurna, yang membuat Jisung hampir jatuh kedepan karena sepatunya lepas dari kakinya. Ia menoleh dengan cepat ke arah Bae yang terlihat mengerjap lucu ke arahnya.

"Apa-apaan kau ini." Itu bukan pertanyaan, itu sebuah penekanan dengan tatapan penuh amarah tertuju khusus kepada Bae.

Jisung hendak mendekat ke arah Bae namun istri Sullyoon ini malah secara reflek menendang kuat sepatu kulit mahal tersebut hingga terpental jauh, Jisung menatap ke arah sepatunya hilang dengan tak percaya, sementara Sullyoon yang entah sejak kapan menghentikan langkahnya kini bersidekap tangan melihat kelakuan kedua orang tersebut.

"Kau!" Jisung berusaha memendam amarahnya, ia kemudian menatap ke arah Sullyoon yang nampak menatapnya dengan pandangan menilik, lelaki dengan setelan jas formal lengkap dengan satu sepatu nampak menghina Jisung sekali.

"Kau memiliki pasangan yang sangat bar-bar." Jisung memberikan Sullyoon sebuah senyuman yang terlihat manis, namun luruh menjadi tatapan mematikan tatkala memandang ke arah Bae yang langsung tersadar akan tingkah tidak etis nya pada tamu undangan. "Apakah kau tak ingin mengatakan sesuatu atas kelakuan buruk istrimu terhadapku?"

Bae mengalihkan tatapan pada Sullyoon yang terlihat melipat tangan, menatap nya balik. Menggigit bibir bawah karena khawatir telah membuat Sullyoon malu, Bae bersiap menunduk sebelum suara Sullyoon berhasil membatalkan niatnya.

"Kerja bagus," Sullyoon mengalihkan tatapan dari Bae menuju sang pemuda Park lalu kembali beralih pada Bae,  "that's my wife."

Blushh.

Semburat kemerahan yang tak pernah Bae sangka kini menjalar di pipinya, berhasil membakar tubuh gadis itu dengan gejolak menggelikan hadir pada perutnya, membuncah penuh rasa bahagia tatkala Sullyoon kini menatapnya dengan sebuah senyuman kecil, Bae merasa tak percaya saat ia melihat tangan kanan Sullyoon terulur padanya, menanti untuk disambut oleh-nya.

Bae tak akan menyia-nyiakan kesempatan ini, dengan langkah kecil ia mendekati Sullyoon dan menggenggam tangan yang memang telah menanti dirinya, genggaman itu terasa pas mengingat ukuran tangan keduanya tidak berbeda jauh namun kehangatan yang bisa Bae rasakan membuat genggaman tangan itu terasa begitu sempurna.

Sullyoon menatap Park Jisung dengan datar lalu mengangguk dengan pelan, memberikan kode jika gadis itu baru saja berpamitan tanpa suara. Sullyoon melangkah lebih dahulu meninggalkan si pemuda Park sementara Bae mengikuti dengan tangan masih menggenggam telapak hangat Sullyoon.

Ia menyempatkan diri menoleh pada sang pewaris tunggal keluarga Park lantas memamerkan lidahnya guna meledek si pemuda Park yang langsung mengepalkan tangan penuh akan amarah dan juga rasa dendam karena telah dipermalukan tepat didepan gadis yang pemuda itu sukai, namun itu hanya sementara tatkala ia teringat jika dirinya harus mencari sepatunya yang hilang ditendang Bae.

Kesialan sepertinya tengah senang bermain-main dengan laki-laki itu.

Poor Park Jisung.

Wait, WHAT?!Where stories live. Discover now