Hello...
Langsung next ya...
Double kan...
Biar gak penasaran...
---------------------------*
"Baiklah... kau tau alasanku menolak min kali ini memang karena luka sebelumnya tapi ada sesuatu yang paling membuatku tak ingin melanjutkan perasaan ini. Dan itu karena aku sudah ditunjukkan sesuatu yang mana ada sebuah kehidupan… kehidupan dunia lain yang mana kau tetap ada. Tapi tidak untukku.”
****
Apa yang dikatakan juri membuat tubuhnya menegang... bagaimana bisa? Sebenarnya apa yang terjadi...
Kehidupan yang mana min ada namun juri tak ada? Itu adalah hal yang mustahil, sekalipun tak ada interaksi tapi juri itu ada dalam kehidupannya.
“Juri…” panggil min dengan suara yang sangat pelan.
“Aku melihatmu bahagia dengan orang lain,” Juri bergetar. “Aku melihat kau bersama Arin… dan di setiap dunia itu aku hanya figuran. Aku bahkan tidak kau kenal. Kau bahkan tidak menoleh ke arahku.” Sambung juri dengan suara yang mulai gemetar menahan tangis.
Air mata mulai jatuh dari pipinya. Tangannya menggenggam tangan min dengan sangat erat, seakan dia ingin pria itu merasakan apa yang dirasakannya.
"Itu...hanya khayalan kan?". Canda min agar suasana tak terlalu tegang meskipun dia tahu bahwa itu bukan candaan dan fiksi belaka.
Juri tertawa kecil dan tersenyum miris. "Ya... sepertinya hanya khayalan tapi sangat menyakitkan dan yang paling menyakitkan adalah...".
“Yang paling menyakitkan adalah bukan hal itu, Min…”.
Suaranya makin lirih, nyaris pecah. “Yang paling membuatku sesak adalah ketika aku diperlihatkan dunia di mana aku akhirnya bersamamu dimana meskipun tidak langsung dan sempat berpisah demi mengejar impian masing-masing tapi disana kita mendapatkan kesempatan untuk bertemu dan menyatakan cinta. Disana juga kau menikahi ku dengan pernikahan yang sangat sempurna, bahkan kita sampai memiliki seorang putra". Juri tersenyum ketika menceritakan hal itu, seperti kebahagiaan tiada Tara.
Bahkan ketika menyebutkan mereka memiliki anak disana min melihat mata juri sangat berbinar.
"Lalu apa yang terjadi selanjutnya?". Tanya min hati-hati, namun disana tatapan juri berubah menjadi sendu.
"Semuanya sangat sempurna... Namun kau tidak pernah benar-benar ada untukku semenjak aku melahirkan bukti cinta kita. Karena disana kau mengatakan bahwa, kau Ryu Min yang terhormat menikahi ku karena rasa bersalah diregresi sebelumnya. lalu semenjak itu kau hanya sibuk dengan duniamu, pekerjaanmu, ambisimu dan menujunkkan keluarga yang harmonis hanya didepan publik dan keluargamu. Kau memang menyayangi putra kita namun tidak denganku. Bahkan sampai detik terakhir hidupku, bahkan saat aku mengembuskan napas terakhir… kau tidak ada di sisiku.” sambung juri lalu air mata yang sejak tadi dia tahan pun terjatuh membasahi meja dan tangannya yang masih digenggam oleh min.
Min membeku. Nafasnya tercekat, dadanya sakit. Cerita juri itu membuatnya merasa bahwa itu adalah sebuah pedang yang menancap ditubuhnya.
Apa itu masa depan?
Jika itu adalah masa depan dan dunia lain dari keinginan player yang berhasil bagaimana bisa min tidak ingat dengan juri?
Kenapa harus dengan Seo Arin?
Dia tahu Arin menyukainya sebagai black scythe bukan Ryu min!
"Tapi...jika ada dunia dimana mereka memang ditakdirkan bersama kenapa dia sejahat itu pada juri? Ak...dia memang jahat pada gadis itu tapi dia yang ada dimasa depan itu sama saja seperti pria brengsek!".
Min menggelengkan kepalanya, dia yakin itu hanya ilusi yang sengaja dibuat agar hubungan mereka retak sebelum min mulai perbaiki.
“Tidak…” suara Min serak, hampir tak terdengar. “Aku… tidak akan pernah melakukan itu padamu…” ucapnya lalu menarik tanah juri dan mencium punggung tangan juri.
ВЫ ЧИТАЕТЕ
torn between us
ФанфикшнBeberapa cinta tak hancur karena berakhir. Tapi karena dipisahkan oleh sesuatu yang lebih kejam dari perpisahan: takdir. Ada cinta yang tak pernah sempat tumbuh dengan utuh, karena dunia terlalu terburu-buru merobeknya. Cinta yang tumbuh di medan pe...
