prolog

19 8 0
                                        

Sunyi...

Hanya keheningan yang terdengar ketika langkah-langkah menggema di lorong panjang tak berujung. Cahaya lampu kuning pucat berkedip—seakan berjuang melawan kegelapan yang lebih tebal dibanting malam. Bau lembap menempel di udara, seperti ruangan yang ditinggalkan puluhan tahun tanpa penghuni.

Dirinya tak mengingat bagaimana sampai disana. satu-satunya yang ia tahu hanyalah perasaan aneh: seolah sedang terjebak di antara dua dunia, di tempat yang tak pernah benar-benar ada... tapi juga tak sepenuhya hilang.

"... hallo?" suaranya pecah, bergetar, dan cepat ditelan kembali oleh kesunyian.

Tak ada jawaban. Hanya denting samar seperti logam bergesekan jauh di dalam lorong. Kemudian, sebuah bayangan muncul di ujung mata. Tinggi, kurus, dan tidak berbentuk manusia. Bayangan itu bergerak... tidak berjalan, tidak merangkak—melainkan meluncur, seperti kabut yang punya kehendak.

Jantungnya berdegup kencang. Ia mencoba berlari, tapi lorong itu seakan melipat dirinya sendiri. Setiap langkah hanya membawanya kembali ke titik awal. Dan ketika ia berhenti, bayangan itu sudah ada di hadapannya.

Dalam kegelapan, terdengar bisikan yang bukan suara manusia. Sebuah peringatan... atau undangan.

"Kau telah melewati batas. Kini, kau bukan lagi milik dunia mereka."

Manik yang terpejam gusar itu membukanya dengan kasar. Keringat bercucuran dari keningnya putih pasih. Dengan terkejut dan nafas tersenggal, dirinya berseru.

"TIDAK!?."

-ˋˏ✄┈┈┈┈

The Wight: Liminal EntityWhere stories live. Discover now