• wait, WHAT?! • chapter 03 •

Start from the beginning
                                        

Dan kini sosok itu tengah berlutut di hadapan Bae yang beberapa menit lalu di dudukan di tepian kasur berukuran besar yang telah di hias indah oleh beberapa kelopak bunga dan juga hiasan khas kamar pengantin lainnya, semerbak aroma manis dari parfum terkenal yang di semprotkan di sekitar ruangan membuat nuansa romantis tersendiri tatkala tangan nona muda Seol kini melepaskan pengait hak sepatunya dengan telaten dan melepaskannya, memberikan kelegaan pada kaki Bae yang tersiksa sepanjang acara.

Sullyoon mendongak ke arahnya, dan Bae tak mampu untuk berpaling dari paras cantik wanita yang telah sah menjadi miliknya tersebut, mengingat hal itu, wajah Bae secara otomatis malah merona karena tak percaya jika ia bisa menikahi pewaris keluarga Seol yang terkenal sangat kaya, dan sosoknya pun sangat cantik. Namun meski begitu, Bae tak pernah memiliki hubungan romantis dengan seorang wanita, dan satu-satunya pengalaman romantis yang ia miliki adalah menikahi wanita itu.

Apa maksudnya ia mendadak harus menjadi seorang istri disaat ia menyiapkan diri menjadi seorang janda.

"Beristirahatlah, aku akan kembali ke ruang kerja." Suara rendah untuk ukuran wanita itu mengisi ruangan, membuat Bae mengangguk sebagai respon cepat untuk menghindari adegan yang terus bermunculan dalam benak Bae.

Sullyoon nampak tak tersenyum, dia hanya berdiri dari acara berlututnya setelah menyisihkan sepasang sepatu hak tinggi yang semula Bae kenakan, kini diam dengan apik di samping lemari kecil tepat di samping kasur. Bae hanya mampu memandang punggung nona muda Seol yang melangkah keluar dari area kasur, entah menuju keluar atau ada pintu lain di luar are kasur mengingat kamar itu tak ada bedanya dengan apartemen.

Ada tempat khusus menonton dengan sofa dan meja kecil, pantry untuk memasak dan tentu saja lengkap, ada dua pintu di ruangan tempat kasur berada yang Bae yakini sebagai pintu kamar mandi dan entah apapun itu satu lagi, mungkin lain kali akan Bae cek, dan seingat Bae juga ada dua pintu lainnya di area menonton, selain itu kamar ini sempurna karena memiliki balkon!

"Kepalaku pusing karena terlalu banyak berpikir." Bae bergumam pada dirinya sendiri, mengurut pangkal hidungnya dan langsung saja menaikan kakinya ke atas kasur, ia menoleh pada bagian tengah kasur yang memiliki hiasan hati dari kelopak bunga dan juga beberapa kain berwarna merah sewarna kelopak bunga.

Merasa penasaran, Bae meraih dua buah kain itu dan membukanya. Matanya melebar tatkala satu kain yang merupakan celana dalam berenda tersebut jatuh ke atas pangkuannya, ia menatap lingerie merah yang terpampang jelas di depan matanya tersebut dengan tatapan shock.

Benar juga, ini adalah malam pertama dirinya dengan Sullyoon dan tentu saja hal seperti 'itu' harusnya terjadi di antara mereka malam ini, menoleh ke sembarang arah guna melihat apakah ada penunjuk waktu di kamar itu, namun satu-satu nya penunjuk waktu yang Bae temukan hanyalah sinar remang dari luar jendela besar yang masih belum di tutup tirai nya. Mungkin ini sudah hampir jam enam sore.

Panik, Bae tidak tahu apakah ia harus berdandan dan bersiap untuk malam pertama nya dengan pengalaman nol besar baik dalam hal seksual berbeda jenis atau berhubungan dengan wanita, namun ia tak boleh malu-malu, meski ia gagal menjadi seorang janda kaya raya, kini ia menjadi istri pengusaha kaya raya dan tentu saja tak boleh Bae sia-siakan kesempatan ini.

Jadi Bae menurunkan kakinya, ia berdiri dan secara otomatis jatuh di atas lantai dengan kuat, melupakan jika kaki pegal nya masih lemas. Bae berdecak kesal. "Ck, aku tak akan membiarkan kakiku sendiri mengkhianati malam pertama ini."

Usai mengucapkan hal itu, meski cukup berat membawa tubuh nya menyeret gaun besar nan berat yang ia kenakan, Bae berusaha untuk merangkak dengan seluruh tenaga nya menuju pintu yang semula ia yakini sebagai kamar mandi, butuh waktu dan usaha lebih untuk sampai ke sana dan saat Bae membuka pintu nya, ia di kejutkan dengan lampu yang menyala sendiri dan memperlihatkan deretan rak berisi tas, sepatu, perhiasan dan baju-baju yang berjejer rapih. Hal yang bahkan tak Bae miliki di rumahnya.

Ini mungkin tempat Sullyoon berdandan, tak heran tak ada lemari pakaian di kamar nya, jadi dengan meringis pelan, Bae membuat usaha kembali untuk merangkak menuju pintu satunya yang ia yakini benar toilet.

Setelah membuka pintu itu dan lagi-lagi harus menyeret tubuhnya masuk, Bae kembali menganga tatkala menemukan bagaimana besarnya kamar mandi itu, bahkan ada tempat yang terlihat seperti kolam air hangat yang cukup untuk lima orang, isinya lengkap seperti kamar mandi kebanyakan, mungkin yang mengejutkan Bae hanyalah kolam itu.

Tak ingin terlalu terpukau dan hanya ingin mengingat kembali niat awalnya, Bae menutup pintu dan duduk di atas lantai kamar mandi, menaruh lingerie tersebut di sampingnya kemudian bersiap membuka pakaiannya sebelum ia menyadari sesuatu.

Tangannya tak sampai ke ritsleting gaunnya yang berada di punggung.

Shit!

Wait, WHAT?!Where stories live. Discover now