Bae segera bergerak dan dengan gerakan cepat menutup pintu kamar mandi terlalu kencang, gema suara pintu berhasil membuat Bae terkejut dan semakin ingin melompat dari jendela, mengapa pula ia harus membanting pintu kamar mandi dengan kuat sementara istrinya ada di dalam?
Mengapa Bae sepertinya tidak bisa bersikap normal di depan Sullyoon?
Padahal seharusnya ia terlihat menawan, anggun, menarik agar Sullyoon tertarik dengannya dan ia tak akan kehilangan title istri orang kaya yang kini ia sandang, namun setiap berada tak jauh dari Sullyoon, pita suara Bae seolah hilang dan otaknya melompat begitu saja yang membuat Bae kehilangan akal sehatnya.
Sial, mengapa kehidupan pendekatan dalam menikah terasa sesulit ini?
Lama ia berpikir antara rasa malu nya, kebodohan sikapnya dan juga mengenai status yang harus dipertahankan membuat Bae bimbang dan khawatir disaat bersamaan, ia merasa jika tak melakukan sesuatu maka ia akan terkena anxienty.
Bae mengepalkan tangannya dengan bingung, harus ada kemajuan dalam hubungan mereka dan Bae tahu jika malam pertama harusnya berhasil, jadi dengan nekat, ia membuka kembali pintu kamar mandi yang semula ia banting dn menerobos masuk tanpa permisi, hanya untuk menemukan Sullyoon memunggunginya, wanita itu tengah menghadap Bathtub dan Bae melihat tubuh polos itu dari belakang secara langsung, melihat bagaimana kulit itu terlihat seperti porselen tanpa celah cacat yang membuat Bae tak tahu harus bereaksi seperti apa selain kagum.
Sullyoon menolehkan kepalanya ke belakang, ia nampak tak terganggu dengan ekspresi konyol Bae yang seolah tengah melihat es krim di tengah musim panas, terlihat begitu memuja dan haus.
"Apa kau akan terus berdiri disana dan memandangi ku?" Tanya Sullyoon, memecahkan keheningan diantara keduanya sementara suara keran yang tengah mengisi bathtub nampak sibuk dengan kebisingannya sendiri, uap hangat dari air memenuhi udara membuat suasana terlihat sedikit, menarik?
Bae tersadar meski sebenarnya ia tak ingin, ia memilih untuk berbalik membelakangi Sullyoon jadi saat ini keduanya terlihat saling membelakangi, satu menanti Bae bicara dan satu lagi memikirkan apa yang harus ia katakan pada Sullyoon.
"Aku— maksudku. . . SILAHKAN MANDI DENGAN DAMAI." Bae berbalik, memejamkan matanya dengan erat lalu membungkukkan tubuhnya seperti seorang pelayan yang baru saja dimarahi oleh pelanggan, wajahnya yang sedari tadi merona entah karena uap air hangat atau karena melihat tubuh bagian belakang Sullyoon, namun yang pasti, Bae saat ini hanya ingin musnah dari peradaban.
Jadi tanpa menunggu respon Sullyoon, Bae berbalik dan berlari pergi dari hadapan Sullyoon, membanting pintu kamar mandi lagi dan terakhir yang bisa Sullyoon dengar hanyalah suara teriakan Bae.
Ekspresi datar Sullyoon berubah saat ekspresi geli tersirat di wajah sang nona muda Seol, bibirnya naik guna memberikan sebuah senyuman kecil yang mempercantik paras yang ia miliki, dan entah mengapa sikap aneh Bae terasa sangat menggemaskan baginya.
Ahh, mengapa ia bisa memiliki istri yang sungguh menarik.
• ✿ • ✿ • ✿ •
Menunggu Sullyoon selesai mandi rasanya menjadi kegiatan paling menegangkan dalam hidup Bae, ia tak tahu harus berekspresi seperti apa di depan Sullyoon setelah tingkahnya beberapa saat yang lalu terhadap wanita itu. Meskipun status Bae dan Sullyoon telah sah namun menerobos masuk ke dalam kamar mandi tanpa permisi tetap terdengar seperti tindakan kriminal di telinga Bae, dan ia menyesali tingkah kikuk dan canggungnya karena ia tak tahu apa yang Sullyoon pikirkan tentangnya setelah ia keluar dari kamar mandi.
Apakah Sullyoon mengatai dirinya aneh?
Atau apakah Sullyoon ilfeel seketika atas kelakuannya?
YOU ARE READING
Wait, WHAT?!
FanfictionMenjadi seorang lesbian tak pernah sekalipun mampir dalam benak seorang Bae Jinsol, tidak pula ia berniat untuk menikah dengan orang yang telah tiada dan menjadi pengantin dari seorang mayat. Namun kematian tunangan kakaknya, juga desakan keluarga t...
• wait, WHAT?! • chapter 05 •
Start from the beginning
