Patterns 5

2.7K 391 66
                                        

Playing: Sparks- Coldplay

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Playing: Sparks- Coldplay

Cassandra baru tersadar bahwa Pascal akan mengalami penderitaan ini di setiap tahunnya. Menderita dalam kesendirian dengan rasa sakit yang harus lelaki itu redam dalam keheningan malam.

Entah bagaimana tubuhnya bergerak dengan sendirinya dan mulai berlari menuruni tangga dengan tergesa-gesa.

Cassandra tahu dengan jelas. Tanpa ragu dan seakan telah terbiasa dengan segala hal ini ia mulai menekan pin pada pintu apartemen yang bersebrangan dengan apartemen mewah miliknya.

Klik....

Pintu terbuka, rasa dingin mulai menyeruak menyentuh permukaan kulitnya. Kegelapan memeluknya dengan erat, rintik hujan yang deras diluar sana terlihat dengan jelas bersamaan dengan kilat yang terus menyambar tanpa ampun. Semua pencahayaan mati total seakan sengaja untuk tak pernah dihidupkan, meredup seperti semestinya.

Jantungnya berpacu duakali lebih cepat saat sibuk menjelajahi isi ruangan. Kakinya berjalan menuju satu pintu kepintu yang lainnya, indra pernafasan seakan menyempit. Kakinya menyentuh marmer dingin, tanpa alas kaki.

Semakin Cassandra menerka, semakin gila pikirannya. Hanya satu tempat yang kini ia yakini. Apartemen ini terlalu sunyi untuk dikatakan tempat tinggal, terlalu dingin untuk mendapatkan kehangatan, terlalu gelap untuk mengais pencahayaan. Segalanya terasa redup dan mati.

Cassandra menapaki tangga dengan tergesa dan mulai mendorong knop pintu untuk memasuki pintu terakhir dari apartemen ini.

Pintu terbuka. Kilat semakin menyambar dengan cahaya yang menakutkan, di pojok ruangan yang seperti tak memiliki kehidupan. Pascal meringkuk seperti bayi kecil yang baru dilahirkan.

Tubuhnya bergetar, kedua tangannya sibuk menutupi telinganya. Meringkuk seakan julukan lelaki kasar, pemarah dan dingin tak berperasaan hilang begitu saja digantikan dengan rasa iba.

Bibir Cassandra terlalu kelu untuk berkata, bahkan kini sudut matanya mulai berlinang. Kedua tangannya bergetar namun langkahnya berusaha untuk mendekat dan semakin mendekat.

Ketika tubuhnya tiba tepat di dekat Pascal. Ia meluruh untuk memeluk Pascal yang masih saja meringkuk. Tangisnya pecah begitu saja, hatinya terasa remuk seakan ditikam benda tajam.

"Uhkkkkkkkk....uhkhhhhh....hahhhh....tol–ong..."

"Jan..gan.., kumohon."

"Haze kumohon sadarlah." Berulang kali ia mencoba untuk menyadarkan Pascal.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 17 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

The Last PatternsWhere stories live. Discover now