9

247K 10.4K 880
                                    

KATYA

Senin. Kenapa gue benci banget ya masuk sekolah hari senin?

Ya tapi mau gimana lagi? Gue di sini buat sekolah. Gue ingat banget kata-kata Papi. Papi mengizinkan gue tinggal sama Agatha buat belajar, bukan buat malas-malasan apalagi pacaran.

"KATYA! KATYA!" panggil Eriska. Ya salam pagi-pagi gue udah dibikin budek ama si Eriska.

"Paan?" tanya gue seraya menjatuhkan tas di atas kursi dan duduk di meja.

"Hot news!" serunya.

Hm. Eriska emang biang gosip ya, gue enggak paham lagi. "Apa?"

"Lo mau yang bagus dulu apa yang jelek dulu?"

Gue berujar dengan malas, "Yang bagus dulu, deh."

"Oke, jadi, guru-guru enggak masuk. Jadi, mereka diganti sama guru PPL! Yeeeaaayyy!" Eriska berteriak kencang. Halah, apa bedanya? Tetap ada guru. "Lo jangan ingatin soal ulangan kimia hari ini, jangan juga soal PR matematika."

"Oke. Terus, bad news-nya?" tanya gue.

"Tapi lo jangan marah terus mencak-mencak ya, Kat ...," kata Eriska hati-hati.

Kenapa perasaan gue jadi nggak enak ya?

"Itu ...," ucapan Eriska menggantung.

"Itu apa?"

"Fans-fans-nya Nathan pada gosipin lo. Dari berbagai sumber, kebanyakan mereka bilang lo cabe lah, gampangan, murahan, dan banyak lagi. Kebanyakan sih dari Kiara sumbernya."

WHAT?!

ENGGAK SALAH? YANG ADA ITU MAH MEN-DESCRIBE GENGNYA SI KIARA ITU. BUKAN KATYA OEMJI HELLAW. PADA BUTA KALI YA ENGGAK BISA BEDAIN MANA KATYA MANA MAK LAMPIR.

" Gila kali ya nyebelin banget. Cabe kok teriak cabe," ujar gue.

"Heh! Ssst ..., kan lo udah bilang enggak akan mencak-mencak," sahut Eriska.

Yeh siapa yang enggak kesel sih digituin? Meskipun kata Mami enggak boleh suudzon, tapi emang siapa lagi yang hobi nyebarin gosip murahan kalau bukan Kiara dan gengnya itu.

"Selamat pagi Anak-Anak!" sapa seorang guru, perempuan, masih muda, mungkin umurnya sekitar 26-27-an.

Duh. Padahal pelajarannya matematika, tapi mood gue udah anjlok. Gimana ceritanya gue mau paham? Dikit lagi ujian, for goodness' sake.

Gue menatap ke depan, tempat si ibu memperkenalkan diri dengan gayanya yang kalem. Tiba-tiba terdengar suara ketukan dari pintu. Sontak seisi kelas menoleh.

Dan ..., muncullah makhluk ber-hoodie abu-abu di ambang pintu. Pemuda itu tersenyum sedikit. "Maaf Bu, saya telat."

....

Tahu itu siapa? Ya siapa lagi kalau bukan si Sethan. Mana gurunya guru PPL pula, mana tahu Nathan bukan anak kelas ini.

"Oh iya, silakan masuk!" jawab si ibu. Ah, help. Nathan pasti ada apa-apanya kalau sekelas sama gue. Nathan berjalan mendekat ke arah kursi gue, dan dia bahkan ngegusur Eriska dari bangku di samping gue, sehingga gue sekarang duduk sebangku sama Nathan.

Dear, Jantung. Yang kuat ya sayang.

****

"Lo ngapain di sini?" bisik Katya.

Nathan meliriknya santai. "Bosen, kelas gue belajar geografi. Enek gue."

"Tapi lo mana bisa di sini, kalau diabsen gimana?"

Bad RomanceWhere stories live. Discover now