"Kalau ibumu bagaimana?."

Tak ada senyuman merekah seperti halnya ketika Pascal menceritakan sosok ibu dalam gambarannya. Justru sosok ibu bagi Cassandra adalah hal yang berbeda.

"Ibuku seperti boneka."

"Selalu dikendalikan dan tak akan pernah terbebas." Keduanya saling terdiam.

Menikmati angin sore yang membawa ketenangan dan membuat keduanya merasa lebih tenang.

"Aku benci dengan wajahmu." Tindasnya membuat Pascal sedikit menegang, namun pria kecil itu tetap tersenyum seolah segalanya memang benar seperti itu dan ia menerimanya begitu saja.

"Benarkah? maafkan aku." Ucapnya.

"Ya benar. Aku membenci wajahmu ketika kau berpura-pura baik-baik saja. Seharusnya kau marah, itu bahkan lebih baik daripada kau terus tersenyum seperti orang bodoh."

Pascal kecil terlihat menunduk. "Apakah hal seperti itu diperbolehkan?. Seseorang sepertiku harus tersenyum apapun yang terjadi."

"Ya. Kau bahkan boleh melakukan apapun sesuai kehendakmu."

Namun Pascal tampak sedikit kebingungan perihal Cassandra kecil.

"Lalu bagaimana denganmu? mengapa kau selalu berekspresi seperti itu."

"Aku sulit untuk mengekspresikan diri."

Kini kedua tangan kecil itu saling bertautan dan mengenggam satu sama lain. "Apakah kau bisa sembuh Heavy?."

"Aku tidak tahu."

"Bagaimana jika kita menyembuhkan satu sama lain?."

Cassandra menoleh untuk mengamati wajah Pascal. "Tidak buruk."

Setelah hari itu keduanya akan mulai bertemu secara rahasia. Saling menyembuhkan satu sama lain, saling mendukung dan saling percaya. Tetapi hal itu tak berlangsung lama ketika Cassandra kehilangan kedua orang tuanya dan juga kakek neneknya. Cassandra berhenti bertemu dengan Pascal.

Seakan semesta mendukung perpisahan diantara keduanya. Pascal mulai berkebalikan dengan dirinya di masa lampau. Pascal lebih pendiam dan bahkan benci dengan wanita. Sedangkan Cassandra masih tetap sama, ia sulit mengekspresikan diri.

Lamunannya mulai buyar, Cassandra sedikit meringis saat merasakan sakit yang berdenyut di kepalanya. Entah mengapa ia dapat mengingat hal itu dengan sangat jelas, padahal tak pernah ada kisah seperti itu di dalam cerita aslinya. Meski ia telah membaca diary milik Cassandra, namun tak seharusnya ingatan itu terpatri dengan jelas.

Ia melirik kearah jam dinding. Jarum jam menunjukkan pukul satu dini hari, hari telah berganti. Hari ini tepat pada tanggal 17 Januari. Tanggal kematian ibu Pascal, kedua bola mata Cassandra membelak begitu saja.

Cassandra baru tersadar bahwa Pascal akan mengalami penderitaan ini di setiap tahunnya. Menderita dalam kesendirian dengan rasa sakit yang harus lelaki itu redam dalam keheningan malam.

Entah bagaimana tubuhnya bergerak dengan sendirinya dan mulai berlari menuruni tangga dengan tergesa-gesa.

Entah bagaimana tubuhnya bergerak dengan sendirinya dan mulai berlari menuruni tangga dengan tergesa-gesa

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.


The Last PatternsHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin