Sullyoon berdiri tepat di depan jendela kamar hotel yang ia tempati bersama sang istri malam ini, menatap bagaimana langit terasa sangat gelap memberikan perasaan hampa yang memeluk erat jiwa setiap orang yang menatapnya, entah bintang yang malu-malu untuk bertemu atau bulan yang enggan berinteraksi dengannya. Suara samar air dari kamar mandi pertanda jika Bae tengah mandi menjadi alunan musik tersendiri dalam telinga Sullyoon dan ia menemukan dirinya menikmati suasana aneh yang melingkupinya kini.
Memiliki seorang istri yang sifatnya 360° berbanding terbalik dengan dirinya menjadi warna tersendiri yang sebelumnya tak pernah Sullyoon ketahui pernah ada, atau mungkin warna itu memang ada namun di dunia Sullyoon, warna tersebut tak pernah terlihat olehnya hingga Sullyoon merasa asing dengan dirinya sendiri, perasaan nyaman pada orang asing yang baru ditemuinya.
Ia menghembuskan nafasnya, membuat uap hangat keluar dari bibir ranum yang masih terpoles warna merah merona, sementara suhu dingin mengelus lengan telanjangnya dan memberikan rasa menyengat yang cukup tidak nyaman, namun Sullyoon tak kunjung bergerak, tak sedikit pun berniat untuk pindah atau menutup jendela yang ia sengaja buka sejak awal.
Satu-satunya hal yang membuat ia bergerak adalah tatkala telinganya menangkap suara pintu yang terbuka, membuat dirinya secara otomatis merubah posisinya menjadi memunggungi jendela hanya untuk menemukan Bae dengan tubuh berbalut bathrobe dan juga handuk di rambutnya, terlihat terpaku tatkala menemukan keberadaan Sullyoon yang memang seingat Bae tak ada saat gadis itu masuk ke dalam kamar dan berakhir di kamar mandi.
Ada secercah kecanggungan yang tak bisa keduanya antisipasi mengingat keduanya memang dua orang asing yang secara ajaib, terikat oleh yang namanya ikatan suci pernikahan, saling bertukar janji suci untuk sehidup dan semati meski keduanya bahkan tak pernah tahu mereka akan berakhir hidup bersama hingga maut memisahkan.
Pikiran Bae berhenti tatkala suara sepatu hak tinggi milik Sullyoon bergema mendekatinya, membuat degup jantung Bae yang sedari awal berdegup hebat karena terkejut melihat Sullyoon, terasa jadi semakin menggila hingga terasa seolah memukul-mukul tulang rusuknya dengan hebat. Bae sempat berkedip namun seluruh tubuhnya saat aroma sabun yang tadi ia kenakan kini bercampur, menari di udara dengan parfum mahal milik Sullyoon tatkala jarak di antara keduanya semakin tipis.
Untuk beberapa saat, pandangan keduanya terkunci seolah ada slow motion yang membuat detik-detik mendekatnya Sullyoon terasa menegangkan bagi Bae, angin dari jendela yang terbuka menerpa tubuhnya yang baru saja berendam air hangat, menghantarkan perasaan dingin yang membuat bulu halus di tubuhnya berdiri. Posisinya, Bae juga tidak mengenakan apa-apa di dalam bathrobe dan tentu saja mendekatnya Sullyoon seolah memberikannya signal yang memang seharusnya terjadi di antara mereka, namun mengapa Bae merasa ia sangat tidak siap?
Bae mengalihkan pandangannya ke sembarang arah, menghindari tatapan mata Sullyoon lalu menggigit bibir bawahnya dengan perasaan gugup, tangannya menyelipkan anak rambut yang memang tidak ada ke telinga, ingat jika rambutnya ada di dalam gulungan handuk yang ada di atas kepalanya saat ini. Gadis itu memang selalu bertingkah aneh saat merasa gugup.
"A-aku rasa mungkin —" Kata-kata Bae terhenti seketika.
Karena Sullyoon baru saja melewatinya guna masuk kedalam kamar mandi tanpa berhenti atau mengucapkan sepatah katapun terhadapnya, bahu keduanya sempat bersentuhan saat Sullyoon menyelipkan tubuhnya pada pintu dimana Bae masih berdiri terpaku, berpikir yang ternyata memang tidak akan terjadi di antara keduanya, dan Bae tidak tahu apakah ia harus malu atau langsung loncat dari jendela kamar mereka yang berada di lantai lima?
Bae menunduk, pipinya memerah dengan malu karena sudah terlalu percaya diri memikirkan hal-hal tidak sepantasnya terhadap Sullyoon, meski sebenarnya sah-sah saja ia berpikir tidak bersih pada Sullyoon mengingat keduanya telah menikah, namun tetap saja itu terasa memalukan!
YOU ARE READING
Wait, WHAT?!
FanfictionMenjadi seorang lesbian tak pernah sekalipun mampir dalam benak seorang Bae Jinsol, tidak pula ia berniat untuk menikah dengan orang yang telah tiada dan menjadi pengantin dari seorang mayat. Namun kematian tunangan kakaknya, juga desakan keluarga t...
