Cassandra kecil yang terbiasa untuk memendam emosi dan perasaannya mulai tumbuh menjadi gadis yang sulit untuk berekspresi. Ketika dicacimaki ia hanya akan tersenyum tipis dan menerima hinaan tersebut tanpa melawan, ketika disakiti secara fisik ia hanya akan berdiam diri dan merasa bahwa ia memang seharusnya menerima hal ini. Ketika bahagia ia merasa kebingungan dengan perasaan yang berkecamuk dalam hatinya.
Perasaan aneh itu mulai timbul ketika ia tak sengaja bertemu dengan Pascal kecil di bukit kediaman utama Van Carter.
Sore itu mungkin nampak lebih hangat daripada biasanya. Pertemuan antara kolega bisnis yang biasanya dilakukan di aula hotel ataupun gedung mewah berpindah di kediaman megah milik keluarga Van Carter.
Cassandra kecil yang sudah terbiasa mengikuti kemauan keluarganya diikutsertakan ke dalam pertemuan tersebut. Seolah memancing beberapa pebisnis untuk saling menjodohkan putra putri mereka, atau yang paling menguntungkan dapat mengaet tuan muda dari kediaman Van Carter.
Ibunya yang tak dapat melawan kehendak bibinya dan ayahnya yang sulit untuk mengekspresikan cinta kepada keluarga membuat keluarga kecil Cassandra terasa asing begitu saja kepada satu sama lain.
Kala itu Cassandra yang sudah terbiasa sendiri mulai menaiki bukit tinggi yang terletak dibelakang kediaman karena ingin mencari ketenangan. Tindakan impulsif gadis itu berhasil mempertemukan keduanya.
Pria kecil dengan setelan tuxedo yang sudah terlepas dan hanya mengenakan kemeja sedang tertidur dibawah pohon oak yang teduh.
Sinar mentari yang menyoroti diwajah tenang itu membuat perasaan aneh membuncah ke dalam hati Cassandra. Saat ia sedang mengamati dengan seksama, kelopak mata itu terbuka dengan sempurna menampilkan warna biru yang jauh lebih indah, pantulan warnanya seperti bercahaya dan Cassandra sangat menyukainya.
"Ah...maafkan aku, tanpa sadar aku tertidur disini. Siapa namamu?."
Cassandra hanya terdiam saat mendengar suara halus yang dilontarkan Pascal kecil terhadapnya.
"Cassandra."
"Hanya Cassandra?."
"Cassandra Heavenly Lorcan."
"Aku Pascal, Pascal Hezekiel Van Carter."
Gadis itu hanya mengangguk tanpa menjawab.
"Aku selalu bermain kemari ketika merasa bosan. Tempat ini indah bukan? ibuku yang memberitahu tempat rahasia ini."
Keduanya duduk berdampingan menatap kearah laut lepas dibawah sana. Menatap mentari yang belum sepenuhnya tenggelam. Cassandra menoleh untuk menatap Pascal.
"Ibumu seperti apa?."
Pascal tampak berpikir sejenak. "Bagaimana ya, sepertinya aku sedikit melupakan sosoknya....mungkin ibu yang berada diingatan ku adalah sosok yang baik dan penyayang."
"Tapi ibuku sudah bahagia diatas sana. Mungkin beliau akan lebih senang jika tak melahirkan sosok sepertiku." Tak ada perubahan pada raut wajahnya. Masih tersenyum, namun bagi Cassandra senyuman itu hanyalah kepalsuan.
YOU ARE READING
The Last Patterns
FantasyCassandra Heavenly Lorcan adalah sahabat dari tokoh utama alias figuran di dalam novel 7 Moon. Namun persahabatan yang terjalin diantara Ophelia Summer Sthenias, tokoh protagonis dan Cassandra hanyalah topeng belaka. Kenyataannya Cassandra sangat me...
Patterns 4
Start from the beginning
