pergi

482 48 5
                                        

indah berjalan menuju ke arah kamar,air matanya perlahan menetes satu persatu,rasa sedih dan sakit hati itu masih ada,indah tidak sekuat itu untuk melihat selingkuhan suaminya,rasanya ia ingin pergi dari rumah ini dan meninggalkan daniel seorang diri,indah terlalu takut untuk bercerai,ia takut hak asuh anak nya tidak sepenuh nya ke indah

Indah tidak ingin berpisah dengan anak anak nya,karena mereka lah alasan indah bisa bertahan sejauh ini,indah tidak memiliki alasan untuk menceraikan Daniel pada keluarga nya. Air mata indah terus berjatuhan dengan sendirinya

'tuhan,dosa ku yang mana hingga kamu menguji kue sehebat ini,tolong luaskan hati ku ya Allah,bantu aku memilih keputusan agar tidak menyesal kedepannya' suara hati indah terdengar begitu memohon pada Tuhan nya,ia menangis menutupi wajah nya yang sudah sembab

Saat ia sedang menangis tiba tiba ada yang memeluk tubuh nya,indah menoleh ke arah orang itu "mami" kata ashel lirih "shel?" Ashel mengangguk dan kembali memeluk indah "kalau mami sakit,kita akhiri ini semua ya mam?" Ucap ashel dan membuat indah kembali menangis

"Mami ga tau harus gimana shel,mami bingung,mami minta maaf sama kamu dan sama semua anak mami,mami belum bisa bahagiain kalian" ucap indah lalu mencium pipi ashel

"Ashel juga minta maaf mam,ashel belum bisa bela mami di depan mereka" kata ashel sambil mengusap jejak air mata indah

"Kalau suatu hari mami ga sama kalian,kalian jaga diri baik baik ya" buru buru ashel menggeleng "engga mam,kita harus sama sama terus" indah tersenyum pedih menatap putrinya

Setelah itu mereka berdua keluar kamar dan duduk di ruang keluarga sambil menonton TV sedikit menenangkan hati agar tidak sedih "mam,kemarin aku ketemu sama Tante Shani,dia nanyain mami" ucap ashel yang baru saja mengingat pertemuan nya dengan teman baik sang mami "ouh ya?,mami udah kangen sama dia,kapan kapan main yu ke rumah Tante Shani" ajak indah dan di angguki oleh ashel

"Mba,itu ada piring kotor di meja makan loh" ucap Lia yang berada di tangga "masa ga di beresin?,jadi istri orang tuh jangan males males mba" ucap Lia lagi dan sekarang ia sudah duduk bersama indah "saya kan ga makan?,kenapa saya yang harus beresin?" Ucap indah tanpa melihat Lia ia masih fokus

"Sana lu aja yang cuciin,kalau mau jadi istri nya papi,harus bisa nyuci piring!" Kata ashel membuat indah tersenyum dan mengacungkan ibu jari nya

"Mami kan mau pensiun jadi istri papi,jadi gantian lu lah" kata ashel membuat Lia berfikir maksud dari ucapan ashel "udah lah cel,jangan ngobrol sama dia" tegur indah dan di angguki oleh ashel

"Bentar,jadi mba mau cerai sama mas Daniel?" Tanya Lia penuh harapan,ia berharap indah benar benar cerai dengan Daniel agar ia bisa menjadi istri Daniel "kenapa?,ga sabar banget ya?,kalau mau jadi istrinya Daniel harus bisa ngurus anak saya" kata indah berdiri dari posisi duduk nya

"Tapi li,kaya nya anak saya ga Sudi deh punya ibu kaya kamu" ucap indah sambil tersenyum sinis,ashel beranjak dan berdiri di samping indah "Yap bener banget mam" kata ashel lalu pergi dari sana meninggalkan indah dan Lia

"Its oke mba,cuma ngurus anak anak kan?,aku bisa"

"Saya ga percaya,buktinya greesel kamu titipin ke saya" kata indah mampu membuat Lia terdiam seribu bahasa.

Malam hari pun tiba,indah dan sembilan anak nya sedang berada di ruang keluarga kata nya mereka akan tidur disana lagi. Jadi indah menuruti kemauan semua anak nya

"Udah pada bobo ya?" Tanya indah pada Luna,karena ia habis membereskan dapur yang sangat berantakan oleh anak anak nya yang mencoba memasak sendiri "udah mom,tinggal Luna sana ashel yang belum bobo,kita mau liat Drakor soal nya" indah mengangguk lalu bergabung bersama anak anak nya yang sudah tertidur

Lara yang tak kunjung USAI ||•ondah•||Where stories live. Discover now