Chapter 2

2.1K 103 2
                                    

Pagi hari yang tenang. Aku duduk bersama kedua orang tuaku. Menyantap sarapan pagi hari ini. Namun suasana sarapan hari ini sedikit membuat kesal. Perdebatan yang tak ada habis nya semenjak perjodohan ini di bicarakan.

"Ma pa. Kan ve udh bilang, ve ngk mau di jodoh2in seperti ini" ucapku bete

"Ve, kamu sudah lama sendiri dan sibuk ngurusin butik yang ngk ada habisnya. Apa kamu mau jadi perawan tua?" jelas mama dengan nada agak meninggi

"Tapi kan ve bisa cari sendiri ma"

"Ve, dengar papa. Dia pria yang baik buat kamu. Papa yakin" jelas papa padaku

"Itu kan karena anak temen papa, dan papa mengaggap dia baik"

"Ngk, papa yakin ve. Dia anak nya baik, cocok dengan kamu. Dia juga tampan dan berwibawa"

"Bodo, ve tetap ngk mau!" ucapku kemudian pergi ke kamar.

Apa yang harus aku lakukan? Apakah ini karma buat ku setelah menolak adyth yang jelas-jelas sangat menyayangi ku. Aku menyesal telah menolaknya. Jujur seandainya waktu bisa ku putar aku ingin adyth jadi milikku selamanya. Aku terlalu fokus ke butik sehingga melupakan masa depan ku, masa dimana aku harus membahagiakan kedua orang tuaku. Aku bingung, sungguh bingung. Haruskah aku menerima semua ini?

Seketika ketukan pintu terdengar. Ku menoleh ke arah nya. Papa masuk. Kemudian ia datang mendekati ku. Duduk di sampingku dan merangkul ku penuh kasih sayang.

"Ve ngk bisa nerima gitu aja pa" ucapku menahan tangis

"Ve papa yakin kamu pasti bisa menerima nya. Apa kamu mau papa di cap sebagai orang si pengingkar janji?"

"Maksud papa?" tanyaku heran

"Yah, papa dulu bukan siapa2 ve. Papa bukan pengusaha sukses seperti sekarang ini. Papa dapatkan semua kesukseskan ini karena papa Rinal" jelas nya

"Rinal? Itu nama pria yang akan papa jodohkan padaku?"

"Iya benar :), sebagai balas budi atas semua yang pernah papa rinal berikan ke papa adalah dengan menikah kan anak lelaki nya dengan anak perempuan papa. Yaitu kamu"

"Tapi ini bukan kebahagiaan ve pa" ucapku yang sudah meneteskan air mata

"Cinta itu ngk akan pernah bertahan lama jika kamu merasakan di awal ve. Cinta akan terus selamanya jika kamu rasakan bukan di awal, melainkan di dalam sebuah hubungan tanpa perasaan sebelumnya" jelas papa

Seketika aku terdiam sejenak. Kata-kata ini seakan ngena di hati ku. Apakah ini yang di maksud cinta bukanlah segalanga. Ketika adyth begitu mencintai & menyayangi ku di awal seketika hilang dengan sendirinya. Mungkin kah karma masih berlaku saat ini? Ketika cinta selalu ku tolak. Alangkah bodoh nya aku. Semua salah ku. Mungkin semua sudah takdir ku.

"Pa, demi papa ve mau" ucapku sedikit berbesar hati

"Kamu benar ve?"

"Iya pa :'("

"Makasih ve, papa sayang banget sama kamu" sambil memelukku

Rasa ku ini seakan sudah tak bisa di pertahankan lagi. Jujur perasaan ini ingin di miliki pria pilihan ku sendiri. Tapi semua berkata lain, ketika cinta kini tak datang padaku dengan sendirinya, melainkan mencintai tanpa perasaan. Air mata yang seakan mewakili setiap kebodohan ku. Setiap kegundahan hati ku kini telah cair menjadi penerimaan yang sebenarnya tak bisa ku terima.

"Hari ini rinal dan mama nya akan kerumah untuk bertemu kamu" ucap papa dan kemudian meninggalkanku

Hari ini? Apa aku siap? Siap menerima semua konsekuensi nya? Aku harap pria itu pria baik2 yang di katakan papa sebelumnya. Aku berdiri menuju cermin. Ku lihat wajah ku yang sembab akibat tangis ku tadi. Melihat seluruh tubuh ku yang tidak lama lagi akan menua. Umur ku yang sudah genap 25 tahun seharusnya menikah. Membahagiakan kedua orang tua.

Bukan Kisah Siti NurbayaWhere stories live. Discover now