UN Village 11-289 Hannam-dong, Youngsan-gu - Seoul
Winter terlihat mondar mandir menelepon nomor Yujin dan Minju. Dan keduanya tidak menjawab teleponnya, dan saat ia menelepon Giselle, namun hasilnya nihil.
Winter mendapatkan kabar bahwa sekertaris kakaknya itu jatuh saat akan mengemukakan rancangan.
Yujin yang membawa Minju ke rumah sakit, sedangkan Giselle membantu untuk mengemukakan rancangan Lotte dan juga rancangan Mitsubishi.
Namun hingga saat ini, Winter tidak mendapatkan kabar dari Yujin. Malah Giselle mengabarinya bahwa Minju sudah pulang bersama Yujin.
Winter menghela nafasnya berat merasa bersalah atas apa yang terjadi pada Minju.
Minju adalah anak buahnya, dan ia tidak bisa menjaga Minju. Winter menjadi benar benar merasa bersalah.
Cklek~
Winter tidak bergeming dan terus mencoba menghubungi Minju walaupun seseorang keluar dari kamar.
"Masih belum bisa di hubungi?" tanya Karina masih dengan rambut basahnya yang ia keringkan dengan handuk sebari menatap Winter.
"Belum, Yujin juga di telfon terus di reject. Gigi juga gak tau mereka dimana" ucap Winter panik.
Karina yang melihat Winter sangat khawatir itu menghentikan kegiatannya mengeringkan rambutnya dengan handuk.
"Kamu segitu khawatirnya ya sekertaris kamu kenapa napa?" tanya Karina dengan nada lembut.
"Minju itu dekat sama saya, dia juga bagian tanggungjawab saya. Saya tidak bisa jika belum tau keadaannya" ucap Winter kembali mengirim pesan pada Yujin.
Mendengar itu, Karina kembali mengeringkan rambutnya dengan handuk namun kali ini cukup pelan.
Entah apa yang ia pikirkan...
"Kamu ada hubungan spesial sama Minju?" tanya Karina membuat Winter menatap Karina sebentar lalu kembali menatap ponselnya.
"Dibilang spesial, kita dekat. Dia sudah lama dengan saya, jadi dia orang yang penting. Saya peduli dengan dia" ucap Winter lalu menghubungi lagi.
Karina yang mendengar itu langsung menuju kearah ruang laundry untuk meletakkan handuknya. Entah mengapa ia tidak mau mendengarkan lagi soal Minju yang dekat dengan Winter.
"Noona, kakak berangkat ke Paris besok pagi. Noona tidak mau tidur di rumah halmonie sama kakak? agar pagi bisa ikut mengantar ke bandara. Jika noona mau, akan saya antarkan ke rumah halmonie" ucap Winter.
Mendengar itu Karina lalu berbalik dan menatap Winter.
"Sudah selesai masalah Minju? cepet banget ganti topiknya, tcih" ucap Karina mendecih.
"Hmmm, saya sudah hubungi, dia sudah di rumah diantarkan oleh Yujin tadi" ucap Winter mendekati kakak iparnya.
"Noona mau saya antar?" tanya Winter sekali lagi.
"Kamu mau saya pergi dari sini? mau bawa Minju kesini? gak apa apa kok kamu mau bawa dia nginap disini, gak usah peduliin saya. Nanti saya di kamar aja" ucap Karina pada Winter.
"Ha??" tanya Winter tidak mengerti membuat Karina mendecih lagi.
"Dasar anak kecil..." ucap Karina langsung pergi meninggalkan Winter yang kebingungan dengan sikap Karina.
"Noona? saya ada salah sama noona? saya minta maaf" ucap Winter mengejar Karina keruang tamu.
Winter menatap Karina yang duduk santai di sofa ruang tamu menghidupkan tayangan televisi, hingga Winter langsung melangkah dan duduk di sebelah kakak iparnya.
"Noona..." panggil Winter yang diabaikan oleh Karina.
"Noona..."
"Noona..."
"Yeppeun noona~" ucap Winter menirukan suara Shinchan membuat Karina akhirnya tertawa dan memukul bahu Winter.
"Apasih kamu? ngapain?" ucap Karina berusaha menyembunyikan senyumannya.
"Noona saya lapar, mau makan ramyeon sama saya?" tanya Winter tiba tiba membuat Karina melotot mendengar pertanyaan Winter.
"Yaaaakkkk!! kamuuu!" pekik Karina langsung berdiri dan menyentuh pipinya yang memerah.
"Mau tidak? saya ada dua, tadi bibi Gong bilang ada varian baru di lemari" ucap Winter.
"Memangnya kenapa?" tanya Winter hingga akhirnya Karina mendecih dan masuk kekamarnya.
"Noona?? noona saya salah lagi ya? noonaaaa~~" panggil Winter saat Karina menutup rapat pintu kamarnya.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.