Misunderstanding 2

Start from the beginning
                                        

🌸: gila

🐷: menurutku kamu sekarang lebih fokus ngrencanain buat jemput nanti di bandara deh, atur nafas sama penjelasan kamu biar nanti gak belibet

🌸: dia pulang nya sore btw, aku mau makan dlu sambil masak makanan kesukaan dia

🐷: good idea, semoga beruntung ya

🌸: thanks bb 🫶🏻








👁️: ketemu client jam 11 sebelum check out, ngingetin lagi

🍅: ya

👁️: lu gak bales chatt sakura ya?

🍅: dia bilang?

👁️: beneran belum bales?

🍅: belum

👁️: buset, kasian dia khawatir sas

🍅: entar aja bang, emosi gua masih belum stabil

👁️: sampai kapan? kasian istri lu nanti kerjanya gak fokus gimana kalo salah oprasi wkwk

🍅: gue takut salah ngetik bang nanti malah jadi jahat buat dia, kemarin aja gua masih kepikiran harusnya gua gak ngetik begitu

👁️: lu marah banget ya?

🍅: gue gak marah cuma kecewa sama kaget aja

👁️: gue khawatir kalo lu kalap nantinya

🍅: gakan bang, gue tau konsekuensinya. gua juga gamau ditinggal sakura. gak usah bahas lagi bang, gua beres packing duluan ke lobby ya

👁️: yoi, client nya 10 menitan lagi nyampe katanya. call gue kalo siap

🍅: oke

....

Sakura menggosokkan kedua telapak tangannya supaya mendapatkan kehangatan. Sweater hijau yang di pakai nya terasa tidak berarti malam ini, kalah dari dinginnya hujan dan situasi hubungan pemiliknya.

Ia menoleh ke arah jam lalu celingukan kembali berharap suaminya muncul. Obito bilang mereka akan tiba di bandara jam 20.00, bila benar adanya maka hanya beberapa menit tersisa.

Beberapa pergerakan dari berjalan ke toilet dan berganti posisi duduk telah ia lakukan. Bahkan ia juga memandangi foto dirinya dan Sasuke ketika pernikahannya tahun lalu di lockscreen ponselnya.

Ia menghembuskan nafas dalam lalu menoleh ke kiri yang ternyata suaminya berjalan ke arahnya. Sasuke menarik napas, wajahnya sulit terbaca. Masih ada jejak luka disana, luka yang diukir dari sebuah foto yang entah kenapa terasa seperti pengkhianatan.

Sakura berdiri di hadapan Sasuke sekarang, tangannya gemetar saat menggenggam jemari suaminya sendiri, "Sayang, tolong jangan diemin aku gini. Aku bisa jelasin semuanya"

Sasuke tidak menjawab, tapi tidak menarik diri. Itu cukup bagi Sakura melanjutkan.

"Yang di foto itu sebenarnya ada banyak orang, di sisi aku dan dia. Ka Temari dan Shikamaru juga disana" Sakura menatap dalam mata Sasuke, menyelami luka yang belum sembuh.

"Gaara ngasih kabar kalau bulan depan mau nikah di Amerika. Gak ada undangan online karena dia umumkan resmi di reuni kemarin" Sakura menggenggam tangan Sasuke lebih erat "Dia juga minta izin nyari kontak ka Itachi, karena dia tahu Kak Itachi sering ke Amerika untuk urusan bisnis"

Sasuke menghela napas dalam dan menunduk. Rahangnya menegang. Rasa lega dan kecewa berkecamuk seperti badai di dadanya.

"Aku juga minta maaf, karena foto itu asumsi kamu jadi jelek ke aku, kamu jadi overthinking dan kecewa"

Sakura mengerjapkan matanya dari rasa perih, ia menahan untuk tak mengeluarkan air mata. "Aku gak kuat liat kamu gelisah, kamu kecewa dan...marah".

Kemudian Sasuke menarik Sakura ke dalam pelukannya. Tubuh mungil itu masuk pas di dadanya, seperti potongan yang selama ini hilang. Hangat dan penuh.

Sasuke menunduk lalu mencium pucuk kepala Sakura. "Maafin aku, Sakura. Dari awal aku takut ditinggal kamu, di pisahkan karena kerjaan aja aku takut dan ketika liat foto itu...aku merasa kecil. Apa kurangnya aku?"

Sakura meraih wajah Sasuke, "Kamu cukup buat aku, Sasuke".

Dan mereka diam disana. Dalam pelukan yang saling menenangkan. Tidak ada lagi pertanyaan dan keraguan.

.....

Sakura terbangun lebih awal. Matanya terbuka pelan lalu merasakan berat di tubuhnya hingga tak bisa bangkit. Ia menatap setengah badan suaminya tengah berpaut padanya. Satu lengan kokoh melingkar memeluknya dan kakinya menyangkut di paha. Yang melelahkan adalah kepalanya tertidur di atas dadanya.

Sakura tersenyum kecil.

Hati yang kemarin penuh sesak, kini terasa ringan. Tak ada lagi bayang-bayang cemas dan keraguan. Semuanya sudah tumpah dalam pelukan dan air mata. Sekarang semuanya berlebur dalam cinta dan kehangatan.

Perlahan Sakura menggeser tubuhnya dari bobot 77kg pria yang menidurinya. Ia duduk di ranjang dan menatap Sasuke yang masih terlelap, alisnya tidak lagi tegang, dan wajahnya kembali polos.

Sakura menyentuh pipi suaminya, "Sayang bangun, kamu harus kerja". Sasuke mengerang pelan dan menenggelamkan wajahnya di punggung Sakura, melingkarkan lagi tangannya disana.

"5 menit lagi sayang..."

Sakura tertawa kecil, "Ka Obito bakal ngomel kalo kamu terus tiduran gini loh"

Sasuke mendongkak, wajahnya masih kusut tapi tak berpaling dan menatap Sakura. "Apa Obito aku pecat aja ya?"

"Heh yang bener kalo ngomong"

"Telingaku sakit denger omelan dia, mending di omelin kamu aja"

Mereka berdua tertawa. Sasuke bangkit mengekspos dadanya yang telanjang. Ia mencium bibir Sakura sebelum pergi ke kamar mandi.







[ END ]

Snippets SASUSAKUWhere stories live. Discover now