Alin berusaha meraih sosis panggang yang letaknya cukup jauh. Membuat ia harus berdiri dulu untuk bisa mencapai nya.
"Mau apa?" Tanya Arsa saat Alin ingin berdiri.
"Sosis panggang,"
"Gue aja." Arsa meraih setusuk sosis panggang dengan mudah. Karena letaknya lebih dekat dengannya. "Nih."
Alin tersenyum lebar seraya menerimanya. "Thanks."
Pergerakan itu, tak luput dari mata Emir.
Tak bisa dipungkiri, ia cemburu.
"Makan yang banyak Lin, nih makan." Emir menaruh beberapa potong daging di piring Alin, membuat gadis itu menoleh sedikit heran. Rupanya, cowok itu tak mau kalah.
"Apa nih apa nihhhh? Gue mencium bau-bau pdkt," ucap Shera heboh.
"Siapa Sherr Siapaa???" Tanya Hoshi tak kalah heboh.
"Yang ono nohhh,"
"Yang mana yang manaaa?"
"Yang itu Hoshhh,"
"Ohh yang duduk nya sampingan itu yaa??"
"Seratuuus,"
Shera dan Hoshi sama-sama tergelak, kemudian bertos ria.
Julian dan Ejak selaku orang yang mengetahui kalau Emir menyukai Alin jadi saling melirik, lalu menunduk menahan tawa.
Nunu langsung menatap Emir dan Alin secara bergantian. Masih nge-lag. Alias belum nyambung. Berbeda dengan Wawa yang sudah ikutan bersorak heboh bersama dengan Shea.
Sementara Arsa hanya diam ditempat nya berusaha tidak peduli. Sesekali mengibas-ngibaskan kaos nya kepanasan.
Gerah euyy. Padahal angin pantai sepoi-sepoi. Sepertinya hanya Arsa yang kepanasan disini.
Dan Gevan, ah cowok itu selalu menyadari gelagat aneh Arsa. Dan ia selalu paham.
Gevan benar-benar cenayang.
💜💜💜🌕💜💜💜
"Main kembang api ayo!" Ejak datang menghampiri teman-teman nya yang sedang duduk-duduk di gazebo. Menikmati angin malam pantai.
"Mana dulu kembang api nya?" Tanya Emir.
"Adaaa di mobil,"
Lihatkan? Ejak benar-benar orang yang penuh persiapan.
"Gas mah kalo gitu!"
Edo dan Hoshi langsung berlari mengikuti Ejak kearah mobil. Dua cowok itu selalu berantusias kapan pun dan dimana pun.
Nunu yang sedang bermain ayunan memilih untuk menyuruh Julian selaku pendorong ayunan untuk menghentikan nya. "Julian stopp, gue mau main kembang api ajaa,"
Julian pun menurut lantas menggeleng pelan. "Bocah."
Sementara itu, di sudut gazebo ada Gevan yang sudah terkantuk-kantuk mendengarkan Wawa bercerita.
"Gavan! Bangun ih!" Wawa mencubit perut Gevan kesal.
Gevan mengerjap pelan, "iya gue denger." Ucapnya dengan mata sedikit terpejam, membuat Wawa jadi mendengus sebal.
Emir menyalakan api unggun.
Dan Alin berbincang-bincang dengan Arsa di teras villa.
"Sa, tar lo mau kuliah dimana? Jadi keluar negeri?"
Pertanyaan random Alin itu membuat Arsa terdiam di tempat nya. Cowok itu belum bisa memastikan. Bukan dalam artian ia masih bingung. Ia sangat ingin berkuliah di luar negeri, tapi... gadis itu selalu masuk didalam pikiran nya. Iya, Alin lah yang membuat Arsa bimbang.
YOU ARE READING
Which One? (SS1)
Teen Fiction"Lo kenapa sih??" "Gue suka sama lo," "Terus, kalo lo??" "Gue juga suka sama lo," Mampus. Tolong Alin untuk menghilang dari hadapan mereka berdua sekarang. TOLONG. Alin benar-benar bingung. Siapa yang harus ia pilih. Ini pilihan yang sangat sulit...
💜18. 2 rasa
Start from the beginning
