Chapter 17

1K 57 0
                                    

Ketika hari esok tiba, dimana aku harus merelakan kepergian nya di saat yang tidak tepat seperti ini. Aku harus benar-benar tegar di hadapan nya, berbohong hanya untuk kebaikan. Aku susun rapi setiap baju yang telah terlipat rapi di kopernya. Menyiapkan seluruh keperluan nya di sana.

"Ve??" panggil nya seakan memberhentikan gerak tangan ku. Aku hanya diam tak menjawab panggilan nya yang seakan membuat ku sedih.

"Katakan padaku kamu ngak bisa nerima ini semua" ucapnya lagi

"Apa maksud kamu?" tanyaku ketika mendengar ucapan itu

"Ve, apa aku harus bawa kamu ke kalimantan?"

"Tidak perlu nal, aku disini saja nungguin kamu"

"Ta..ta..tapii..."

"Nal, kamu tau kan keadaan aku seperti apa sekarang?" ucapku sambil mengelus lembut pipinya

"Aku ngak tega harus ninggalin kamu dalam keadaan seperti ini"

"Jangan khawatirkan aku nal, disini masih ada papa mama dan orang2 terdekat kita"

"Maafin aku ve~" ucapnya pelan tertunduk

"Ngk perlu kata maaf nal, kamu ngk salah, semua sudah menjadi tanggung jawab kamu"

Ketika percakapan itu terjadi apa yang kurasakan bukanlah ketenangan. Disaat seperti ini pun aku masih atau mungkin tetap menahan perasaan ini. Biarkan aku dengan semua ini nal, aku hanya ingin bagaimana menjadi wanita yang kuat. Itu saja.

Aku menatap nya dari balik jendela balkon ini. Menatapnya yang sebentar lagi akan meninggalkan ku. Aku mematung dengan pikiran kosong. Tak sadar ia tiba-tiba sudah berada di hadapan ku.

"Ve?? Kamu kenapa?" ucapnya mengagetkan ku

"Ngk, aku gpp kok"

Seketika ia menarik tubuhku pelan hingga sampai diatas ranjang yang dingin dan empuk ini. Aku yang tak tahu lagi harus berbuat apa, aku hanya bisa pasrah.

"Malam yang dingin, Beri aku sedikit kehangatan mu ve, sebelum aku tidak bisa merasakan nya lagi" ucapnya menatap ku dalam

"Kehangatan yang tidak akan pernah di miliki orang lain selain kita berdua nal" balasku yang juga menatap matanya dalam

"Ini bukanlah yang terakhir kan ve, aku akan sangat2 merindukan kehangatan ini"

"Lakukan apa yang kamu mau nal, jika itu membuat mu nyaman"

Ia tertawa kecil sambil mengelus lembut pipi ku. "Bawa aku ke alam yang indah ve"

"Aku akan membawa kamu nal"

Tak terasa bibir ini seakan menancap erat ke arah bibir rinal yang dingin. Tertusuk dingin nya bibir rinal seakan membuatku mengubah itu menjadi kehangatan. Bukan lah hal yang aneh untuk di lakukan. Kehangatan yang seakan membuat aku dan dia nyaman.

"Hanya untuk ku kan ve?" sambil melepas ciuman ini

*tersenyum* "hanya untuk mu rinal, selamanya hanya untuk mu"

Kembali dengan suasana yang indah. Ia memiringkan kepalanya kesebelah kiri dan mendapati bibir ini. Mataku terpejam. Rasakan kembali kehangatan ini nal, semua buat kamu. Hanya buat kamu. Aku harap kamu akan selalu mengingatku jika kita jauh.

######################

"Selama aku tinggal, kamu nginep di rumah papa yah, gk boleh tinggal sendirian" ucapnya sambil merapikan poni miringku

"Iya" jawabku sambil memasangkan dasi ke kerah kemeja nya

"Aku akan selesaikan cepat dan segera pulang buat kamu" ucapnya sambil menangkap tangan ku

Bukan Kisah Siti NurbayaWhere stories live. Discover now