20

170K 9.4K 284
                                    

"Maaf, Ken. Tapi gue enggak bisa."

"I don't wanna mess it up," bisik gadis itu.

"But why, Kat? Everything seems so perfect. You and I, we're perfect."

Katya tersenyum pilu. Mereka tidak pernah sempurna, mereka tidak akan pernah.

Satu satunya alasan, karena nama Kenzo tidak pernah terukir dengan sempurna dalam hati Katya. Tidak bahkan setelah mereka menghabiskan nyaris satu tahun bersama.

Ini sudah kesekian kalinya Kenzo menyatakan rasa cinta, mengharap lebih dari sekadar hubungan tidak jelas seperti ini. Katya memang sudah jatuh cinta kepadanya, Kenzo tahu, tapi Katya lebih cinta pada masa lalunya yang tak kunjung kembali.

Ralat, masa lalunya yang entah akan kembali atau tidak.

Katya sudah lama menyerah, tentu saja. Ini adalah tahun ketiga tanpa kabar dari Nathan, dan dia sudah muak dengan segala yang berbau Nathan.

Dia pindah rumah, tinggal mandiri di sebuah apartmen kenamaan di Jakarta, hidup di antara hiruk-pikuk macetnya ibu kota.

Gadis itu nyaris lupa rasanya tinggal di tempat seperti rumahnya dulu yang telah dijual oleh kedua orangtuanya. Dan, Katya setuju itu.

Tempat-tempat di sana mengingatkannya akan banyak hal, termasuk Agatha dan rasa kehilangannya. Serta, tentang Nathan. Berada di sana hanya akan membuat rindunya menggila, dan dia tidak ingin itu. Dia ingin terlepas dari belenggu yang dinamakan cinta, rindu, dan rasa.

Dan mungkin, itu yang menyebabkan hubungannya dengan Kenzo gagal kali ini. Dia tidak ingin, lebih tepatnya tidak mampu terikat lagi.

Tidak, tidak oleh orang lain selain Nathan. Karena meski berusaha sekeras apa pun, hati kecilnya masih mengikat erat kepada Nathan. Karena meski dia menolak perasaan itu, Katya masih ingin Nathan kembali.

Katya masih ingin Nathan di sini.

Ah, Katya pikir, setelah berkali-kali dihadapkan dengan kenyataan yang tidak sesuai keinginan, dia akan jadi realistis. Tapi tidak, dia masih Katya yang dulu. Katya yang naif, Katya yang percaya pada hal-hal yang hanya ada dalam buku dongeng.

Katya bak putri di dalam menara. Terjebak, terbelenggu dalam dirinya sendiri, menunggu sang pangeran berkuda putih datang menyelamatkannya.

"I ... I'm so sorry ,Ken. But we can't be together," ujarnya nanar. Ditatapnya wajah Kenzo yang pucat dan lelah. Pemuda itu memalingkan wajah, lalu berujar dengan marah.

"Ini gara gara mantan kamu itu, iya kan?"

"Kenzo, this has nothing to do with him."

Katya tidak menyalahkan Kenzo untuk marah. Dia juga akan menjadi seperti Kenzo jika seperti ini kejadiannya. Kenzo terlalu baik, terlalu sabar untuk berada di sampingnya selama setahun ini, berusaha membuka hatinya yang tersegel rapat.

Katya tidak bisa egois dengan menahan Kenzo di sini meski dia akui dia merasa nyaman berada di dekat pemuda itu. Tapi pemuda itu pantas bahagia, dan bahagianya bukan dengan Katya.

"Oh, tentu aja ini ada hubungannya sama mantan kamu. Semua ini tentang mantan kamu, Kat."

"Ken -"

"Astaga, Katya. Stop being so naïve. He ain't gonna come back for you!" ujarnya.

Katya diam, tertunduk di tempatnya berdiri.

"Dia enggak akan ada lagi buat kamu, Kat. Cuma ada aku. Aku yang bakal ada di sini, bukan dia. Bukan Nathan."

Bad RomanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang