Serial Ingin Tahu

383 17 1
                                    

RAIN POV
Aku datang kemari. Di sini di bangun berarsitektur modern bergaya minimalis. Saat menjelajahkan kakimu kedalam bangunan ini kau akan menemukan sentuhan country style disetiap sisi ruangan. Bangun berlantai tiga. Lantai teratas adalah kantor, lantai kedua adalah private room untuk pengunjung restoran cafe dan galeri yang berbentuk seperti lingkaran didalam lingkaran. Di ruangan lingkaran terluar disekat-sekat membentuk ruangan kecil-kecil sebagai private room dan lingkaran yang lebih dalam berisi berbagai karya seni yang dipamerkan. Lingkaran paling dalam dibiarkan berlubang seperti donat yang bisa langsung melihat kebawah lantai satu tepat di pusat lantai satu yang di sana sudah di letakan grand piano steinway and sons berwarna hitam yang sangat menawan. Mereka yang lebih suka melihat pertunjukan dari atas di pinggir-pinggir lingkaran terdalam lantai dua maka sudah disiapkan kursi dan meja yang nyaman. Sedangkan yang lebih suka dengan jelas melihat pemainnya akan lebih memilih duduk di lantai satu sambil menikmati kudapan seperti yang sedang aku lakukan sekarang.

Plok plok plok

Tepuk tangan riuhku membuat dia menoleh ke sumber keramaian yang aku ciptakan. Aku tersenyum membentuk senyuman bulan sabit. Kemudian beralih kepada kudapanku lagi. Chesee cake dan coklat hangat. Yummy.

"Ohayou..."

"Ohayou."

"Kau menikmati makananmu nona?"

Aku mendongakan kepalaku melihat dirinya.
Dalam otakku aku terfikir, kenapa aku tidak minta tolong Hiro untuk jadi calon bertemu ibuku daripada aku merepotkan orang yang tak aku kenal. Ah andai kau datang lebih cepat Hiro. Tidak. Mana mungkin aku merepotkannya. Masalahnya saja belum selesai.

"Rain?"

"Te... tentu saja aku sangat menikmatinya. Tapi aku lebih suka menikmatinya bersama iringan pianomu tuan." Dia menggelengkan kepala sambil mengambil alih kudapanku.

"Pertunjukan hanya untuk malam hari." Katanya singkat setelah mencomot kudapanku.

"Ayo main lagi instrumental yang tadi."

"Apa kau menikmati alunan menyedihkan itu?"

"Aku suka jika kau yang memainkannya seperti lebih menjiwanya hehe."

"Kau memujiku atau
mengejekku huuu..."

"Aku akan mengabulkan satu permintaan untuk instrumental yang tadi jika kau mau memainkan
nya untukku."

"Satu permintaan emn apapun?"

"Yap tapi permintaannya harus sesuai norma yang berlaku dan akan hangus setelah matahari tenggelam besok."

"Apa-apaan itu..." Dia mendengus lagi dan aku hanya bisa terkekeh melihat kelakukaannya.
Kemudian langsung pergi dan menempatkan dirinya untuk duduk di tempat duduknya. Melakukan sedikit senam jari. Aku juga ikut duduk disampingnya. Hiro menoleh kepada tapi aku hanya tersenyum saat dia menoleh.

"Siap?"

"Hai senpai."

"Tunggu." Aku mengerutkan kening saat dia tidak jadi menyentuh tuts-tuts piano.

"Kau yang menyanyi."

"Hah?"

"Itu permintaanku." Katanya dengan muka tidak berdosa. Oh yaampun yang benar saja.

"Baiklah. Apa judulnya?" Aku merogoh ranselku dan mengaktifkan pencarian wifi terlebih dahulu sebelum membuka google.

"Only i didn't know."

"Gemini? Korea?" Hanya dijawab dengan mengangguk sebagai pertanda kalau yang aku cari sudah benar.

"Mulai."

Hard CommitmentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang