Matahari terlihat dari ufuk barat, dengan semburat cahaya cerah nya yang terlukis di kanvas alam, semalam indah dan ke empat anak nya sudah membereskan baju baju dan seluruh barang yang mereka bawa ke rumah baru nya,jadi sekarang mereka sedang berkumpul di ruang tamu, rumah nya memang tak sebesar seperti rumah mereka yang dulu, tapi menurut indah ini lebih nyaman untuk diri nya dan anak anak, apapun alasannya ia tak ingin tinggal satu atap dengan Daniel lagi, mungkin jika seluruh hak asuh anak nya jatuh ke tangan indah, indah akan pergi dari sini ke tempat dimana tak ada Daniel dan orang orang nya, ia ingin memulai kehidupan baru dan melupakan trauma yang di berikan oleh Daniel.
Rasa benci itu selalu singgah di hati mungil indah, namun rasa cinta nya juga tak mau kalah untuk singgah, indah terlalu bingung dengan perasaan nya sendiri, dia benci tapi dia juga cinta, ah mungkin hanya semesta dan tuhan yang tau, setiap ia mencoba berdamai dengan keadaan pasti semesta kembali menyadarkan nya, dan setiap ia melihat wajah Daniel ia selalu terbayang hari di mana ia hancur saat melihat suami nya tidur bersama wanita lain sungguh itu membuat rasa benci indah berkali kali lipat, indah menatap satu persatu anak perempuan nya, ah rasa nya dunia tidak adil pada mereka, mengapa mereka tak di izinkan bahagia?, setiap malam indah selalu menangis memikirkan bagaimana nasib anak anak nya setelah ini, apakah mereka baik baik saja atau justru semakin terluka.
"Mam" panggil ashel saat melihat sang mami hanya melamun, se-perdetik kemudian indah tersadar "ngelamun terus mam?" Tanya ashel dan di balas senyuman oleh indah "eh, eumm mami butuh pendapat kalian dong" kata nya pada empat anak nya, di depan anak anak nya indah harus terlihat kuat agar tak menyusahkan anak nya.
"Apa tuh?" Tanya Kathrin penasaran "mami kan udah ga sama papi kalian, terus juga kalian bertiga kan masih sekolah, eumm, mami niat nya mau buka usaha, tapi usaha apa ya?" Tanya indah pada anak anak nya karena ia juga bingung harus membuka usaha apa untuk menghidupi ia dan ke empat anak nya "ga usah mam, biar acel yang kerja" indah tersenyum ke arah ashel lalu mengelus rambut anak itu "hasil kerja ashel buat ashel aja, kalau buat adek adek mami kerja sendiri aja, mami ga mau nyusahin kakak" kata indah ia berharap anak nya mengerti dengan maksud ucapan nya.
"Bikin toko kue aja mam, mami kan jago bikin kue" kata Ribka membuat indah berpikir sejenak "jangan mam, bikin lestoran aja, mami kan masak nya enak" usul Kathrin yang tak mau kalah dengan Ribka "eumm, mam, bukan nya mami dulu punya butik ya?" Tanya Marsha mencoba mengingat ingat tentang kesibukan mami nya dulu "ah iya itu mam, gimana buka butik lagi aja?" Usul ashel dan di angguki oleh Marsha
"iya sih, tapi butik itu tuh di kelola sama papi kalian, jadi mami takut ga bisa ngambil nya" ucap indah dengan lemas "tapi masih atas nama mami kan?" Tanya marsha membuat indah segera mengangguk "NAH!, masih bisa lah mam, apa mau acel yang ngomong?" Tawar ashel membuat indah sedikit terkejut saat anak itu berteriak, dengan cepat indah memukul lengan tangan nya "ya ampun, ngagetin aja sih kamu" kata indah yang masih memegangi dada yang yang berdegup kencang "ga usah deh kak, biar mami yang ngomong aja" ucap indah dan di angguki oleh ashel "besok ribi sama Atin sekolah nya di anter mami ya" perintah indah dan di angguki oleh kedua nya "Marsha sama kak acel ya?" Marsha pun mengangguk dengan senang hati.
ke esokan hari nya mereka semua bersiap untuk berkegiatan, indah sudah selesai memanasi mobil nya, dan ia sedang menunggu ke dua putri nya yang entah sedang apa sehingga membuat indah menunggu cukup lama "mam, acel sama Marsha pamit ya" pamit ashel mencium punggung tangan indah lalu bergantian dengan Marsha "hati hati ya kak" pesan indah dan di angguki oleh kedua nya, mereka berdua pun mengangguk dan pergi dari sana. Indah kembali fokus pada kedua putri nya yang belum kunjung keluar "RIBI, KATHRIN" teriak indah karena lelah menunggu mereka berdua "iya mami" saut mereka berdua sedikit samar samar, lalu dari arah pintu terlihat dua gadis kecil yang berlari ke arah nya "ayu mam, ribi udah siap" ajak ribka dengan antusias "lama benget sih kak?" Ucap indah dan di bales senyuman oleh kedua nya "sorry ya mom, ribi nih" jelas Kathrin membuat indah mengangguk "ya sudah ayo berangkat, hari ini kita jemput Olin" ucapan itu membuat kedua nya tersenyum sangat senang.
STAI LEGGENDO
Lara yang tak kunjung USAI ||•ondah•||
Storie brevirumah yang tadinya harmonis, berubah 180° hanya dalam satu malam,dan di sini lah kehancuran di mulai Entah siapa yang salah di sini,dan siapa yang tersakiti disini, semuanya merasakan sakit yang sama,namun mereka lebih memilih bertahan karena alasan...
