Patterns 3

2.2K 352 20
                                        

Kembali ia menoleh untuk melihat respon dari Pascal

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kembali ia menoleh untuk melihat respon dari Pascal. Namun anehnya lelaki itu hanya menatap dirinya dengan tatapan seperti menahan amarah.

"Bisakah kau hanya berfokus untuk menatapku saja?."

Udara malam yang semakin mendingin dan suara samar dari beberapa kendaraan yang berlalu lalang menjadi iringan keheningan di antara keduanya.

Cassandra tersenyum samar, ia sedikit teringat tentang gambaran dari tokoh Pascal. Keluarga besar yang berusaha untuk membunuh dan merebut kekuasaan lelaki ini, ibu yang telah tiada, kekasih seperti Ophelia. Ditinggalkan oleh orang orang yang ia sayangi dan terakhir lelaki di sampingnya ini memiliki trauma terhadap suara gemuruh petir.

Ia menoleh untuk menatap Pascal yang memejamkan kedua matanya dan sedang bersandar dengan nyaman di bahunya yang tak begitu lebar namun mungkin cukup nyaman.

Jika sedang terpejam seperti ini Pascal terlihat lebih manusiawi dan terlihat kelelahan. Punggung tegap yang selalu dijabarkan berdiri kokoh tanpa pernah mengeluh.

Sebenarnya Cassandra menyayangkan kehidupan yang dijalani Pascal. Terlebih beban yang lelaki itu hadapi terlalu berat. Terkadang ia berpikir bahwa penulis terlalu berlebihan dalam memberikan penderitaan yang di alami oleh tokoh Pascal.

Setelah ia berada di tempat ini, ia menjadi sadar. Dirinya, Pascal dan bahkan semua tokoh dimulai dari figuran hingga tokoh utama. Mereka memiliki kehidupannya masing-masing, bahkan mereka dapat merasakan sakit yang nyata, hati yang perasa dan juga emosi yang terbentuk. Segalanya hidup dan bernafas sebagai mana mestinya.

Entahlah, saat tiba-tiba Pascal bersandar padanya ia hanya terdiam dan tak mengelak. Sudah semestinya ia menolak dan beranjak dari tempatnya, lagipula alur cerita mengatakan bahwa Pascal akan membunuhnya karena telah mengusik Ophelia. Namun sampai saat ini bahkan ia tak pernah mengusik gadis itu barang sedikitpun.

Pergerakan jemari Pascal yang mulai merambat dan menyatukan genggaman pada tangannya membuat Cassandra tersadar.

"Lepaskan jika kau masih ingin hidup." Ancam Cassandra meskipun kenyataannya ia tak akan pernah berani untuk menghabisi atau bahkan mengusik Pascal.

Namun getaran di pundaknya membuat Cassandra memandang Pascal dengan malas. Lelaki itu justru terkekeh dengan merdu karena mendegar ancaman darinya.

"Memangnya kau akan membunuhku dengan metode apa?." Tanyanya seolah kematian adalah makanan sehari-harinya.

Cassandra sedikit mendorong kepala Pascal agar tegak sepenuhnya. Lelaki itu kini menatap dirinya dengan wajah yang masih terdapat jejak jejak kelelahan.

"Entahlah. Apakah kau terbiasa untuk di bunuh?." Ucapnya secara asal.

Tangan keduanya masih bertautan. Pascal mengangguk dengan pasti.

The Last PatternsWhere stories live. Discover now