Kereta kuda sudah siap, begitu juga Matthias dan Claudine bersiap keluar kota bersama karena ada wabah penyakit demam berdarah.
Membutuhkan sekitar 3 jam agar bisa sampai di Kota Veloca, tempat tujuan mereka.
Dan 3 jam itu Claudine habiskan dengan menggosipkan berbagai skandal-skandal panas, contoh nya ada seorang bangsawan yang terkenal baik dan ramah ternyata malah menjalin hubungan dengan gadis di bawah umur yang mana anak itu sudah meninggal karena bunuh diri.
Sungguh seru Claudine membeberkan cerita itu tapi malah tidak di tanggapi serius oleh si empu nya.
.
.
.
Beruntung perjalanan berjalan lancar, sehingga mereka sudah sampai di Kota Veloca dengan cuaca sore yang cerah.
Para warga setempat langsung menyambut mereka, lalu menyediakan tempat tinggal untuk Matthias dan Claudine beristirahat.
Matthias begitu memasuki penginapan dan melihat ranjang, ia langsung berbaring, ia lelah harus mendengar berbagai ocehan dari tunangan nya itu.
Berbeda dengan Claudine, energi gadis itu tidak ada habis nya, ia masih ingin melihat-lihat kondisi Kota itu.
Tapi berhubung pakaian nya terlalu mencolok, Claudine meminta Sofia untuk mencarikan baju yang paling sederhana.
Ketika merasa penampilan nya sudah merakyat, barulah Claudine berjalan-jalan dengan bebas.
Pertama-tama gadis itu mencari makanan dulu, kemudian di lanjut ketempat karantina, tempat berkumpulnya warga yang sudah terjangkit.
"Nona," Sofia menghentikan langkah Claudine saat mau memasuki tempat karantina.
"Kenapa Sofia?"
"Itu Nona, lebih baik Nona memakai masker."
"Masker? Apa itu?" Alis Claudine mengernyit bingung.
"Untuk menutupi hidung dan mulut Nona."
"Sebentar Nona, biar saya carikan dulu."
Claudine menurut, ia menunggu Sofia membeli scraft di toko depan.
"Ini Nona."
Claudine menatap Sofia heran.
Pelayan itu pun mempraktikkan cara ia menggunakan scraft menjadi penutup hidung.
Lagi-lagi Claudine menirukan apa yang Sofia lakukan.
"Kenapa kita harus seperti ini?" tanya Claudine penasaran.
"Nanti saya jelaskan setelah melihat warga Nona."
Claudine terpaksa setuju, lalu mereka masuk dan dapat ia lihat orang-orang yang berbaring sembari merintih kesakitan.
Claudine menemui dokter, ia mengaku bahwa ia Putri Mahkota. Tahu identitas sang tamu pun, dokter itu menjelaskan bahwa semakin hari semakin banyak warga terjangkit penyakit ini.
Entah bagaimana keasyikan berdiskusi, tak terasa 2 jam berlalu.
Claudine pamit kepada dokter beserta warga nya, dan sebelum ke penginapan gadis itu menggeret pelayan nya ke taman terdekat. Ia masih penasaran.
"Jadi Nona, alasan memakai penutup hidung itu agar Nona tidak tertular penyakit demam berdarah itu."
Merasa sia-sia mendengar jawaban nya yang ternyata sangat sepele, Claudine bertanya dengan sebal,
"Tau dari mana kau tentang itu? dan kenapa tidak menjelaskan nya dari tadi? buat orang penasaran saja."
"Maafkan saya Nona, sebenarnya di kampung saya sebelum nya ada wabah penyakit ini, dan pencegahan nya dengan penutup hidung ini." jawab pelayan itu.
YOU ARE READING
DEVIL FIANCE
Short StoryWARNING CERITA DEWASA 21++ Dia Matthias Van Grasswall, jika menyebut nama pria itu hanya ada kesan yang baik tersemat untuk nya. Pria kharismatik, tampan, tatapan nya yang menggentarkan hingga mampu membuat gadis manis bernama Claudine Van Harmonia...
